.
.
.
.
.
.Rosé membaca ulang buku agendanya, meletakkannya asal dan keluar dari apartmentnya. Membawa mobilnya menuju restaurant tempat Jisoo bekerja, sebenarnya dia tidak tahu juga gadis itu saat ini masuk apa, tapi dia juga tidak tahu kemana harus mencari Jisoo selain tempat itu. Rosé menanyakan pada salah satu karyawan disana dan mengatakan bahwa Jisoo masih berada di belakang. Rosé merasa senang dia beruntung malam ini. Rosé memutuskan menunggu Jisoo di dalam mobilnya, teringat lagi dengan tulisan tangannya sendiri tapi dari dirinya yang lain.
'Apapun yang ingin kamu ketahui tentang dia, tanyakan sendiri padanya. Dia gadis yang cantikkan? Dia juga gadis yang menyenangkan, mengapa tak coba mengenalnya? Ah, sepertinya kita harus bertanggung jawab padanya, kamu sudah mengambil 'hartanya' atau aku, haha. See you next time Roséanne Park.'
Rosé melihat Jisoo yang keluar dari pintu karyawan bergegas menghampiri Jisoo. Jisoo memandang Rosé dengan tatapan sangat heran, apa yang gadis ini lakukan didepannya. Apa dia sengaja menunggu dia selesai dengan jam kerjanya.
"Hai, ehm bisa kita bicara?" Tanya Rosé dengan ragu-ragu.
"Aku pikir kita sudah tidak lagi saling mengenal."
"Aku.. aku tidak mengatakan hal itu."
"Apa kamu punya sakit gagap? Seingatku kamu begitu lancar saat merayuku pertama kali."
"Tidak.. aku tidak gagap. Hanya saja, gugup." Rosé menjawab dengan lirih.
"Hemm hanya beda a dan u saja. Mau bicara lama atau sebentar?"
"Yak!! Aku sudah berusaha baik padamu kenapa kamu sangat jutek padaku?"
"Mwo! Jadi tidak tulus baik padaku? Jangan lupa kamu yang.."
Rosé segera menutup mulut Jisoo tahu apa yang akan dikatakan gadis itu selanjutnya. Merasa jaraknya yang terlalu dekat Rosé segera melangkah mundur dengan wajah memerah dan dengan isengnya Jisoo menjilat tangan Rosé sebelum Rosé menarik tangannya dari bibirnya menyebabkan Rosé tersentak dan melepaskan tangannya dengan wajah semakin memerah.
"Aish kamu menjijikan, kenapa harus menjilat tanganku."
"Bukannya kamu juga sudah.."
Rosé kembali menutup mulut Jisoo dan langsung melepaskannya kembali, menjaga jarak aman mereka. Rosé dengan salah tingkah menunjuk mobilnya dan berharap Jisoo akan mengikutinya tapi baru beberapa langkah Rosé berbalik kebelakang, justru melihat Jisoo berjalan berlainan arah dengannya. Dengan kesal Rosé mengejar Jisoo dan menarik tangannya, membuka pintu mobilnya memaksa Jisoo agar masuk kedalam.
"Kenapa tadi tidak mengikutiku?"
"Memang kamu bilang kalau aku harus ikut denganmu, kamu hanya menunjuk mobilmu ya kupikir kamu berubah pikiran dan pulang."
"Sudahlah, dimana rumahmu? Biar aku antar setelah itu baru kita bicara."
"Jadi sekarang kamu ingin pindah tempat kerumahku?"
"Astaga Jisoo. Aku tidak ingin mengajakmu ber... aku hanya ingin bicara." Rosé berusaha mati-matian menahan rasa malunya menyebutkan kata-kata itu. Jisoo tersenyum melihat wajah Rosé yang kembali tersipu malu. Sungguh berbeda dengan gadis yang dia kenal sebelumnya yang sama sekali tidak mempunyai rasa malu sedikitpun dan terkesan straightforward.
KAMU SEDANG MEMBACA
We are One ( End )
FanficNo description, curious ? Baca aja... ;) Bahasa suka - suka.... #Chaesoo #gxg #girlxgirl Homophobia skip ya