Pemburu bijju 4

1.4K 116 49
                                    

Di dimensi lain, Cakra Naruto sedang di serap dengan kejam oleh Momoshiki Otsusuki, Naruto terus berteriak kesakitan, sementara tangan dan kakinya terjerat dengan akar pohon.

"Bagaimana rasanya menjadi pupuk dari tunas yang kubuat ini?enak kan?!" Tanyanya.

"Sial, itu brutal sekali" Kata Kiba.

"Pasti sangat menyakitkan" Mendengar apa kata Tenten, Hinata hanya bisa tersenyum kecil, bagaimanapun dia mengalami hal yang serupa saat ini, hanya saja, cakra nya terserap cukup lambat.

"Pohon suci itu di buat dari orang sepertimu,manusia yang menjadi wadah bijuu" Kata Kinshiki.

"Pak tua Bee" Batin Naruto di tengah rasa sakit.

"Sebentar lagi, kaupu  akan menjadi bagian dari pohon suci" Kata Momoshiki.

Cakra merah keluar dari perut Naruto.

"Benar-benar cakra yang sangat banyak,sampai sejauh ini masih terambil setengah ya" Lanjut Momoshiki saat melihat cakra itu tak kunjung habis di serapnya, sementara Naruto menjerit kesakitan.

"Astaga.. " Semua orang hanya bisa menghela nafas, 'itu kejam' fikir mereka.

"Benar-benar memakan waktu" Kata Momoshiki sembari melepaskan tangannya dan transfer cakra itu terhenti beberapa saat, Naruto tersenggal-senggal.

"Maaf saja, asal kalian tahu saja, kami para ninja tidak menyerah semudah itu Dettebayo" Katanya meski dengan nafas terputus-putus.

"Woah... Naruto... Aku tahu kau sangat menyebalkan dan sok berani, tapi apa itu... Astaga.. Kau memprovokasi orang-orang itu? " Kiba menatap Naruto dengan takjub, sedangkan Naruto menatap kiba dengan tatapan aneh.

"Oi.. Oi... Apa itu sebuah pujian?" Katanya protes.

Momoshiki mengerutkan keningnya sebal.

"Berbeda dari kalian, kami butuh waktu dan kerja kerja keras untuk mendapatkan kekuatan, jadi jelas kami tidak akan menyerah semudah itu"

Momoshiki tersenyum "lalu apa yang bisa kau lakukan? Kalian mahluk kutang ajar hanya berlatih dengan keras tanpa tujuan dan hasilnya juga tidak membawamu kemana-mana, setelah menjadi buah cakra kau tidak ada bedanya dengan daging hidup, sebelum datang ke sini aku berhasil menyerap beberapa jutsu. Aku tidak tahu berapa lama waktu yang kalian butuhkan untuk menguasai itu semua, tapi dengan pil ini" Di tangannya terdapat pil-pil merah yang melayang "kami bisa mendapatkan kekuatan yang lebih besar dari milik kalian dengan mudah sekali"

Naruto tercengang, dia ingat saat di mana dia membongkar alat sains ninja yang di kenakan putranya saat ujian chunin.

"Sarung shinobi ini bisa membuat pemakainya menggunakan jutsu lain dan itupun tanpa membutuhkan cakranya sendiri "

"Sugoi... Apa benar-benar ada ada alat seperti itu? " Tanya teen Naruto.

"Ya, dan putramu memakainya untuk ujian Chunin" Jelas Hinata.

"Astaga, apa yang anak nakal itu pikirkan dettebayo? " Hinata hanya tersenyum, panggilan itu benar-benar tidak berubah padahal Naruto di depannya jelas tidak mengenal Boruto dengan baik.

"Semua ini... Salahku ya? " Renungnya.

"Kalau ayah mau bicara baik-baik denganku. .. Aku... Aku tidak berada dalam situasi sekarang Dettebassa! "

The JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang