Pemburu Bijuu 5

647 55 5
                                    

"Paman, Kau benar-benar mencari lawan yang salah Dettebassa" Suara Boruto menggema di tengah peperangan yang terhenti karena bertambahnya satu orang yang tidak di ketahui dengan cara yang tidak wajar.

"Kau masih beruntung karena Kaa-chan hanya tersenyum, kalau dia mengaktifkan byakugannya itu akan menjadi hal yang buruk Dettebassa" Boruto diam-diam bergidik ketika ingat hal itu.

"Ibumu tidak akan bertarung denganku kan? " Tanya Menma gamang.

"Tidak, tapi... Kurasa kau tidak hanya berakhir di perang Dunia ninja ke 4 untuk membantu ayahku"

"Hinata, kaulah yang bilang jangan merubah sejarah, dan kau merubah sejarah penting ini hanya karena kau kesal kepadaku? Tidak bisa di percaya"

"Itu bukan masalah besar, mereka akan melupakan hal ini saat aku pergi" Jawab Hinata dengan santai.

"Dan kontribusiku yang besar bahkan tidak ada yang mengingatnya?!"

"Paman, kau jangan membuat ibu semakin marah, hasilnya tidak akan baik Dettebassa"

"Boruto, coba kau lihat baik-baik, ibumu adalah kunoichi yang terkenal dengan kelembutannya bagaimana dia bisa seperti itu? "

"Bahkan jika ibu selalu lembut ada masa di mana ibu akan marah, paman"

"Aku harus mengucapkan rasa dukaku pada Naruto, jelas Sakura setelah menikah menjadi seperti Hinata" Protesnya.

"Hima, kamu bisa mencoba belajar di akademi dengan Iruka Sensei mengerti? " Kata Hinata mengabaikan protes keras Menma.

"Ya Hima, kalau kamu tidak mau menjadi Ninja juga itu bukan pilihan yang buruk" Kata Boruto, tapi itu mengejutkan banyak pihak, termasuk Hyuga.

"Aku ingat seseorang yang sangat membenci Ninja malah sampai sekarang menjadi ninja" Kata-kata Inojin itu membuat Boruto tersipu.

"Aku hanya ingin membuktikan kalau aku tidak hanya numpang nama sebagai anak Hokage, sial itu benar-benar menyebalkan Dettebassa. Akan baik- baik saja kalau orang lain yang menjadi Hokage, bukan ayahku"

Hinata hanya mendengarkan keluhan-keluhan itu tanpa ada niat untuk ikut mengomentari.

"Eum... Apa aku harus menjadi Ninja, Ma? " Tanya Himawari.

"Tidak, kau bisa memilih jalan yang kau inginkan" Jawaban itu membuat semua orang tercengang, mereka adalah bagian dari hyuga yang tradisional, bahkan sulit di percaya kalau pada akhirnya Hinata akan menikah dengan Naruto yang notabenenya adalah orang lain dan tidak memiliki darah hyuga setetes pun, jika itu masa lalu itu akan menjadi penghinaan bagi hyuga yang punya harga diri tinggi, tapi bagaimanapun semuanya berubah ke arah yang tidak pernah bisa di duga.

"Hinata? Kau akan membiarkannya untuk tidak menjadi ninja jika dia ingin? " Tanya Hiashi muda dengan tidak percaya.

"Ayah, aku dan Naruto tidak ingin memaksa anak-anak untuk jalan hidupnya sendiri, mereka bisa memilih apa yang mereka inginkan"

"Astaga aku tidak percaya ini" "Itu sudah menjadi anak dengan setengah hyuga dan bahkan kau akan membiarkannya untuk tidak menjadi ninja jika dia ingin? " "Bukankah kau dan Naruto terlalu memanjakan anak? " "Sulit di percaya martabat Hyuga akan jatuh di tanganmu dengan mudahnya" Banyak sekali spekulasi yang terdengar tapi Hinata bahkan tidak perduli, di masa depan semuanya sudah berubah, hal-hal kolot ini pun berubah seiring berjalannya waktu, untuk apa Dia menghabiskan tenaga hanya untuk berdebat dengan orang yang tidak bisa di ajak bicara.

"Eum... Mama, kenapa mama dulu ingin menjadi Ninja? "

Hinata merenung, Ia sudah sekali menjawab pertanyaan yang sama untuk Boruto, tapi mungkin Himawari sedang asyik mencuci piring hingga tidak mendengarkan hal itu.

The JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang