The Sun and The Moon 3

1.4K 89 5
                                    

Hinata membayangkan hari pernikahannya dengan Naruto, itu menstimulasi suasana hatinya menjadi baik, Hinata menyebut Nama Naruto berulang kali dalam hatinya.

"Apa Naruto sudah lebih baik? " Tanya Hinata pada Shikamaru.

"Ya, dia menjadi lebih tenang sekarang" Hinata menghembuskan nafas lega.

"Ya ampun.. Itu merepotkan" Kata young Shikamaru.

"Yah, Naruto cukup insecure tentangku"

"Insecure? Ayah? Ibu bercanda? " Boruto bertanya dengan tidak yakin, dia sudah melihat semua kenangan masa lalu ayahnya, dan ayahnya jelas tidak cocok dengan kata insecure.

"Ibu tidak sedang bercanda" Hinata tahu tidak akan ada orang yang percaya dengan Naruto yang insecure "ayahmu selalu bilang pada ibu bahwa ibu adalah segalanya baginya" Hinata menerawang seolah mengingat hal itu "tapi dia juga selalu bilang bahwa Ayahmu tidak pantas untuk ibu" Untuk beberapa alasan semua orang memahami apa yang di fikirkan Naruto, bahkan Kedua Naruto sudah berfikir ke arah yang sama.

"Apa itu yang membuat Ayah menjadi insecure dettebassa? "

"Ya, dia akan selalu berfikir saat ibu mendapatkan kembali kesadaran ibu, ibu akan meninggalkannya" Kedua Naruto mengerti alasan masa depannya menjadi insecure di depan Hinata dan bahkan jika Hinata meninggalkannya Naruto tidak akan menyalahkan Hinata, karena menurutnya itu wajar. Hinata adalah putri Hyuga yang juga bisa di artikan putri Konoha, Hinata adalah paket istri sempurna, Dia Cantik, lembut, sabar, pengertian, dan kuat pada saat bersamaan sedangkan Naruto? Sekalipun dia adalah pahlawan dunia itu tidak ada apa-apanya di hadapan Hinata.

"Apa yang terjadi padanya Hinata? " Tanya Shikamaru.

"Ini seperti mugen Tsukoyomi, hanya jika Mugen Tsukoyomi adalah di mana kau mendapatkan mimpi indah, maka apa yang di alami Naruto adalah sebaliknya"

"Jadi dia manfaatkan ketakutan Naruto? " Hinata hanya mengangguk.

Perlahan namun pasti cakra Merah Naruto mulai memudar, bersamaan dengan tubuhnya yang membaik -stabil- Hinata tanpa membuang waktu kembali fokus pada layar Hologram yang menampilkan Shikamaru, mengabaikan layar yang lain.

Cakra merah Naruto memang perlahan memudar tapu tidak dengan rompi kuning Naruto ini... Masih melekat dong ya...

"Aku yakin, kalau Kiba, Shino dan Akamaru melihat seperti apa aku berlagak tadi Kiba dan Akamaru bahkan akimaru akan tertawa berguling-guling sedangkan Shino akan bergetar berusaha keras menahan tawa, ya ampun.. Aku merindukan mereka semua"

"Jadi.. Itu tadi adalah akting? " Tanya Kurunei sembari menatap muridnya itu.

"Ya tentu sensei, tapi sejujurnya itu benar-benar menyakitkan"

"Jelas itu menyakitkan, akan aneh kalau kau bilang itu tidak sakit, hampir semua syarafmu hancur Nee-sama"

"Ya ya... Untung Naruto memasang segel padamu" Hinata menatap kurama yang ada di pangkuannya, para kage menatap kurama dengan terkejut dan waspada begitu juga dengan Anbu dan seluruh Hyuga yang hadir.

"Tapi, kapan dia memasang segel padaku? " Hinata bertanya sembari mengambil kunai berkepala 3 itu dari tanah.

"Kau melupakannya? " Hinata mengangguk "ya wajar saja, itu sudah sangat lama, kau bisa bertanya pada Naruto yang lebih tua di layar sana, jelas dia akan menjawab dengan tepat"

"Ah, iya.. Terimakasih kurama, kau pintar sekali" Kurama mendengus tapi diam-diam dia tersenyum.

"Ibu" Hinata menatap Boruto "aku ingin Burger Dettebassa"

"Yah carilah kalau ada" Hinata terkikik kecil.

"Di zaman ini mana ada Dettebassa"

"Lalu? "

"Aku akan memasaknya dengan Himawari Dettebassa" Himawari mengangguk dengan ringan.

"Oke" Hinata merogoh sakunya, mengeluarkan gulungan super kecil dan melemparnya ke Boruto yang tiba-tiba menjadi ukuran Normal.

"Yabai" Semua orang menatapnya dengan takjub.

"Itu adalah bahan yang kalian butuhkan"

"Eh? " Boruto mencoba mengingat sesuatu.

"Ah, ini bahan untuk Barbeque dan piknik itu kan? " Himawari ingat rencana mereka.

"Oh ya ampun.. Begitu... Bagus aku akan buat Burger paling pedas Dettebassa" Boruto membawa Himawari menjauh untuk mengisi perut mereka.

"A... Apa mereka.. " Naruto di layar masih tercengang, otaknya memproses apa yang terjadi.

"Ya Naruto-kun, Mereka adalah anak-anak masa depanmu" Hinata tersenyum kecil.

"Sungguh? Itu hebat Dettebayo"

"Tapi Hime-sama, kenapa kau berakting seperti tadi, nyawamu bahkan hanya sejengkal dari kematian" Hinata menatap Menma yang cukup menyeramkan saat marah.

"Yah, mau bagaimana lagi, aku adalah Hime, menunjukkan kelemahan seperti itu akan membuat musuh tertawa dengan riang, aku memahami itu setelah sekian lama" Hinata menatap kosong ke arah pohon "mungkin ini juga yang di alami Tou-sama sebagai pemimpin klan, dia menderita banyak rasa sakit tapi dia berekspresi seolah itu bukan malah dan dia tidak terluka" Hinata menatap ayahnya yang masih berekspresi tenang.

"Tou-sama, maafkan aku, aku baru menyadari hal ini saat aku sudah besar"

Hiashi tersenyum lembut "hei, itu bukan hal yang seharusnya kau fikiran Hinata, Naruto sudah memenuhi janjinya untuk mengubah klan Hyuga, dan dia berhasil, itu bahkan lebih dari cukup. Dia memperbaiki hubunganku dengan Neji, denganmu dan Hanabi, aku bahkan tidak bisa membayangkan jika kebencian Hyuga terus berlanjut hanya karena pemikiranku yang salah"

Semua orang melongo menatap Hiashi, Naruto mengubah klan Hyuga? bagaimana bisa? Itulah yang ada di otak mereka, mereka sama-sama tahu kebencian penduduk desa untuk Naruto, tapi siapa sangka Hiashi akan mengatakan hal itu dengan santai dan lembut, hei.. Lembut? Seorang Hyuga Hiashi? Bahkan Hiashi masa lalu hanya menatao masa depannya seolah dia alien.

"Ah, ya.. Naruto-kun, kapan kau memberiku segel? " Tanya Hinata pada Naruto yang ada di layar.

"Em.. Kurasa setelah kencan pertama kita dan kau akan melakukan misi dengan team 8"

"Ah, aku ingat itu" Hinata mengingat hal itu, Naruto memasang segel di gerbang konoha saat dia akan melakukan misi dengan team 8.

"Lagi-lagi Naruto menyelamatkan mu ya? " Hiashi berkata pada dirinya sendiri, tapi semua orang mendengarnya.

"Ya, seperti itu, selalu begitu kan, Tou-sama" Hiashi menatap Hanabi, dia mengangguk membenarkan apa yang di katakan Hanabi.

"Hi.. Hinata" Hinata menatap Naruto yang tampak ragu untuk bertanya.

"Ya? "

"Apa itu bulan dan Matahari? Dan kenapa kau di sangkut pautkan dengan bulan dan matahari Dettebayo? "

Hinata hanya tersnyum, dia mengetik sesuatu dan di layar tampak perwujudan bulan dan Matahari.

The JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang