Hinata mengerutkan kening, dia merasakan cakra akrab hanya saja ini sedikit mengharukan sama seperti pertemuannya dengan Neji. Ini cakra paman Inoichi dan paman Shikaku, meski Hinata tidak sepintar Naruto untuk mengenali cakra orang lain tapi Hyuga punya indra dengan kemampuan itu, Hinata berdiri menghadap pohon tinggi yang cukup jauh darinya.
"Paman, kenapa mengamati dari atas? " Itu yang ingin Hinata sampaikan, bagaimanapun pertemuan ini akan sangat mengharukan untuk mereka dan untuk beberapa saat Hinata bersyukur dengan timeline yang rusak ini.
Kedua orang itu tersentak, tapi mereka langsung turun tidak ada gunanya bersembunyi jika sudah ketahuan begini.
"A.. Ayah? " Shikamaru terbelalak melihat ayahnya, sejujurnya tidak aneh melihat ayahnya dalam timeline ini, justru akan aneh kalau Hinata dan yang lainnnya tidak di temukan oleh ayahnya atau ayah Ino.
"Shi.. Shikamaru? " Shikaku shock melihat hal ini, tapi sebelum reuni mengharukan itu terjadi lebih lama Shikamaru langsung meminta Anbu untuk memanggil Ino.
Semua orang yang melewati reuni lintas timeline ini mengerti dengan baik perasaan mereka masing-masing. Menma malah dengan santai sibuk menguncir rambut panjang Hinata.
"Ya ampun... Aku tidak percaya ini, aku akan membantumu mengikat rambutmu? " Hinata menatap Menma dengan kesal.
"Yang meminta bantuan siapa? Lagipula aku tidak menyuruhmu melakukan hal ini"
"Ya tapi aku ingin" Di layar sana, Naruto yang akan menjadi suami Hinata menatap Menma dengan kesal, seolah menma sedang membuatnya marah dengan hal-hal yang seperti ini.
"Kurasa kau harus belajar dari Naruto cara mengikat rambut, dia jauh lebih baik daripada kamu" Hinata melihat hasil kerja keras Menma, itu jelas tidak rapi, kendor dan berantakan tapi mau bagaimanapun juga Menma sudah berusahalah keras untuk ini.
"Ya ya ya... Itu hobbynya"
"Yah terimakasih untuk kerja kerasmu"
"Oh hei.. Panggil aku Nii-chan"
"Gak, gak mau" Hinata berjalan menuju Shikaku.
"Paman, ini adalah Nara Shikadai cucumu. Dan ini adalah Sabaku No Temari, menantumu"Hinata memperkenalkan mereka, Shikaku tidak tahu harus berekspresi seperti apa, putranya jelas masih genin tapi dia sudah di suguhi menantu dan cucunya yang sudah Chuunin.
" Paman, ini adalah Yamanaka Inojin, cucumu" Begitu juga dengan Inoichi, kedua orang tua itu bingung untuk merespon apa yang terjadi, para kage yang sudah mati ada di sini? Dan ada cucu? Menantu? Terlalu banyak informasi dalam satu detik membuatnya bingung, Hinata menyerahkan satu layar untuk Temari, Shikaku dan Shikadai, lalu satu layar untuk Inoichi dan Inojin Hinata tahu akan ada banyak hal yang mereka ceritakan, tapi sayang sekali dia tidak bisa melihat reuni mengharukan itu.
Hinata kembali duduk, tapi kali ini ia langsung bersandar pada Menma, kepalanya berkunang-kunang tapi dia menolak untuk pingsan lagi.
"Kau berenergi sedetik yang lalu dan sekarang kau akan pingsan? " Godaan Menma bahkan tidak di hiraukan Hinata, Hinata benar-benar bertanya-tanya apa yang terjadi dengan tubuh aslinya kali ini?
"Aku ingin mengusulkan CCTV agar bisa memantau kondisi ku" Keluhan Hinata membuat mereka semua tertawa bagaimanapun juga itu jelas ide yang konyol. Tapi Hinata ingat waktunya semakin sedikit, Hinata tersentak saat cakra merah mengelilinginya itu persis saat Naruto memberinya cakra saat perang tapi ini adalah cakra Menma.
"Menma... " Hinata akan protes tapi Menma membungkamnya dengan cepat.
"Diam, aku tidak bisa berkonsentrasi" Hinata juga tidak lagi berusaha untuk menjadi keras kepala, lagipula kepalanya sudah berkunang-kunang, dia sudah tak punya energi lagi tapi sekuat tenaga Hinata mencoba mempertahankan kesadarannya yang mulai menipis, semuanya tampak khawatir pada Hinata.
"Na.. Naruto-kun? " Semua orang terhenyak, mereka sudah mendengar itu dari cerita tapi akan selalu terasa berbeda saat mereka melihatnya sendiri. Hinata yang di ambang ketidak sadarannya masih bisa memanggil Naruto meski terputus-putus dan lemah.
"Cih, aku tahu kau akan berlindung di punggung suamimu tapi perhatian dulu kondisimu" Menma sedikit sebal dengan hal ini, untuk apa Hinata mempertahankan kesadarannya mati-matian kalau hanya untuk memanggil suaminya yang berada di timeline berbeda. Hinata tidak menjawab tapi sebuah suara membuat mereka menoleh.
"Aku tidak menyangka ini akan seburuk itu Dettebayo"
"Naruto? " Semua orang hanya bisa memanggil tapi tidak ada yang mendekat karena mata yang seharusnya biru itu berwarna merah.
"Aku sudah merasakan caramu tergelombang tapi aku yakin kalau tubuh asliku bisa melindungi tapi siapa sangka kalau dia begitu tidak berguna?! Hah... Menyebalkan sekali Dettebayo" Teen Naruto tahu kalau itu adalah bagian dari dirinya yang penuh kebencian, tapi mereka berdua bertanya-tanya bagaimana dia bisa datang?
Naruto mengalirkan cakra merah yang menyelimuti Hinata, cakra Menma dan dark Naruto bergabung menjadi merah pekat yang kuat bahkan nyaris hitam, tapi siapa sangka metode itu akan berhasil membuat Hinata pulih dengan cepat.
"Saat kritis seperti itupun kau bisa merasakanku Dettebayo" Nada Dark Naruto tidak begitu baik, bagaimanapun dia adalah sisi kebencian Naruto.
"Kau sangat akrab untuk di abaikan" Sahut Hinata setelah mengatakan terimakasih pada Menma. Dark Naruto meolongok ke belakang Hinata melihat kekacauan yang di timbulkan dengan mata hitam dan merahnya, Dark Naruto tidak terlalu terkejut tapi tetap saja keramaian itu menganggunya.
"Ayah? Ibu? " Dark Naruto bisa dengen jelas mengenalkan orang tuanya tapi dengan istrinya yang bahkan sekarat (meskipun sekarang baik-baik saja) tapi dia masih khawatir.
Menma mengernyit Teen Naruto menatapnya dengan terkejut dan berteriak heboh.
"Kamu... Kamu... Kamu... Kamu bukannya sudah pergi? Kenapa kamu bisa menemui Hinata Dettebayo? "
"Ya aku sudah pergi dari tubuhmu, lagipula aku ingin menyelamatkan istriku Dettebayo"
"I... Istri? " Teen Naruto blushing mendengar itu dari dirinya yang lain.
"Apa yang terjadi? Para kage, Ero senin dan bahkan Menma ada di sini Dettebayo? " Hinata menjelaskan situasi secara singkat tapi dia terkejut saat Hinata berkata.
"Aku akan mengirim suamiku dari zaman lain ke zamanku dan bisakah kau menggantikannya tanpa mengacau? "
"Hah? Kau serius? Aku harus berurusan dengan orang-orang desa bodoh dan menjijikkan itu? Orang-orang yang selalu punya nafsu untuk membunuhku Dettebayo? " Itu jelas penolakan yang kuat.
"Aku mohon, Naruto-kun" Hinata berusaha semanis mungkin agar sisi lain suaminya ini menyetujuinya. Dark Naruto menghela nafas kasar, ia menyisir poninya ke belakang dengan frustasi.
"Apa yang akan ku dapatkan darimu kalau aku membantumu Dettebayo? " Keterkejutan Naruto dan Menma terjadi saat kalimat ini, mereka bukanlah seseorang yang membantu dengan alasan seperti ini.
"Kau bisa mendapatkan apa yang kau mau, Setuju? " Dark Naruto menopang dagunya, keningnya berkerut dalam beberapa detik dan...
"Oke, aku setuju"
__________
Minnasan...
Suman ne, minggu kemarin ada PTS jadi baru bisa update hari ini
![](https://img.wattpad.com/cover/230518067-288-k849326.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey
عشوائي#Semua character milik Masashi Kishimoto... Bagaimana jika Boruto, Sarada, Chocho, Inojin, Shikadai dan mitsuki di kirim ke masa lalu untuk menyelamatkan Konoha dari kekacauan besar? Karena seseorang sedang bermain-main dengan timeline yang ada, me...