1. Sma Pelita

275 241 339
                                    

Vote dan komen yaa

SMA Pelita ucap gue dalam hati. Sekolah yang akan gue masuki sekarang. Gue pandang bangunan perkelas di depan tempat parkir, bangunannya indah karena banyak sekali pohon pohon di sekitar sekolahan. Gue akan membuka lembar baru, semuanya baru karena keinginan gue harus sukses di masa depan.

Tersenyum kecut saat pertama kali gue melihat segerombolan perempuan yang baru saja datang sekolah sambil tertawa.

"Anjir lo bawa siapa Var? Bening banget nih cewe. Buat gue aja ya, gue masih jomblo nih. Hahaha. "ujar Bagas. Bagas adalah temen Alvaro.

Devano menepuk bahu Alvero. "Lo bawa siapa bro? "

"Temen. "jawab Alvaro. Alvaro jalan mendekati gue.

"Gue anter lo ke ruang kepala sekolah, entar disekolah lo pura pura ngga kenal gue." kata Alvaro kemudian dia meninggalkan gue sendirian di parkiran. Sebelum menjawab perkataannya gue udah ditinggal duluan.

Gue langsung mengejar Alvaro dan temannya. Gue bersyukur karena tadi berangkat sekolahnya lebih awal karena dia tau, dia bawa gue saat di motornya. Kalau berangkat lebih siangan dikit gue udah was was karena buktinya saja saat di koridor banyak cewek cewek membicarain gue dengan terang terangan.

"Ngga usah dipikirin, mereka itu iri ke lo karena lo bersama kita. "ujar Galang sedikit berbisik.

Gue hanya menelan ludah dan mengangguk.

Gue yakin dalem hati mereka berempat itu bukan murid biasa. Sudah dibuktikan mereka itu selalu di puja puja, ada perempuan yang dekat sama salah satu dari mereka langsung di omong omongin di belakang. Gue harus siap siap mental kalau gitu.

"Kalian tunggu sini aja. "kata Alvaro sebelum membuka pintu yang bertulisan ruang kepala sekolah. Disusul gue juga ikutan masuk.

Gue tersenyum."Pagi pak."

"Pagi. Ini orangnya? "tanya pak kepala sekolah ke Alvaro yang sudah duduk duluan.

"Hem. "

Bisa bisanya dia menjawabnya dengan santai padahal di hadapan dia kepala sekolahnya. Belum disuruh duduk udah duduk duluan juga.

Pak kepala sekolah mengangguk kemudian mempersilahkan gue duduk. "Nama kamu siapa? "tanyanya.

"Azkia Friska Ramania pak. "ucapku dengan sopan.

"Kamu udah diterima disekolahan ini, kamu sekelas dengan Alvaro. Kelas XI IPS 2, Ikuti saja Alvaro sampai kelas, biar sekalian masuk dan dia nggak bolos. "kata pak kepala sekolah.

Alvaro udah berdiri bersiap untuk meninggalkan ruangan ini.

"Makasih pak. Saya pamit dulu pak. " sebelum pergi gue bersalaman ke pak kepala sekolah dulu.

Setelah itu, gue langsung berlari menyusul Alvaro tapi udah pergi entah kemana. Masa gue harus tanya dulu ke orang lewat depan gue. Tapi bentar, baru saja guru keluar ruangan guru apa gue tanya aja ya.

"Permisi bu, kelas XI IPS 2 dimana ya? " tanyaku.

"Kamu murid baru itu kan? Saya bu inggit wali kelas kamu. "jawab bu Inggit. Lalu gue bersalaman.

"Iya bu, saya Azkia. "jawab gue sambil tersenyum kecil.

"Mari ikut saya. Hari ini jam pelajaran saya juga. "ajak bu Inggit. Gue langsung mengikuti dari belakang.

Tak memerlukan waktu lama gue udah sampai kelas yang akan gue tempati. Kelas yang akan buat gue mengubah sembilan puluh derajat, karena gur dah tobat tidak akan mengulangi lagi di sekolah dulu.

AZKIA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang