Hari ini adalah hari ke tiga Azkia bersekolah, tapi Alvaro tidak mau Azkia sekolah terlebih dahulu. Bahkan dari tadi subuh Azkia udah merengek meminta hari ini sekolah, tapi tetap saja dia tidak menyetujuinya.Jika kalian tau bagaimana Alvaro sekarang ini, dia sedang mengerjakan pr nya, itu pun Azkia yang menyuruhnya. Azkia menghampiri Alvaro, antara percaya atau tidak kalau Alvaro mengerjakannya dengan bener semua.
Taunya darimana? Gue yang mengoreksi semua jawabannya, nggak yakin sama gue? Kan gue udah cerita. Alvaro memperhatikan gue yang sedang membuka bukunya dia, kalian tau nggak kalau isi bukanya hanya beberapa doang. Apa dia nggak mengerjakan tugas? Bisa bisanya dia kek gitu, oke gue akan memarahi dia kalau dia nggak mengerjakan.
Alvaro berdehem. "Khem. "
"Kok gue heran sama lo, buku kok tulisannya hanya seberapa lembar doang. Emang nggak pernah ngerjain?"tanya gue sambil membolak balikan buku tulisnya di hadapan dia.
"Nggak, "jawab Alvaro. Yang ada di pikirannya hanya sekolah terus masuk, bolos, kumpul sama temannya dan bisa jamkos, akan tetapi kalau kelasnya ada ulangan atau ujian dia masuk.
Gue hanya bisa menggelengkan kepala, Alvaro hanya duduk diam sambil menatap gue dengan diam. Apakah gue salting? Jawabannya YA GUE SALTING.
"Yaudah, mau sarapan dulu nggak? Masih ada waktu. "tanya gue agar dia memalingkan tatapannya.
"Nggak, "pinta Alvaro.
Gue menghela nafas, dirinya teringat sesuatu. "Al mau gue bikinin susu nggak?
Alvaro yang sedang memainkan hpnya sontak mendongak. "Emang ada susu? "
"Em ada, kemaren gue lihat ada di plastik transparan yang di gantung, gue buatin ya. "tanya gue, kemudiam Alvaro terdiam lalu mengagguk. Gue langsung berdiri dan melangkah ke dapur untuk membuatkan dia susu.
Hanya butuh beberapa menit untuk membuatkan dia susu, gue berjalan dengan hati hati agar susunya tidak tumpah. Alvaro yang sibuk dengan ponselnya langsung meletakan poselnya saat suara gelas berbenturan dengan lantai.
"Manis nggak? Kalau nggak manis, lihat gue aja entar juga manis hahaha. "
Alvaro yang mendengarnya langsung melihat gue dengan jijik, emang gue apaan kan gue manusia juga kan. Dia melirik gue yang kini sedang memperhatikannya, gue yang takut mending pergi untuk melipat bedcover.
Kita berdua sama sama terdiam, Alvaro yang sibuk dengan posel dan rokoknya dan sedangkan gue seperti ibu rumah tangga yang sedang membersihkan kamarnya. "Ada sapu nggak Al? Gue mau nyapu."
"Di atas lemari. "jawabnya sembari mengeluarkan asap rokok.
Gue melangkah mendekati lemari, sayang tangan gue nggak sepanjang itu dan badan gue yang sedikit pendek. You know lah gue kagak nyampe dong. "Ambilin gue kaga nyampe."
"Makannya jangan pendek-pendek amat. "cibirnya.
"Idih, kalau orang pendek imut tau nggak. Syukuri Tuhan yang dia berikan, gue juga kaga pendek-pendek amat. " gue bergeser agar bisa mengaca, lalu gue bergeser di samping Alvaro mengecek gue seberapa tingginya di badan dia. Dan gue hanya sebahunya doang, tidak pendek banget kan? Alvaro aneh.
"Pendek kok bangga."
"Ya bangga dong!! Mana suaranya kaum ciwi ciwi yang pendek and imut?? " gue sengaja mengeraskan suara di depan telinga Alvaro.
Alvaro menutup telinganya mungkin habis ini dia nggak mendengar lagi, astaga jangan kek gitu nggak baik entar tuhan marah loh. Dia membuka lemari dan mengambil hoodie yang berwarna hitam kemudian pergi mengambil kunci motornya di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [Hiatus]
Teen Fiction[Follow akun aku dulu sebelum membaca] Azkia Friska Ramania itu nama aku. Nama bagus tapi tak sebagus kehidupannya. Aku di kelilingi orang orang yang hanya memanfaatkanku saja dan itu keluargaku sendiri. Pada saatnya aku pergi dari rumah karena ada...