12. Pertandingan (2)

110 93 123
                                    

Ngga pernah jadi kebanggaan siapapun atas apa yang udah gue capai, tapi gue tetap bangga sama diri sendiri karena bisa lalui banyak hal.
-Azkia Friska Ramania-

Seseorang cowok berjalan di koridor bersama cewek yang ada di sampingnya, tanpa di duga sebuah bahu menabraknya dengan keras.

"Sorry nggak sengaja. " ucapnya sembari menghadap kami berdua.

Alvaro yang di tabraknya langsung menatap datar cowok yang ada di hadapannya, Alvaro menatap dari bawah sampai atas.

Karena yang menabraknya bukan siswa dari SMA Pelita, dia memakai baju basket sembari meletakan baju putih abu-abunya di letakan di lengan.

"Udah Al, yuk kesana cepetan. " gue mengajak Alvaro pergi daripada entar terjadi perkelahian kan nggak bagus.

"Bentar, lo dari sekolah mana? " Alvaro bertanya ke cowok di hadapannya dengan sinis karena dirinya seperti sudah pernah bertemu dengannya. Gila gue di sampingnya hanya bisa diem dan melihatnya saja.

"Gue dari SMA Sriwijaya. " jawabnya dengan dingin juga. Mungkin yang ada di hadapan gue sekarang adalah antara kutub utara sama selatan berhadapan.

Alvaro yang mendengarnya langsung sontak menarik tangan gue sambil meninggalkan cowok itu disini.

"Kenapa sih Al? "

"Ga tau. "

"Lah gimana sih, jangan-jangan lo punya masalah sama tuh cowok ya. " tebak gue, sambil nunjuk-nujuk mukanya Alvaro yang setiap saat dingin dan datar.

"....." tak ada jawaban dari Alvaro, malahan dia meninggalkan gue sendirian, gue yang udah di buat kesal dari tadi berlari menyusul Alvaro.

Syukur sepanjang perjalanan menuju Alvaro sepi, karena semua orang pergi melihat pertandingan basket di lapangan, mungkin hanya gue sama Alvaro saja yang nggak disana.

"Alvaro tungguin dong!!! " gue sebisanya berlari secepat mungkin sampai tubuh gue bertabrakn dengan punggu Alvaro.

Alvaro yang terkejut langsung melotot kemudian berbalik bersiap menyemprot dengan kata-katanya yang menusuk hati. "Bisa diem kaga! "

"Eh. " gue sepontan memundurkan diri karena terkejut, gue menatap matanya Alvaro dengan dalam.

Entah apa yang gue lakukan sekarang, gue hanya mengikuti aluri hati gue. Gue masih menatap Alvaro, Alvaro juga ikutan tatap gue dan dia langsung mengacak-acakan rambutnya.

Dia menghembuskan nafasnya, lalu berkata. "Lo mau ngapain, hah? "

"Enggak ngapa-ngapain. " jawab gue dengan sedikit seperti orang bodoh.

"Balik sono ke temen lo. " ucapnya sembari melonggarkan dasinya.

"Yaudah. " gue melangkah sembari sengaja menubruk bahunya agar tau bagaimananya jika dia di perlakukan seperti ini.

"Songgong banget tuh cewek. " cibirnya sambil melirik gue yang udah agak jauh dari Alvaro.

Kemudian Alvaro melangkah pergi entah kemana, gue tau karena gue menghadap belakang sebelum benar-benar meninggalkan Alvaro.

AZKIA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang