15. Suka

80 70 58
                                    

Love To Hate Me || BLACKPINK

Bel pulang sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran selesai sekaligus saat yang di tunggu-tunggu oleh siswa siswi. Kelas XI IPS 2 bersiap-siap menggendong tasnya karena guru masih ada di dalam.

"Bel sudah berbunyi, ibu guru pamit dulu. Terima kasih atas kehadiran kalian semua, sampaikan ke Alvaro dan teman-temannya agar masuk nggk bolos terus. " kata bu Inggit sebagai wali kelas.

"Iya bu. " jawab serentak.

"Ki, bareng yuk keluarnya. Devano katanya ada urusan. " kata Tata lalu duduk di atas meja, gue menjawab dengan anggukan. Kemudian gue,Tata dan Embun berjalan keluar kelas sambil makan snak punya Tata sembari bercerita tentang cogan.

"Beli cilok dulu yuk, di dekat pagar ada yang jualan. " ajak Embun yang berjalan di tengah, Embun tau karena sudah biasa beli cilok di sana. Eh, Embun dan Tata itu doyan makan, tapi nggak gendut-gendut seperti gue.

"Yuk, gue masih laper. " Tata mengusap-usap perutnya karena kelaperan, kita bertiga pun berjalan lebih cepat agar cepat sampai.

"Kalian mau beli berapa? " tanyaku ke mereka berdua, karena sudah di depan gerbang. Dari tadi gue di lihatin sama semua orang karena biasalah kasus yang dulu, sampai sekarang mereka ada yang benci sama gue dan ada yang tidak, karena hanya seorang cowok.

Tapi cewek yang labrak gue udah tidak ganggu gue lagi, kalau pun melihatnya pasti tidak berani menatap gue.

"Gue mau beli 5 Ribu aja deh. " jawab Embun sembari mengambil uang yang ada di sakunya, gue juga ikut-ikutan beli sama seperti Embun aja sedangkan Tata berbeda dengan kita berdua.

Gue dan Tata menunggu Embun yang sedang membeli cilok di sebrang, kita berdua menunggunya di halte depan sekolah. Gue mau ngomong tentang Devano yang tidak mengantar Tata pulang tapi di kira ngapain, tapi harus gue tanya karena dari jam pertama sampai akhir mereka tidak masuk.

Alvaro mengajarkan ajaran sesat ke teman-temannya agar tidak masuk kelas, atau tidak sekolah? Sebenarnya tadi pagi gue ada adu mulut sama dia sampai gue berangkat sendiri ke sekolah, sedangkan Alvaro gue tinggal di rumah yang masih tiduran di kasur.

Mau dia sekolah ataupun nggak gue nggak mikir, lagi pula gue bukan siapa-siapanya. Tapi, buat gue itu bikin pusing setengah mati, entar dia jadi nggak bener.

"Devano emang kemana nggak pulang bareng?? " tanyaku, itu pun dengan berpikir dengan keras takut gimana-gimana.

"Dia lagi sama Alvaro, di kostan Alvaro katanya. Gue juga tau dari bagas. " jawab Tata. Gue langsung terkejut pasalnya kalau mereka tau gue tinggal bareng sama Alvaro gimana coba, kesel deh lama-lama.

Gue berkata sambil menganggukan kepala. "Ouh gitu yah. "

"Embun mau kesini tuh, udah nggak sabar gue. Embun cepetan gue dah lapar. " kata Tata sedikit berteriak agar bisa di dengar Embun yang membawa plastik berisi cilok.

"Sabar neng, mau nyebrang dulu. " sahutnya, sembari menunjukan plastiknya. Gue dan Tata hanya bisa tertawa lepas melihat ekspresi sahabatnya yang ada di sebrang jalan.

"Embun lucu juga yah. " gumam Tata sambil melihat Embun, gue langsung menoleh lalu tertawa lagi.

"Dari pertama lihat dia gue udah yakin kalau Embun itu calon pelawak hahaha. " karena pertama gue kenalan sama dia, Embun sudah menunjukan sifat lucunya.

AZKIA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang