3. Perkara Kecil

216 209 225
                                    

Peringatan:Typo bertebaran!! Harap maklum.

Langit mulai gelap menandakan akan pergantian matahari menjadi bulan. Tapi masa bodohnya gadis berambut gelombang masih berjalan jalan di pinggir jalan raya yang masih sepi.

Apa yang dia lakukan? Dia sedang mencari pekerjaan untuk dirinya sendiri. Apa dia harus numpang terus, ya nggaklah. Dia bekerja agar tidak menyusahkan orang lain.

Tibalah di depan cafe, dia mengamati cafe itu depan. Apa mungkin cafe ini masih memperkerjaan dia sebagai pelayan, kasir atau pun apa, yang penting dirinya bisa mendapatkan uang.

Dia langsung masuk dan menanyakan ke perempuan yang lebih mudaan dari dia mungkin sebagai kasirnya karena dia ada di tempat kasir. "Permisi mba. Apa disini masih ada pekerjaan lagi? "

"Maaf mba, disini udah nggak memerlukan pekerjaan lagi. "ucap mba kasir tersebut.

Mba kasir itu memberi senyum ke seseorang laki laki di samping gue. Gue langsung memperhatikan tubuhnya dari bawah ke atas. Sayang dia pakai hodiee jadi dia nggak terlihat wajahnya. "Eh tuan baru mampir? Udah lama nih nggak mampir kesini. "

"Heheh iya mba, lagi sibuk. "jawabnya.

"Maaf mba ini yang punya cafe kan? " tanya gue ke mba kasir dan di angguki.

"Saya butuh pekerjaan."

Dia langsung menoleh ke arah gue. Kita berdua sama sama terkejut, dia adalah Aldo. Ada yang masih ingat aldo kan? Dia teman sekolah gue dulu.

Gue langsung menonjok perut dia sedikit keras. Kesel banget sumpah kirain siapa. "Gue kira siapa tadi!! "

"Lo harus cerita semua sekarang juga." gue mendapatkan tatapan tajam dari Aldo.

Mba mba kasir melihatnya dengan kebingungan."Mba mulai besok nih anak kalau kerja disini ya disuruh kerja ya. Dia teman saya. Namanya Azkia. "kata Aldo.

"Baik tuan, perkenalkan nama saya Mawar. "Mba Mawar memperkenalkan dirinya ke gue, dan gue juga iya.

"Bawain minuman sama makanan kemeja sana. "

"Okey siap. "

"Sok silahkan ceritain sampai ke akar akarnya. "Aldo menatap dalam dalam mata gue. Lebay banget si Aldo elah.

"Bentar gue masih laper. "jawab gue sambil mengunyah nasi goreng yang dipesen Aldo tadi.

"Eh rese lo! Ngga makan berapa hari lo?! "

"Berabad abad. Bentar gue minum dulu, terus cerita deh. "

"Iya iya cepetan gue dah kepo anjir."

"Jadi gini..... "gue menceritakan kalau gue itu diusiir dari rumah terus gue tinggal dikost kost an kecil, mana mungkin gue berani kalau gue tinggal berdua dikost kostan sama laki laki. Dikira gue mau ngelonte apa, gue perhatikan Aldo percaya kegua.

"Makannya gue mau cari pekerjaan untuk membiayai hidup gue yang suram ini. Dan gue sekolah di SMA Pelita. "lanjut gue.

"Owh gitu ya, kenapa nggak ngomong sama gue. "

"Nggaklah. Gue bolehkan kerja disini. Tapi kerjanya jam pulang sekolah sampai malam aja. "

"Ya boleh lah, gue entar bilang ke nyokap kalau lo mau kerja disini. Biar nggak kaget kalau lo tiba tiba layanin nyokap gue. "kata Aldo.

"Iya. Eh btw ini gratis ya. Kalau ngga potong gaji gue aja sama gue mau beli nasi goreng satu lagi, gue cuma ada uang lima belas ribu doang. Gue bayar segitu aja ya, sekali kali ngelunjak. Hehehe. "

AZKIA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang