11. Pertandingan

103 94 134
                                    

Hari ini adalah hari senin, biasanya di hari senin kita semua upacara bendera. Namun, di sekolah Azkia tidak melakukannya Karena hari ini adalah hari pertandingan basket yang di acarakan hari ini di SMA pelita, pesertanya juga dari sekolah lain.

Suara sorakan dari siswa maupun siswi menggelegar ke sudut-sudut lapangan. Karena pertandingan akan segera di mulai, riuhnya penonton karena perwakilan dari sekolah mereka berjalan menuju lapangan.

Azkia dan temannya pun ikut mau menonton pertandingan ini, buktinya dia sudah ngumpul bareng teman teman sekelasnya sembari bersorak. Memukul-mukulkan botol minun yang sudah kosong adalah jalan ninja dari Azkia, Tata dan Embun buat jadi heboh.

Bukan, maksudnya dari jalan pikiran Embun sama Tata agar memberikan semangat ke kakaknya dan pacarnya. Azkia pun nggak menyangkan kalau team basket dari sekolahnya adalah Dimas, Devano, Bagas dan lainnya

Karena tadi pagi Alvaro memintanya mengambilkan seragam basketnya yang ada di lemari. Tapi Alvaro kapan latihannya buat tanding? Jawabannya cukup membangongkan yaitu gue udah menang beberapa kali, jadi nggak usah latihan lagi.

"Emaknya ngidam apa dah, sampai jawabannyan kek gitu. "batinku.

Tapi yang Azkia bingung adalah Alvaro tidak ada di segerombolan temannya. Kemana dia? Azkia mau tanya ke temannya tapi nanti di kirain yang enggak-enggak.

"Heh kita harus ngasih semangat ke mereka, biar menang dong. " kata Embun sedikit teriak, agar bisa di dengar, karena ricuh sekali di sini.

"DEVANO SEMANGAT SAYANG!!!!! " teriak Tata membuat semua orang melihatnya, tapi Tata bukan tipe orang pemalu jadinya dia tak masalah jika dia jadi pusat penglihatan.

"heh anjer gue di kasih semangat sama tuh cewek, apa lagi gue di panggil sayang. " ucap salah satu cowok dengan banggnya yang sedang mempersiapkan team mereka yang akan siap tanding.

"Goblok, yang di maksud dia bukan lo kali!! " kata temannya menunjuk yang bernama Devano sembari memukul punggung cowok tadi.

Teman-temannya langsung tertawa kecuali cowok yang tadi. Mereka langsung masuk ke lapangan karena bersiap untuk main.

"Gue pamit ke toilet dulu bentar ya. " kata gue, sebelum berlari meninggalkan Tata dan Embun. Dan sebelum menunggu jawaban dari mereka berdua.

Gue berjalan terburu-buru agar bisa cepat kembali. Setelah sampai di depan pintu toilet gue langsung masuk tanpa berpikir dengan panjang. Saat gue sedang mencuci tangan di wastafel kuping gue menguping suara cewek yang sedang berbicara tentang Alvaro.

"Eh btw Alvaro nggak ikut tanding ya, padahal gue pengen lihat dia keringatan sexy tau hahaha. " ucap salah satu cewek sembari tertawa.

"Lah iya yah, kenapa sih nggak ikut biasanya ikutan juga. Entar semua cewek teriak-teriak histeris lagi. "

"Dih, sok-sok an mau lihat Alvaro keringatan. Bilang sexy lagi huh! " gumam gue sambil menggerutu, kesal sama omongan mereka gue langsung pergi keluar dari toilet.

"Bisa-bisanya mereka ngomongin Alvaro di toilet astaga. Nyebelin, tapi kenapa gue kesel sih. Jadi kepikiran kan, Alvaro juga nggak terlihat batang hidungnya, kemana sih. " ucap gue dalam hati.

Saat gue berjalan di lorong-lorong kelas menuju lapangan gue di hentikan seorang cewek mendekati gue. Gue melihat tanda kelasnya berapa, oh adek kelas batin gue. "Kenapa? "

"Maaf ka, kaka di suruh ke belakang sekolah. Saya pamit dulu ya ka. " ucapnya dengan penuh hormat ke gue, padahal gue orangnya santai.

"Di suruh siap-- " Sebelum bertanya siapa yang suruh dia, dia sudah pergi entah kemana seperti hantu.

AZKIA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang