14. Keegoisan

81 77 105
                                    

Unstoppable || Sia
( dengerin deh lagunya bagus, fav aku juga)

__________________________________________

Gue mengatur orang yang bukan siapa-siapa buat gue, tapi gue tidak menyadarinya. Haha sangat memalukan.

-Azkia Friska Ramania-

__________________________________________

Semalam, Azkia tertidur pulas karena mungkin lelah banyak yang di kerjakan. Alvaro yakin saat terbangun nanti pasti Azkia akan merengek minta tidur lagi, dengan hati-hati Alvaro melepaskan pelukannya, melihat apakah Azkia terbangun atau tidak. Dalam hati Alvaro merutuki sikapnya, kalau kayak gini terus menggoda iman aja, gue itu cowok.

Alvaro mengehela nafas, merasa sedikit lega begitu melihat Azkia masih tertidur dengan posisi membelakangi Alvaro. "Lo tidur aja dulu, masih ada waktu juga, " gumam Alvaro. Alvaro bingung mau ngapain jam masih menunjukan 04:35 dini hari.

Alvaro masih duduk di balik punggung Azkia, menyibak selimut tebal yang menutupi tubuh mungil Azkia, kini Alvaro bisa dengan jelas melihat wajah Azkia. "Bangun Ki. " Alvaro menyibak ramput Azkia yang menutupi sebagian wajahnya lalu menusuk-nusukan jarinya ke pipi Azkia yang gembul.

Azkia merubah posisinya menjadi terlentang, merasa terganggu dengan sentuhan di wajahnya. Mata Azkia terbuka, mengerjap beberapa kali karena silaunya cahaya lampu menerpa penglihatannya.

Azkia langsung menoleh, cukup terkejut karena dengan Alvaro yang sudah bangun dan duduk di sampingnya.

"Woy bangun kebo!!! "

Bugh!

Azkia melemparkan bantal ke arah wajahnya Alvaro. "Kebo-kebo lo kali!! " Alvaro cukup terkejut dengan respon yang Azkia tunjukan, tapi tak mengurungkan niatnya untuk kembalikan bantal yang mengenai wajahnya ke wajah Azkia.

Tapi lagi-lagi, Azkia merebut bantal yang ada di tangan Alvaro bahkan kali ini Azkia memberikan tatapan tajam pada Anton.
Alvaro menghela nafas, sedikit bergeser menjauhi Azkia yang kini merubah posisinya menjadi duduk dengan selimut yang masih menutupi kakinya.

"Lo pms ya? " tanya Alvaro memastikan bahwa gue benar-benar pms atau tidak, membuat gue yang mendengarnya menatap Alvaro dengan kebingungan.

"Heh, nggak. Emang kenapa? " tanya balik gue.

Alvaro tidak menjawabnya, dia berdiri lalu melangkah pergi ke dapur, gue yang di buat kebingungan bisa apa? Gue memilih untuk mencari hp gue yang dari kemaren nggak gue pegang, tapi gue nggak tahu letaknya di mana.

"Lihat hp gue nggak Al? "

"Di meja. " jawab Alvaro yang baru saja datang sembari membawa 2 gelas di kedua tangannya.

Gue langsung melihat ke arah meja dan memang ada di sana, gue langsung mengambilnya. Lalu mengecek batrainya tinggal berapa, syukur masih 44% jadi bisa   buat membuka pesan-pesan mungkin kalau ada yang ngechat gue.

Dan benar saja ada pesan yang udah di baca dari nomor yang tidak di ketahui. "Lo buka hp gue ya? Buktinya ada chat yang udah di buka, " tanya gue. Alvaro yang mendengarnya seketika terkejut kemudian  kembali dengan muka cueknya.

"Iya. Minum, tenang gue nggak masukin racun ke dalamnya. " Alvaro menatap intens gue.

Gue menghela nafas, kesal padahal gue nggak mikir dia mau masukin racun atau bangkai tikus di dalamnya gue nggak peduli. "Iya-iya, gue percaya seratus persen bagi seratus persen. "

AZKIA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang