Alvaro

275 242 263
                                    

Semoga suka ya kakak kakak

Alvaro Ersya Ramadhan cowok terdingin di dunia, ganteng? Pasti, kaya? Pasti paket komplit deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvaro Ersya Ramadhan cowok terdingin di dunia, ganteng? Pasti, kaya? Pasti paket komplit deh. Tapi kekurangan dia adalah ketika seorang perempuan mendekat pasti dia menghindar, bukannya dia nggak normal tapi memang dia seperti itu. Dan jangan lupa dia adalah orang yang selalu ditakuti di sekolah.

Penampilannya urak urakan karena baru saja pulang sekolah. Dia lelah buktinya dia langsung melempar tasnya dengan asal kemudian merosotkan tubuhnya di depan pintu.

Penglihatan gue tajam karena melihat dia meringis kesakitan sambil mengusap wajahnya yang lebam dengan kasar.

Gue langsung mematikan kompor kemudian berlari menuju Alvaro. "Heh lu kenapa? "tanya gua khawatir.

Dia tidak menghiraukan pertanyaan gue tadi. Gua berjongkok dihadapan dia. "lo kenapa sih? "

Dia berdecih dengan pelan.

"Gue ambil obat ya, tunggu sini aja. "gue berlari kecil menuju dapur karena kotak obat ada disana.

Gue kembali membawa kontak obatnya dan dia masih disana."Sini gue obatin. "

"Gue berasa ngomong sama tembok anjir. " cibir gue dalam hati.

"Nggak usah ngomongin gue dalem hati."sindir dia tanpa melihat gue.

Gue gugup karena dia tau gue ngomongin dia dalem hati. Apa dia cenayang ya? Nggak mungkin. Dah lah nggak usah dipikirin, dia palingan asal tebak aja.

Gue membuka kotak obat sambil mencari betadine sama kapas. Alvaro hanya diem sambil memperhatikan gue, saat mengobati luka tepat di sudut bibirnya mata kita berdua saling adu tatap.

Jantung gue berdebar dengan kencang. Salah tingkah? Pasti. Tangan gue mulai bergetar juga, gue memutuskan untuk mengalihkan pandangan dari pada gue salting kan malu.

Alvaro menatapnya tajam. "Niat nggak sih obatin gue? Kalau nggak ikhlas mending jangan! "

"E-eh gue ikhlas lahir batin kok, mana lagi yang sakit biar sekalian di obatin."

Tiba tiba Alvaro melepaskan semua kancing baju sekolahnya. "Loh loh kenapa lo buka baju?! "

"Astagfirullah kok bisa kek gitu? Ke rumah sakit aja. Gue ikutan perih lihatnya. "karena di perut Alvaro terdapat sayatan yang tidak terlalu dalam, tapi tetap saja perih kan.

"Banyak bacot lo, udah bantuin gue cepetan! "

"Iya sabar dulu kenapa. Mau sabar nggak? " tanya gue.

"Hem."

Gue dengan hati hatinya menekan nekan kapas ke luka yang ada di perutnya. Sesekali dia meringis kesakitan tapi nggak selebay gue, kalau yang ngalamin gue, gue udah nangis atau pingsannya? Lebay banget gue.

AZKIA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang