بسم الله الرحمن الرحيم
Pagi ini ketiga pasang suami istri sedang menikmati udara pagi yang terasa sangat segar kala dihirup. Kabut pun terlihat sangat tebal yang membuat pemandangan sekitar vila pun tertutup. Kicauan burung pun terdengar begitu nyaring, kupu-kupu pun mendekat ke arah bunga yang tengah bermekaran, sinar matahari dengan perlahan pun menembus kepulan kabut dan memberikan kehangatan bagi semua insan.
فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" gumam Naisya.
Tiba-tiba Tiara berlari dan langsung masuk ke dalam vila, meninggalkan semua orang. Afnan pun langsung menyusul sang istri. Tiara langsung mengeluarkan isi perutnya di wastafel. Afan dengan telaten memijit tengkuk Tiara.
"Are you okay?"
"Iam fine. Palingan ini masuk angin biasa karena udara di sini dingin banget," balas Tiara. Ia pun membasuh mulutnya.
"Aku buatin teh hangat buat kamu, ya," ucap Afnan.
"Iya, Mas." Afnan pun langsung memanaskan air.
"Mas, aku gabung lagi sama yang lain, ya," pamit Tiara. Afnan mengangguk, sejurus kemudian Tiara pergi dari hadapan Afnan. Tiara langsung kembali ke halaman vila dan ikut kembali berbincang.
"Kak Tiara, kenapa?" tanya Sindy.
"Cuma masuk angin aja," balas Tiara seraya tersenyum.
"Kirain lagi morning sicknees," timpal Andra.
Tak lama kemudian Afnan datang dengan membawakan nampan yang berisikan enam gelas teh hangat. Afnan pun langsung menyimpannya di meja yang berada di hadapan mereka. "Silakan diminum," ucap Afnan.
"Eh ada yang peka buatin teh juga ternyata, " celetuk Andra. Afnan langsung menoleh ke arah Andra yang duduk di sampingnya.
"Ya gue orangnya peka, gak kaya lu, cuek!" ucap Afnan dengan penuh penekanan sangat mengucapkan cuek.
"Biarin cuek ke orang lain, asalkan ke istri sendiri romantis. Iya kan, Sayang," ucap Andra sambil mengelus lembut tangan Sindy.
"Iya," jawab Sindy singkat.
"Kalau begitu aku buat sarapannya, ya. Kemarin dari rumah aku bawa roti sama selainya," ucap Naisya.
"Nah pas, teh hangat sama sarapannya roti," seru Afnan sebelum menyesap teh yang masih mengepulkan asap.
"Aku bantuin, ya," sahut Nizar. Naisya tersenyum seraya mengangguk. Lantas Naisya dan Nizar pun beranjak dari duduknya dan langsung masuk untuk membuatkan sarapan.
~✨✨~
Pagi ini Nisha tengah menyiram bunga yang sengaja ia tanam dulu saat dirinya duduk di bangku SMP. Nisha pun menyabuti rumput liar yang mulai tumbuh dekat tanaman kesayangannya. Maya pun ikut membatu Nisha.
"Sha, kamu sudah lama suka tanam bunga?" tanya Maya.
"Aku dari kecil suka banget sama tanaman, apalagi bunga," balas Nisha sambil pandangannya fokus pada tanaman di hadapannya. "Kalau lagi suntuk, aku sering sengaja keluar dari ruangan cuma buat lihat tanaman, lihat tanaman itu bikin mata kembali segar setelah seharian lelah memandang tugas," sambung Nisha.
"Iya, apalagi ada angin sepoi-sepoi," timpal Maya. Dari dalam rumah, Naya datang membawa sepiring pisang goreng. "Teteh ini pisang goreng buatan Ummi," ucap Naya. Kemudian sepiring pisang goreng itu disimpan Naya di meja yang berada di teras. Dan Naya pun memilih duduk di kursi dekat meja, sambil menikmati pisang goreng yang masih hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet U, My Imam
SpiritualPerihal jodoh di masa depan, ya itu memang sudah menjadi Qodarulloh. Tapi tak ada salahnya, kan? Jika kita mengharapkan dia sebagai diaku. Ya kamu adalah diaku Menikah ya, siapa yang tak menginginkannya, apalagi dengan seseorang yang telah mapan dal...