بسم الله الرحمن الرحيم
Nisha dan Maya turun dari taksi online telat di depan gerbang rumah Naisya. Sebelumnya sudah ada satpam yang berjaga di pos dekat gerbang. Dan satpam yang di bajunya terdapat name tag Andi itu pun, mempersilakan untuk Nisha dan Maya masuk. Sedangkan Sindy harus memarkirkan motornya terlebih dahulu di halaman rumah Setelah motornya terparkir dengan sempurna, Sindy turun dari motornya dan melepaskan helm yang digunakannya.
Nisha langsung memencet bel rumah, tak lama kemudian Naisya muncul dari balik pintu. Naisya menampakan ekspresi terkejut, pasalnya ketiga sahabatnya itu tak memberi kabar terlebih dahulu.
“Asalamualaikum, Sya,” salam Nisha.
“Cie, calon Bunda,” ucap Sindy sambil mendekat ke arah Naisya.
“Wa'alaikumussalam, eh kok kalian gak kabarin aku dulu?”
“Biar suprise, Sya,” ucap Maya.
“Ini kita gak akan dipersilakan masuk, nih?” sindir Sindy. Karena posisi mereka masih berdiri di depan pintu. Mendengar sindiran yang diucapkan Sindy, Naisya seakan tersadar jika ia belum mengajak ketiga sahabatnya untuk masuk rumah.
“Eh iya, lupa. Silakan masuk,” Naisya mempersilakan ketiga sahabatnya untuk memasuki rumahnya. Ketiga sahabatnya pun langsung duduk di kursi yang berada ruang tamu.
“Selamat, ya, Sya. Aku turut bahagia mendengarnya,” ucap Sindy tampak sangat bahagia.
“Alhamdulillah, Aku masih belum percaya, Aku sebentar lagi bakalan jadi orangtua,” balas Naisya. Jeda beberapa menit, Naisya kembali berucap, “Eh iya, mau minum apa?” tawar Naisya.
“Eum, Aku mau coklat dingin, aja,” balas Sindy.
“Kalian?” tunjuk Naisya pada Nisha dan Maya.
“Aku mau, es teh aja,” balas Maya.
“Aku samakan aja sama punya Maya,” balas Nisha.
“Bu Ningsih,” panggil Naisya. Bu Ningsih pun datang menghampiri Naisya.
“Eh ada tamu,” ucap Bu Ningsih kala netranya menangkap ketiga sahabat majikannya tengah mengobrol.
“Hehehe, Bu?” sapa Maya.
Bu Ningsih kembali menatap sang majikan seraya bertanya, “Ada apa, Mba?”
“Oh iya, tolong buatin minum buat mereka. Dua gelas cokelat dingin, sama dua gelas es teh,” jelas Naisya. Bu Ningsih mengangguk sambil tersenyum. “Ada lagi, Mba?” tanya Bu Ningsih.
“Oh iya, sama buah yang ada di kulkas, ambil aja, Bu.” Bu Ningsih mengangguk, sejurus kemudian langsung beranjak pergi menuju dapur.
Allahu Akbar… Allahu Akbar
Lantunan suara azan terdengar sangat lantang dari masjid kompleks perumahannya. Seketika mereka berempat langsung menghentikan pembicaranya sementara. Dan menjawab tiap seruan yang diucapkan Muazin.
Azan adalah seruan dan panggilan Allah Subhanahu wa ta’ala agar kita sebagai umat muslim segera mendekat dan menghadap kepada-Nya.
Tak hanya itu, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga mengingatkan agar kita juga menjawab adzan yang dikumandangkan muadzin tersebut.
Dari Abu Sa’id Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muazin.”Kala kumandang adan sudah selesai, Naisya, Maya, Sindy serta Nisha pun mengucapkan doa setelah azan.
Jabir bin Abdullah Ra, bahwasannya Rasulullah telah bersabda:
“Barang siapa ketika mendengar azan lalu mengucapkan (doa setelah azan), maka masuklah syafaatku baginya di hari kiamat.” (HR. Bukhari).
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet U, My Imam
SpiritualPerihal jodoh di masa depan, ya itu memang sudah menjadi Qodarulloh. Tapi tak ada salahnya, kan? Jika kita mengharapkan dia sebagai diaku. Ya kamu adalah diaku Menikah ya, siapa yang tak menginginkannya, apalagi dengan seseorang yang telah mapan dal...