بسم الله الرحمن الرحيم
"Jangan menghawatirkan tentang dengan siapa, di mana dan kapan kita menikah. Karena jika sudah tiba waktunya, engkau yang kini entah ada dimana, akan datang menjumpai tanpa harus ditunggu dan tanpa harus diminta untuk hadir menjumpai"
~Meitisr_~
Saat telah mendengar permintaan dari sang teman, dia yang mendengar itu pun terkejut akan permintaannya, "Heh! Lu gila!" Sarkasme teman pria itu.
"Tenang, lu nanti gue bayar! Gue banyak uang!"
"Ini bukan masalah bayaran! Ini nyangkut masa depan seseorang!" sanggah teman pria itu. Pria itu mendelik tajam.
"Heh lu itu harus inget! Lu itu udah sering banget gue bantuin!" gertak pria itu. Teman pria itu diam, tak merespon apapun. Justru malah mengaduk aduk juice alpukat yang berada di hadapannya. Pria itu tambah emosi, karena berasa tak dihiraukan, "Lu dengerin gue gak si?!" tangan pria itu menarik kerah baju temannya. Menjadikan temanya kesulitan bernapas.
"Aa-mpun," ucap teman pria itu, tersendat-sendat. Tangannya mencoba melepaskan cengkraman di kerah bajunya. Pria itupun melepaskan cengkraman tangannya.
"Jadi lu mau turuti permintaan gue?!" pria itu memastikan.
"Oke, tapi dengan satu syarat," negoisasi temannya itu.
"Apa?! Mau bayaran berapa?!" nada bicaranya masih tinggi, walaupun sudah tak setinggi tadi. Untungnya suasana kafe tak ramai. Hanya beberapa kursi yang terisi, itupun jauh dari tempat mereka berdua.
"Kalau misalnya kasus ini sampai berurusan dengan pihak berwajib, lu jangan seret nama gue!" pinta teman pria itu.
"Tergantung," respon pria itu santai. "Jadi lu mau bantuin gue?" tanya pria itu sekali lagi.
"Oke!" kalau boleh, gue mau minta bayaran dulu." teman pria itu mengulurkan tangannya. Pria itu menatap temannya secara horor.
"Gila lu! Baru aja minta bantuan, udah minta bayaran," pria itu mengeluarkan beberapa lembar uang bewarna merah muda, bergambar Ir Soekarno dan Hatta. Temannya langsung menyambar uang tersebut.
Teman pria itu bangkit dari duduknya,"Gue, pulang duluan ya, Vin"
"Vin, Vin, lu pikir nama gue Vina?!" bentak pria itu tak terima akan panggil yang disebutkan temannya.
"Kan nama lu Alvin!" balasnya.
"Iya nama gue Alvin. Tapi bisa kan, manggilnya Al jangan Vin, dikirain Vina!"
"Iya Alvin and the chipmunks!" celetuk teman Alvin.
Alvin semakin geram terhadap temannya. "Dasar Rayan geblek! Lu syaraf?! Yakali tampang keren kaya gini, lu samain sama si chipmunks!" matanya mendelik ke arah temannya yang bernama Rayan itu. "Si Chipmunks itu kan tupai!" sambungnya.
"Besok lu harus lakuin apa yang udah gue bilang tadi!" ucap Alvin. Rayan hanya mengangguk paham, sambil berlalu dari hadapan Alvin.
~✨✨~
Kelas pertama sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Naisya, Sindy, Nisha dan Maya tengah bercerita tentang hal-hal yang terjadi selama Naisya tak masuk kuliah.
"Eh guys, ternyata selama dua minggu gak masuk kuliah, si Naisya mahasiswi yang sok cantik itu suka jalan sama Om-Om deh," ucap Syintia. Semua yang ada di kelas, langsung menoleh ke arah Naisya. Tatapan mereka seolah meminta penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet U, My Imam
EspiritualPerihal jodoh di masa depan, ya itu memang sudah menjadi Qodarulloh. Tapi tak ada salahnya, kan? Jika kita mengharapkan dia sebagai diaku. Ya kamu adalah diaku Menikah ya, siapa yang tak menginginkannya, apalagi dengan seseorang yang telah mapan dal...