بسم الله الرحمن الرحيم
Pagi ini sebelum Fauzan pergi ke kantor, ia menyempatkan untuk menjenguk Naisya di Rumah Sakit. Tak lupa ia pun membawakan makanan kesukaan Naisya yaitu brownies yang sebelumnya telah ia beli dari salah satu toko kue yang tak sengaja ia lewati saat perjalanan ke Rumah Sakit.
"Asalamualaikum," salam Fauzan saat memasuki ruangan inap Naisya.
"Wa'alaikumussalam, Ayah," balas Naisya. Fauzan langsung menghampiri Naisya dan mengecup keningnya singkat. Setelah itu Fauzan pun mengatakan, "Ayah bawakan makanan kesukaan kakak lho." Fauzan mengangkat sebuah kantong plastik putih yang bertuliskan Dava Cake's, lalu ia simpan di nakas yang berada di samping ranjang persakitan yang Naisya tiduri.
"Pasti brownies!" tebak Naisya dengan antusias.
"Iya. Kan makanan favorit kamu itu semua makanan yang rasa cokelat." timpal Ayesha dari tadi masih setia mendengarkan percakapan antara anaknya dan suaminya.
"Ya biarian saja, Bund. Kan cokelat itu bisa bikin happy," ucap Naisya. Fauzan pun beranjak dari samping ranjang Naisya, dan ia memilih duduk di sofa samping istrinya yang kosong. Namun Ayesha justru malah mejauh dan bangkit dari duduknya.
"Eh lho kok malah pergi. Sini saja, gak kangen? Kan semalaman gak berbarengan," rajuk Fauzan pada Ayesha. Ayesha memutar bola matanya jengah kala mendengar ucapan Fauzan.
"Bunda mau siapin browniesnya. Emangnya Ayah, main tinggal saja nggak ada inisiatif buat sekalian siapkan buat Naisya. Sudah tahu anaknya lagi sakit juga," cerocos Ayesha. Naisya serta Sita yang mendengar itu pun terkekeh.
Saat Ayesha hendak menyiapkan brownies itu, tiba-tiba pintu dibuka dari luar. Dan orang laki-laki pun masuk, mereka Nizar dan Ryan.
"Asalamualaikum," salam Nizar.
"Wa'alaikumussalam," jawab serempak semua yang berada di ruangan itu. Nizar langsung menyalami tangan Sita lalu beralih menyalami kedua mertuanya.
"Eh kok sudah ada Ayah di sini?" tanya Nizar pada Fauzan.
"Ayah sengaja berangkat dari rumah agak pagian biar bisa mampir ke sini," balas Fauzan. Nizar mengangguk. Lantas Nizar pun langsung menghampiri sang istri yang tengah duduk menyandar pada punggung ranjang.
Naisya pun menyalami tangan sang suami. sedangkan Nizar mengecup lembut kening Naisya.
"Eh kok Abi bisa berbarengan sama Nizar?" tanya Sita.
"Eum Abi semalam nginap di rumah Nizar, soalnya keburu hujan mana deras lagi," jelas Ryan.
"How are you?" tanya Nizar pada Naisya.
"Better than yesterday," balas Naisya dengan diiringi senyum manisnya yang menjadi candu kala Nizar melihatnya.
"Oh iya, barusan di depan ada dua orang yang mencurigakan. Terus salah satu di antara mereka, ada yang sudah buat kabel rem mobil Abi semalam dipotong." Nizar memberitahukan akan kejadian semalam.
"Eh astagfirullah. Kok bisa?" Fauzan mulai panik.
"Astagfirullah, kenapa ada yang berbuat kaya begitu. Emangnya Abi punya saingan?" tanya Sita.
"Abi juga nggak tahu, Mi. Bahkan orang itu juga yang sudah buat mobil Nizar mengalami rem blong," jelas Ryan.
"Astagfirullah, ternyata mobil kamu remnya dipotong juga?" tanya Fauzan.
"Iya, Ya. Kayanya orang itu kenal Naisya," ucap Nizar.
"Kenal aku?" tanya Naisya. Nizar mengangguk. Sejurus kemudian Nizar merogoh sakunya dan mengambil handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet U, My Imam
SpiritualPerihal jodoh di masa depan, ya itu memang sudah menjadi Qodarulloh. Tapi tak ada salahnya, kan? Jika kita mengharapkan dia sebagai diaku. Ya kamu adalah diaku Menikah ya, siapa yang tak menginginkannya, apalagi dengan seseorang yang telah mapan dal...