بسم الله الرحمن الرحيم
“Kala lantunan kalam cinta telah ter-utarakan. Membuainya pada setiap insan yang mendengar. Rajutan kisah yang pada awalnya dianggap ilusi, kini terganti sudah, menjadi sebuah realitas yang indah tiada tara”
~Meitisr_~
Hari ini merupakan hari pertama bagi pasangan yang baru saja mengarungi kehidupan berumah tangga. Canggung masih terlihat kentara sekali, namun sepertinya kecanggungan itu hanya dirasakan oleh Naisya seorang. Sedangkan Nizar bersikap biasa saja, seolah sudah mengenal lama. Padahal mereka berdua baru saja saling kenal.
Jam menunjukkan pukul enam pagi. Naisya menghampiri sang Bunda yang tengah sibuk berkutat dengan alat masaknya. Ternyata Bundanya tengah membuat nasi goreng. “Bunda, selamat pagi,” sapa Naisya.
“Eh kakak, pagi juga,”
“Kakak bantuin apa, Bun?” tanya Naisya.
Belum juga Ayesha menjawab pertanyaan Naisya. Naisya kembali berucap, “Kakak buatin Ayah teh aja ya, Bun.” Ayesha terkekeh karena tingkah Naisya.
“Loh, kok Bunda malah ketawa?” Naisya terheran.
“Habisnya kakak lucu. Diri sendirinya yang tanya, tapi diri sendirinya juga yang jawab” Naisya pun tertawa, mentertawakan diri sendiri.
Lantas Naisya pun bersiap untuk membuatkan segelas teh hangat. “Kak, suami kamu juga buatin teh juga, jangan cuma buat Ayah aja,” usul Ayesha.
“Iya,Bun”
Di meja makan Neisya sudah menunggu nasi goreng buatan Bundanya. “Bund, masih lama gak?” tanya Echa tak sabaran.
“Sebentar lagi kok,” balas Ayesha sambil terus mengaduk aduk nasi goreng agar bumbunya merata.
Saat Naisya baru saja selesai membuat teh hangat. Nizar menghampiri Naisya. “Eh,Kak,” sapa Naisya, tampak malu-malu sebab ada Echa yang memperhatikan mereka.
Echa yang mendengar sang kakak menyapa suaminya dengan embel-embel Kak, tak kuat untuk menahan tawanya. Seketika tawanya pecah. “Hahaha”
“Adek, kenapa? Tiba-tiba ketawa kaya gitu,” tanya Ayesha. Ia menyimpan mangkok besar yang berisikan nasi goreng.
Naisya yang menyadari jika Echa menertawakannya, hanya menahan kekesalannya untuk tidak diluapkan pada sang adik.
“Ehh enggak ada apa-apa, Bun. Tadi Echa, liat konten lucu di Instagram,” alibi Echa. Ayesha hanya manggut-manggut saja.
Tiba-tiba Fauzan masuk ke ruang makan dengan wajah ditekuk. “Ayah dari tadi nungguin teh hangat. Lama banget, yaudah Ayah samperin aja ke sini,” ucap Fauzan.
Naisya yang masih memegang nampan berisikan dua gelas teh hangat pun, seakan tersadar tatkala mendengar ucapan sang Ayah. “Ehh astaghfirullah. Maaf, Yah, kakak lupa.” Naisya tersenyum kikuk.
“Kakak keasyikan pacaran sama Kak Nizar, Yah,” adu Echa.
“Heh! Pacaran apa?” sanggah Naisya.
“Itu buktinya kakak berdiri di sana berduaan sama kak Nizar.”
“Udah udah, gak usah bertengkar. Mana teh Ayah?”
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet U, My Imam
SpiritualPerihal jodoh di masa depan, ya itu memang sudah menjadi Qodarulloh. Tapi tak ada salahnya, kan? Jika kita mengharapkan dia sebagai diaku. Ya kamu adalah diaku Menikah ya, siapa yang tak menginginkannya, apalagi dengan seseorang yang telah mapan dal...