3. Meet Again

4.3K 370 13
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Sukses hanya bisa digapai oleh mereka yang berani untuk memberontak egonya . Yakni ego untuk tetap berdiam diri pada zona nyaman. Mulailah keluar dari zona nyaman, dan buat semua mimpi menjadi kenyataan"

By @sitirobiatula_

Jam tujuh kurang lima belas menit, Sita yang tak lain Umi Nizar telah selesai menyiapkan menu untuk sarapan pagi di meja makan.

"Kak, cepat turun! sarapannya udah siap nih," panggil Sita kepada Nizar yang masih di kamarnya yang ada di lantai atas.

Wlaupun Nizar tak memiliki adik,tapi ia sering dipanggil kakak oleh kedua orang tuanya.

Nizar pun turun dengan pakaian yang rapi, tidak seperti biasa yang ia kenakan saat weekend.
Kini ia mengenakan kemeja warna blue sky, celana bahan hitam dan ia pun menenteng jas hitamnya.

"Loh, Kak, kok pakaiannya rapi banget. Emangnya mau kemana ?" tanya sang umi.

"Iya, Umi, hari ini mau ngisi seminar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, bareng Lutfhi,"

"Ohh gitu," Sita ber-oh ria.

"Sekalian nyari calon pendamping dong, Kak, di sana pasti banyak gadis yang cocok buat kamu," timpal Ryan-sang Abi. Yang baru saja masuk ke ruang makan setelah menghabiskan secangkir teh hangat di teras depan rumahnya.

"Iya ya, Bi, ibarat pribahasa sambil menyelam minum air. Kali aja di sana kamu nemu calon menantu buat Abi sama Umi," sahut Sita sembari terkekeh.

"Yaa mau gimana lagi, Mi, hilal jodohnya belum juga terlihat. Nanti juga kalau udah waktunya, pasti datang juga calon menantu buat Abi sama Umi," jawab Nizar dengan kekehan.
Lantas ia pun duduk dan menikmati sarapan yang telah disajikan oleh sang umi.

Perihal jodoh Nizar memang tak begitu memikirkannya, bukan tak memikirkan tapi ia percaya bahwa jodoh, rezeki,maut itu sudah diatur oleh sang Maha Kuasa.

Diusianya yang kini genap 22 tahun, Nizar telah berhasil menjadi CEO di perusahaan keluarganya. Membuat kesan suamiable tersemat padanya.
Bahkan tak jarang juga ia dikenalkan pada seorang gadis oleh temannya.

Jangan heran. Mengapa diusianya yang masih 22 tahun. Nizar telah berhasil menjadi CEO, pasalnya ia tak sekolah formal melainkan homeschooling. Dan ia pun memiliki IQ yang tinggi, yang membuat ia lulus kuliah S1 dalam waktu dua tahun saja. Dan lulus S2 dalam waktu satu tahun setengah.

"Kak, kamu gak ada niat untuk nikah muda gitu?" tanya sang umi

"Kalau pun ada, mau nikah sama siapa, Mi? calonnya juga belum ada. Masa sama tiang listrik," sahut Ryan sambil terkekeh.

"Ini kenapa si, dari tadi ngebahas tentang nikah mulu?" tanya Nizar merasa heran.

"Eh iya ya, kenapa bahas nikah mulu ya," ucap Sita seakan tersadar dari pembahasannya.

Nizar hanya memerlukan waktu sepuluh menit untuk menghabiskan sarapannya. Lantas ia pun pamit kepada kedua orangtuanya.

"Assalamualaikum, Mi, Bi, Nizar berangkat dulu," pamit Nizar.

"Wa'alaikum salam, hati-hati di jalan. Eh iya jangan lupa ya kak!" jawab sang umi dengan alis mata yang naik-turun.

"Lupa apa, Mi?" tanya Nizar heran.

"Itu buat cepat nyari calon menantu untuk Umi,"

"Mi, nikah itu harus dengan orang yang tepat, bukan cepat," ucap Nizar. Yaudah Nizar berangkat dulu ya, Mi.

When I Meet U, My ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang