بسم الله الرحمن الرحيم
"Tidaklah seseorang memaafkan kedzaliman (terhadap dirinya) kecuali Allah akan menambah kemuliaannya,"
HR. Ahmad, Muslim dan Tirmidzi
Seorang gadis kira-kira berusia 20 tahun baru saja menapakkan kakinya di Ibu Kota Indonesia. Dengan membawa sebuah koper besar, bantal leher, syal yang melilit lehernya dan sebuah tote bag yang disampirkan di tangan kanannya.
Saat sedang berjalan menuju halte. Ia terhuyung karena seseorang yang berlari. Tengah mengejar jambret, tak sengaja menyenggolnya. Seketika bantal leher yang tengah ia pegang dengan tangan kirinya jatuh.
"Ehhh Mbak! Kalau lari itu sambil lihat-lihat, gak sembarang lari aja. Ini lihat bantal leher saya jadinya kotor kan," emosi si Gadis itu. Tak tertinggal juga, ia menunjukkan bantal lehernya yang kini sudah kotor.
Si Wanita yang tak sengaja menyenggol Gadis tadi, mau tidak mau, pun berhenti dari aksi mengejar jambret tersebut. Karena si Gadis itu tengah mengomelinya.
"Euhh punten, Teh. Nembe abdi teu kahaja ngadupak Teteh. Kumargi abdi nuju ngudag jambret, Teh," jelas Wanita itu. Napas yang terengah-engah pun ia hempuskan.
Si Gadis yang tak sengaja ia senggol hanya bengong. Tak mengerti dengan apa yang dikatakannya. "Ehhh Teteh. Teteh teu kunanaon kan ?" tanya Wanita itu pada orang yang berada di hadapannya.
"Kamu ngomong apa? Aku gak ngerti. Aku Maya dari Jambi. Jadi gak ngerti omongan kamu barusan," jelas gadis yang bernama Maya itu.
"Ehhh maaf," ucap si Wanita.
Tersadar akan tas yang dijambretnya. Si wanita pun kembali panik.
"Astaghfirullah, Gusti nu Agung. Naha abdi kalah cicing di dieu. Kumaha atuh nasib tas. Teteh punten pisan, tiasa mantuan abdi ?" ucap Wanita itu dengan ucapan bahasa Sunda. Yang sama sekali tak dimengerti oleh lawan bicaranya. "Ehh maksudnya Teh Maya bisa bantu aku gak?" tanya ulang Wanita itu.
"Bantu apa?"
"Teh Maya tolong jagain tas aku, ya. Aku mau lanjut ngejar jambret tadi. Kalau tas ini aku bawa, susah, apalagi isinya berat," jelasnya. Sambil menyimpan tas besar barang bawaannya.
"Oh yaudah iya, tapi jangan lama ya. Aku harus nyari kost-an, ini udah sore," ucap Maya.
"Iya, Teh, terima kasih sebelumnya"
Si Wanita itu kembali mengejar jambret tersebut, yang masih terlihat meskipun dengan jarak yang cukup jauh.
"Tolong-tolong, ada jambret," teriak Wanita itu. Dengan napas yang memburu.
Seketika orang yang tengah berjalan di trotoar pun, langsung membatu mengejar jambret itu.
Wanita itu mengejar jambret dengan beberapa warga. Jambret itu masuk ke area kompleks padat penduduk, melewati gang. Dan membuat jambret itu terperangkap, saat si jambret itu salah memilih gang. Gang buntu.
"Tah geuning, ek kamana hah?" ucap Wanita itu. Saat telah berhasil menghapiri si jambret.
Warga hendak memukul jambret itu. Namun dilarang wanita yang telah menjadi korban penjambretan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet U, My Imam
EspiritualPerihal jodoh di masa depan, ya itu memang sudah menjadi Qodarulloh. Tapi tak ada salahnya, kan? Jika kita mengharapkan dia sebagai diaku. Ya kamu adalah diaku Menikah ya, siapa yang tak menginginkannya, apalagi dengan seseorang yang telah mapan dal...