17. Yes Or No?

2.9K 222 7
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Aku percaya, kamu yang kini bersikap dingin seolah tak ingin kenal denganku. Suatu saat nanti kau akan sehangat mentari di pagi hari yang terbit di ufuk Timur. Ini hanya masalah waktu!"

~Nizar Syauqi Al Ghifari~

Seusai diperiksa oleh Dokter Hendra, Naisya masih belum membuka matanya. Ia masih setia dalam lelapnya. Sebelum Dokter Hendra undur dari hadapan Fauzan. Ia terlebih dahulu menyarankan kepada Fauzan untuk membawa Naisya ke Rumah sakit. Sebab sudah dua jam, Naisya pingsan. Namun ia tak kunjung sadar.

"Yah, apa kita bawa kakak ke Rumah Sakit aja?" tanya Ayesha.

"Yaudah mendingan kita bawa kakak ke Rumah Sakit aja. Bentar Ayah siapkan mobil dulu," jawab Fauzan. Saat Fauzan hendak keluar kamar Naisya untuk menyiapkan mobil.

Saat Fauzan hendak memutar kenop pintu kamar. Tiba-tiba Ayesha berucap, "Yah, kakak udah siuman." sontak membuat Fauzan mengurungkan niatnya keluar kamar. Fauzan langsung menghampiri Naisya.

"Alhamdulillah, Kakak udah siuman. Kakak tadi kenapa? Kok tiba-tiba pingsan." tanya Fauzan. Naisya hanya tersenyum simpul.

"Ya kakak juga gak tau dan gak ingat. Pas kakak buka mata, ehh kok tiba-tiba udah ada di kamar," jelas Naisya. Suaranya masih parau. Ayesha memberikan segelas air putih pada Naisya. Naisya menerimanya.

Tiba-tiba pintu kamar Naisya dibuka dari luar. Lantas Neisya masuk, sambil membawa snack kentang kesukaannya. Dan langsung mendudukkan bokongnya di kasur Naisya.

"Kakak mah aneh. Masa iya, ada yang datang mengkhitbah, malah pingsan," ledek Neisya. Sambil terus memasukkan snack itu ke dalam mulutnya.

"Hush, Adek. Kan kakak gak niat mau pingsan. Itu kejadian yang di luar dugaan kita," sahut Ayesha. Neisya mengangguk.

Naisya yang tubuhnya masih merasakan lemas, hanya bisa terbaring. "Echa. Boleh bantuin kakak gak?" tanya Naisya. Neisya kontan menoleh kearah sang kakak.

"Saya Neisya Putri Hazni. Bersedia membantu saudari Naisya Intan Hazni. Maka dari itu, silakan utarakan apa keinginan saudari. Agar saya bisa mewujudkan keinginan saudari," ucap Neisya. Dia menirukan gaya bicara seorang receptionist. Naisya dibuat terkekeh geli oleh tingkah adiknya.

Fauzan dan Ayesha hanya tersenyum, melihat tingkah anak bungsunya.

Setelah kekehan tawanya mereda, Naisya berucap,"Baik, terima kasih sebelumnya telah berkenan untuk membantu saya. Bisa tolong ambilkan saya sekotak susu ultra yang varian rasa full cream." Naisya menirukan gaya bicara Neisya.

"Silakan tunggu beberapa saat. Permintaan akan segera saya wujudkan," jawab Neisya. Lantas Neisya langsung ke luar dari kamar Naisya.

"Anak-anak Bunda emang pada aneh tingkahnya. Kalau lagi akur, kalian pasti kompak dalam segala hal. Tapi, kalau kalian lagi berantem, hal sepele pun sering kalian permasalahkan," tutur Ayesha sembari menggelengkan kepalanya.

"Kayanya kalau punya adik, tapi sang kakak gak jailin adiknya, itu berasa ada yang kurang kali, ya." timpal Fauzan.

"Benar memang benar. Kalau punya adik tapi gak dijailin, itu gak afdol rasanya," sahut Naisya. Tak lama kemudian Neisya kembali. Di tangannya sudah ada dua kotak susu ultra, dengan varian rasa yang berbeda.

"Permintaan sudah saya penuhi. Apakah ada yang bisa saya bantu lagi?" Neisya memberikan satu kotak susu varian rasa full cream itu pada Naisya. Naisya menerimanya.

When I Meet U, My ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang