39.

722 94 13
                                    

Seokjin cemberut, entah sudah keberapa kalinya ia memuntahkan makanannya, apalagi sang suami yang sedang pergi jauh keluar negeri.

"Appa. Jimin rindu baba."

Dan pastinya si kecil merindukan sosok hangat sang ayah.

"Kita telpon?"

"Hu'um"

Tangan Seokjin mulai menekan tombol di layar dan kini terdengar dering sambungan.

"Halo Jinseok? Ada apa?"

"Baba!"

"Hei jagoan! Belum tidur?"

"Belum, baba kenapa belum tidur juga?"

"Joon, kau sibuk?"

"Lumayan... Baba sedang bekerja diminie~"

"Kapan pulang?"

"Kenapa? Kau rindu?"

"Aku? Tidak. Ini saja Jimin yang meminta."

"Jinseok ku menjaga gengsinya ya? Haha, mana Jimin? Suaranya sudah tidak ada lagi."

"Dia tertidur. Cepat pulang. Aku ingin memberi tahu mu sesuatu."

"Apa itu?"

"Pulang dulu, baru ku beri tahu."

"Ayolah... Kalau bisa sekarang kenapa harus menunggu lama?"

"Aku menunggumu pulang, kau juga menunggu aku memberitahu mu, dan itu saat kau pulang. Impas kan? Sama-sama lama."

"Ayolah Jinseok. Kau pelit, aku pulang masih 3 hari lagi."

"Terserah, ku tutup. Bye."

"Selamat malam sayang..."

"Disini sudah dini hari Joon."

"Benar—"

Pip

Sambungan pun diputus secara sepihak dari Seokjin. Biarkan saja suaminya itu mengumpat di seberang sana.

.
.
.

"Baba....."

Pelukan Teletubbies ala anak dan ayah pun terjadi di bandara. Seokjin tersenyum dan menurunkan Jimin dari gendongannya. Ini musim dingin, tidak mungkin dirinya membiarkan bayi kecilnya kedinginan. Adegan ini sedikit familiar di ingatannya.

"Hei sayang... Jinseok bagaimana, merindukan ku?"

"Tidak."

"Jadi apa yang ingin kau katakan. Cepat, aku sudah menunggu."

"Jadi..."

"Apa... Jangan mengulur waktu. Palli palli..."

"Adik di perut appa ada 2. Kata dokternya kembar baba."

Dan kembali disahuti sang anak yang merasa diabaikan orang tuanya.

"B-benarkah? Serius Jinseok?"

"Iya."

"Yuhu! Kalian lihatlah! Istriku mengandung bayi kembar!"

Selanjutnya seokjin hanya bisa menutup wajahnya dengan poni panjangnya akibat kelakuan absurd suami dan anaknya yang kini berteriak-teriak mendeklarasikan kehamilan kembarnya.

Love [Namjin Drabble] On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang