24.

949 113 5
                                    

Seokjin tertawa senang, menunjuk-nunjuk perutnya yang ditendang sang anak didalam sana. Dia sekarang sedang sendirian, tidak ada Namjoon karena sang suami telah ia perintah untuk membelikannya kimbab bibi kang di ujung jalan.

Dirinya juga tak menyangka tendangan pertama bayinya terasa saat Namjoon baru saja keluar rumah. Tetapi Seokjin bisa apa? Dia terlanjur malas melangkah memanggil Namjoon, jadi biarkan nanti saja saat Namjoon pulang baru dirinya akan cerita.

Tap tap tap

Seokjin menengok kebelakang, menatap sang suami yang melepaskan sepatu dan meletakkan kunci mobil di atas meja.

"Jinseok, kenapa senyam-senyum? Sudah rindu eoh?"

"Bukan, bukan aku. Tapi baby-nya..."

"Ha?"

"Sini."

Seokjin menarik tangan Namjoon, meletakkan tangan besar itu diperutnya yang sedang ditendang-tendang.

"Jinseok, dia sedang apa ya? Kenapa menendang-nendang seperti itu?"

"Entahlah, sepak bola?"

"Perutmu menjadi Playground sementara sebelum dia bisa tidur sendiri dan main sendiri nantinya."

"Hahaha betul juga. Sudah menyiapkan nama?"

"Tentu."

"Siapa namanya?"

"Aniya, nanti saja setelah dia lahir. Aku memilih dulu yang paling bagus."

"Oh iya Namjoon...."

Seokjin mengeluarkan nada manja nya dan mengusapkan wajah nya di dada bidang Namjoon yang sama sekali tak mengerti apa lagi yang Seokjin mau.

"Apa sayang?"

"Nanti home birth ya?"

"Andwae, di rumah sakit."

"Ayolah Namjoon..."

"Jinseok, lebih baik ditangani mereka yang lebih tahu. Oke? Di kehamilan mu yang ke 2 saja home birth bagaimana?"

"Masih lama. Eh? Kedua? Siapa yang mau melahirkan lagi? Tidak, sakit Namjoon...."

"Ck, yasudah di rumah sakit titik. Yang penting sudah punya anak tidak masalah kau tak ingin hamil lagi."

"Eum... Tapi. Tapi,"

"Ssttt. Kimbab nya dimakan, kelihatannya bayi kita ingin segera makan kimbab."

"Benarkah?"

"Yup, mirip siapa?"

"Namjoon."

"Bukannya kebalik? Tidak mengaca eoh?"

"Namjoon jahat!"

Love [Namjin Drabble] On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang