30.

832 99 2
                                    

Jimin menarik apa yang ia genggam dengan sekuat tenaga, kakinya menendang-nendang udara entah merasa gemas atau mengumpulkan kekuatan. Hingga—

"Aigoo! Baby, jangan menariknya"

Seokjin datang dengan semangkuk bubur bayi ditangannya, ia menarik botol susu Jimin dari tangan sang putra dan mulai menyuapi jimin yang tenang di karpet ruang tamunya.

"Sayang, dasi ku dimana?"

"Cari dilempari Joon."

"Yang berwarna biru Jinseok."

"Semuanya dilemari."

"Tidak ada."

"Cari lagi cepat! Aku menyuapi jimin."

Dan segera Namjoon meninggalkan sang istri bersama putra kesayangannya untuk mencari dasi dan memasukkan perlengkapannya.

"Sudah?"

"Sudah, ada di bawah hehe."

"Apa harus berangkat Joon?"

"Iya sayang..."

"Jimin masih 4 bulan kenapa kau sudah keluar negeri saja."

"Hei, bayi gempal itu sudah 5 bulan."

"Benarkah? Badannya sama saja."

"Hush, dia berkembang dengan baik."

"Ck, kenapa jiminie pendek eoh?"

"Sayang..."

"Ok ok."

"Jimin anak kita."

"Tapi tidak ada yang menurun sama sekali Joon, jangan-jangan anak kita tertukar?"

"Jinseok."

"..."

"Kau tidak lihat? Bibirnya, pipinya, senyumnya, nafsu makannya itu menurun darimana? Dari mu Jinseok... Aku? Jimin sudah pintar sejak dini, dia putra kita."

"..."

"Aku tidak suka kau meragukan Jimin, dia darah daging kita sendiri."

"Iya maaf."

"..."

"Maaf baby."

"Iya mommy..."

"Aku kan pria Namjoon! Jadi dipanggil appa."

"Iya cintaku..."

Love [Namjin Drabble] On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang