26.

922 99 9
                                    

Tangan itu terlepas secara refleks ketika rasa sakit mendera perutnya, beriringan dengan itu suara pecahan kaca menyentuh lantai mulai bergema di seluruh ruangan.

Tak lama, Namjoon berlari tergopoh-gopoh menghampiri sang istri. Memegang tangan yang terasa basah karena keringat dingin dan membantu istrinya mencapai bangku pantry untuk mendudukkan diri.

"Ada apa? Sakit? Kontraksi? Lahiran? Sekarang? Ya Tuhan.... Cepat sekali."

Plak

"Bodoh. Cuma kontraksi palsu Namjoon! Diam!"

"Sssshhh, jadi? Bagaimana? Ke rumah sakit sekarang?"

"Aniya. Aku mau minum, ambilkan. Sekalian tolong bereskan pecahan kaca nya."

"Eum.. sebentar."

"Hati-hati. Pegang bagian tumpul nya Namjoon! Astaga."

"Tenang Jinseok, tenang. Calm down."

Setelah membereskan serpihan-serpihan kaca kecil dan memastikan tak ada lagi kaca yang tersisa, Namjoon kembali dengan segelas air putih. Membawanya kehadapan sang istri yang menunggu."

"Ini. Ingin apa lagi?"

"Sudah."

Gulp...Gulp...Gulp...

"Kalau begitu ke kamar saja. Pelan-pelan, awas kakinya."

"Emm..."

"Sini, berbaring."

Namjoon menaikkan kaki Seokjin diatas ranjang. Menyelimuti tubuh sang istri hingga sebatas dada, lantas beralih ke sisi lain dan merebahkan dirinya sendiri menghadap Seokjin.

"Namjoon."

"Hum?"

"Tidak akan meninggalkan ku kan?"

"Aku mau meninggalkan mu kemana memangnya?"

"Bersama pria atau wanita lain?"

"Bagaimana aku bisa pergi jika rumah ku ada disini? Rumah ku adalah dirimu, bagaimana bisa aku tahan tak pulang? Kedamaian hati ini, ada dalam dirimu juga. Bagaimana bisa aku pergi meninggalkan mu sendiri? Jika pun aku pergi, aku akan membawamu juga. Maka jangan takut akan kepergian ku, percaya adalah hal yang penting dalam pondasi sebuah rumah tangga. Kau percaya padaku?"

"Ya."

"Kenapa masih meragu?"

"Hanya takut saja."

"Mulai sekarang lepas semua keraguan mu, karena rumah ku takkan ku biarkan rapuh sedetikpun. Aku akan membangun pondasi yang kuat, dan kau juga harus memperkuat hatimu. Untukku."

"Terimakasih."

"Untuk?"

"Menerima lamaran ku."

"Hahahaha terimakasih juga sudah mau bertahan dengan ku. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu. Sangat, lebih, sangat-sangat-sangat....... Mencintaimu."

"Mari saling kuat Jinseok. Untuk anak kita dan hati kita."

"Ya Namjoon. Selalu."

A/N

Sapa yang baper?! 😂

Maap ya Alma Gemela lagi stuck aku juga lagi sibuk jadi rest dulu. Ini kan dikit jadi aku masih bisa ketik. Alma Gemela masih nyicil tapi sampe sekarang ga kebagian waktu sama sekali :) ini buat selingan Alma Gemela aja ya... Thanks buat yang baca dan borahae 💜

Jangan lupa vote dan komen ya :)

Love [Namjin Drabble] On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang