35.

761 100 14
                                    

"Eungh... Sudah Namjoon... Aku lelah."

"Sekali lagi Jinseok."

"Sudah, tanganku pegal."

Kepala Namjoon pun berpindah dari pangkuan Seokjin. Masih belum puas rasanya dipijat sang istri hanya 15 menit padahal badannya masih pegal-pegal sehabis memasang lampu-lampu taman belakang.

Ia berdiri, menggendong Seokjin masuk kedalam kamar mereka meninggalkan Jimin bersama adik dan orang tua Namjoon.

"Bagaimana jika kita 'menghangatkan' diri saja?"

"Eum."

Sosok yang menjadi istri pun mengangguk. Mempersilahkan suaminya menjamah tubuhnya di musim yang dingin ini.

[Karena aku ga tau apa-apa skip aja🌚]
.
.
.

"Baba!"

"Kenapa Jimin? Mau ini?"

Adik dari seorang Kim Namjoon itu mulai kewalahan menghadapi keponakannya yang kini menggeliat tak nyaman dan melempar semua mainan yang ia berikan.

"Ada apa min-ah?"

"Ini eomma, Jimin menyebut baba terus, apa dia mencari oppa?"

"Iya, setahuku Jimin memanggil Namjoon baba."

"Lalu bagaimana? Oppa tidak terlihat."

"Susul ke kamarnya pasti dia ada disana."

"Kalau dia sedang sibuk dengan kakak ipar bagaimana?"

"Sibuk apanya?"

"Eomma... 'sibuk', dalam artian lain."

Tangan lentik geongmin membentuk tanda petik di samping kepalanya dengan berbisik saat mengatakannya.

"Oh, tidak. Ini masih siang."

"Tapi bisa jadi kan. Orang nafsu tidak akan ingat apa-apa."

"Kalau begitu ayo ku antar saja."

"Okey kalau begitu. Ayo jiminie..."

"Baba? Baba..."

Mereka berjalan beriringan kearah kamar Namjoon yang berada di lantai atas. Jimin terus menggumamkan 'baba' seraya menoleh kesana kemari mencari sang ayah dengan mata yang sudah berkaca-kaca namun tidak menangis sepenuhnya.

"Baba! Hiks... Huweeeeee...."

"Sssttt... Iya sebentar Jimin.."

Sampai di depan pintu, mereka tercenung. Memejamkan mata mereka dan menutup telinga Jimin erat.

"Ahh.. Namjoon... Pelan..."

"..."

"Namjoon!"

"..."

"Eungh... Emh... Ah!"

"..."

"Huweeeee.... Baba!"

'gedebuk'

Cklek...

"Oh? Eomma? Ada apa?"

Pintu terbuka sedikit, Namjoon mengintip dari sela-sela kecil pintunya dan menatap anaknya yang kini mengangkat tangan kecilnya kearahnya.

"Selesaikan dulu. Setelahnya langsung ke ruang makan saja."

Dengan sedikit paksaan, mereka menjauh dari pintu dan Jimin otomatis menangis melihat dirinya dibawa pergi dari baba nya.

"Baba! Huweeeee...."

Love [Namjin Drabble] On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang