17.

1K 126 8
                                    

"ingin menjelaskan apa yang terjadi Seokjin?"

Ingin menangis rasanya saat mendengar Namjoon memanggilnya tidak seperti biasanya. Seokjin tahu dirinya salah saat mengajak Jaehwan ke pernikahan sahabatnya yang pasti sahabat Namjoon juga.

Apalagi dia juga mengakui bahwa anak yang dikandungnya anak dari Jaehwan padahal bukan.

"Masih tidak mau membuka suara? Yasudah."

Namjoon beranjak, pergi meninggalkan Seokjin dan masuk kedalam ruang kerjanya,

Blam.

Juga membanting pintu yang tidak berdosa.

Seokjin menggigit bibirnya, takut, ingin menangis, ingin menjelaskan semuanya tapi Namjoon terlanjur melihat semuanya. Dia tak tahu harus berkata apa pada suaminya.

Harusnya Seokjin tahu jika Namjoon adalah seorang pemburu berat, dan menjaga jarak dengan orang lain apalagi mantan kekasihnya.

Kakinya melangkah, menyusul Namjoon memasuki ruang kerja sang suami. Terlihat jelas di netra Seokjin, suaminya itu sedang berdiri di depan balkon. Mencengkram erat pembatasnya hingga darah mulai mengalir disela-sela kaca yang pecah.

Namjoon telah memecahkan kaca tebal dengan tangannya. Seokjin yakin sang suami mengeluarkan seluruh tenaganya untuk melakukannya.

"Maaf, aku—aku hanya bercanda. Jaehwan yang mengatakannya–"

"Dan kau mengiyakannya? Ku tanya. Itu anak siapa Seokjin.  Anak yang berada di perut mu, itu anak siapa. Aku, atau pria sialan itu?"

Tanpa menoleh Namjoon menekankan perkataannya. Ada rasa kecewa di dada bila harus melihat wajah Seokjin yang seolah-olah tak melakukan kesalahan apa-apa.

"Ini anakmu Namjoon. Kau yang pertama dan satu-satunya."

"Lalu mengapa kau mengatakan pada orang-orang kalau itu anak Jaehwan?"

"Sudah ku bilang itu hanya becanda Namjoon. Dia tidak serius."

"Baginya tidak, tapi orang lain yang melihat kalian menganggap itu serius Seokjin. Lalu eksistensi ku ini apa? Hanya sebuah lelucon? Tidak berguna? Bukan apa-apa?"

Seokjin membuka mulutnya siap untuk menjawab pertanyaan yang menusuknya. Sungguh, Namjoon sangat berharga baginya.

"Keluar dari ruangan ku Seokjin, cepat tidur. Kembali ke hadapan ku jika kau sudah menyesali apa yang kau perbuat ini."

"Aku menyesalinya nam—"

"Keluar!"

Tetap diam di tempat, Seokjin masih ingin meluruskan masalah ini dengan Namjoon nya.

"Baik, aku saja yang keluar."

"Nam—"

Namjoon melangkah cepat melewati tubuh sang istri.

Blam.

Dan membanting kembali pintu ruang kerjanya.

Love [Namjin Drabble] On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang