28.

866 103 7
                                    

"jiminie... Kemari sayang..."

Kini tak terasa usia Jimin menginjak 4 bulan, bayi itu bahkan sudah cerewet dan mengerti apa yang diucapkan ayah ibunya. Apalagi kedua kaki gempal yang rasanya ingin segera lari saja.

Jimin merangkak, mengangkat pantat berpopok nya dan berceloteh entah apa yang ditujukan pada sang ayah yang baru pulang kerja.

"Ya, kemari sayang..."

"Bi.... Bi... Wa wa kyahaha."

"Dapat kau anak gempal hum? Anak siapa?"

"Bi..."

"Daddy."

"Bi..."

"Kau menyebut bagian mananya Jimin? Daddy? Kau menyebut Dy tapi tidak bisa ya?"

"Bi..."

"Apa hum? Main?"

"Mandi dulu Namjoon!"

"Aduh! Sakit Jinseok!"

"Kyahahahaha."

Si bayi pun tertawa melihat telinga sang ayah yang memerah ulah ibunya. Ia memeluk leher Namjoon tidak ingin ditarik menjauh dari Daddy kesayangannya."

"Ayo Jimin, ikut apa dulu. Biar Daddy mandi oke?"

"Aaaaaaaa."

"Dia tidak mau Jinseok. Biarkan sebentar saja."

"Tidak! Ayo Jimin!"

Dan dengan terpaksa terlepaslah tangan kecil itu dari leher sang ayah.

"Huweeeee! Bi!"

"Kita main nanti sayang. Daddy mandi dulu."

"Cepat pergi sana!"

"Kau seperti singa Jinseok."

"Apa?!"

"Tidak! Aku mandi dah!"

Si kepala keluarga berlari menjauh, menuntaskan acara membersihkan badannya dan kembali ke dapur untuk bertemu sang buah hati.

"Bi..."

"Jimin sudah makan?"

"Yayayayayayaya..."

Namjoon terkekeh, memberi kiss attack kepada sang putra dan mengecup sekilas Seokjin yang lewat di belakangnya.

"Main?"

"Yinn...."

"Iya main. Let's go jagoan!"

Love [Namjin Drabble] On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang