33.

794 100 9
                                    

"Mama."

"Baba..."

"Mama."

"Ba..ba.."

Jimin tengkurap, menggigit kepalan tangannya yang empuk seraya menopang kepalanya agar tak tertidur di karpet maroon kesayangannya.

"Baba!"

"Apa jiminie..."

Derap langkah datang dari sang ayah pun membuat Jimin semakin mendongak. Memekik girang dengan kaki menendang udara.

"Sekarang Jimin memanggil Daddy baba? Arraseo... Daddy tidak masalah."

"Yin...."

"Main? Sini jagoan..."

Tangan Namjoon dengan mudah mengangkat sang anak, menghujani pipi tembam itu dengan puluhan kecupan hingga si bayi tertawa.

"Anak baba wangi sekali eoh? Aigoo..."

"Baba? Siapa itu?"

Seokjin datang membawa sebotol susu untuk Jimin. Ia mengambil alih sang bayi dan memindahkannya ke tempat Jimin belajar duduk.

"Aku. Siapa lagi?"

"Baba? Nama macam apa itu?"

"Kenapa tanya terus?"

"Kau juga kenapa balas tanya? Tinggal jawab apa susahnya?"

"Aku belum selesai bicara."

"Jadi apa itu baba?"

"Baba itu aku. Jimin yang memanggil begitu."

"Jimin bahkan tidak akan mengingat kalau dia pernah menyebut mu baba."

"Tapi—"

"Apa? Sini pegang botol susu Jimin. Aku akan memasak."

"Hm."

Botol susu itupun berganti tangan meski masih disedot si bayi yang hanya mengerjap tak mengerti atas apa yang diperdebatkan orang tuanya.

"Jimin ingat kan kalau Jimin memanggil Daddy, baba? Iyakan?"

"Berhenti memaksanya Namjoon! Atau jangan-jangan kau yang ingin dipanggil baba?"

"Apa-apaan, aku saja baru tahu ada panggilan ayah berkedok baba."

"Tentunya ada."

"Kau juga. Ibunya kenapa tidak ingin dipanggil mama."

"Bukan Jimin yang memanggilnya—"

"Baba... Mama..."

Kedua orang tua muda itu menoleh, menatap bayi gempal yang kini menunjukkan gusinya seraya mengangkat kedua tangan di udara.

"Kau dengar kan?"

"Hu'um."

"Aku tidak dilupakan. Kau itu mama bukan appa."

"Aku pria Namjoon! Jadi dipanggil app—"

"Ma-ma..."

"..." - Namjoon

"..." - Seokjin

"Kyahaha...."

"Jimin kita sudah pandai menyela Jinseok."

"Hu'um. Mungkin besar nanti akan jadi ahli debat."

"....? Huh?"

Love [Namjin Drabble] On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang