45.

873 94 3
                                    

"Baik, karena kandungan tuan Seokjin sudah memasuki bulan ke 5, sekarang kita akan melihat jenis kelaminnya..."

Dengan dada berdebar, Namjoon maupun Seokjin menunggu bibir sang dokter kembali berucap. Mereka saling menautkan jemari seraya menatap monitor USG yang memperlihatkan bayi kembar mereka.

"Selamat, dua-duanya laki-laki."

Dokter itu tersenyum lembut dan membereskan peralatannya dan mengusap perut bulat Seokjin untuk membersihkan gel yang dibutuhkannya untuk menjalani pemeriksaan ini.

"Kami permisi dokter."

"Ya, jangan lupa minum vitamin dan susu kehamilannya setiap hari..."

"Tentu dokter."

Namjoon memampah sang istri dengan sabar mengingat perut Seokjin terlihat sangat besar karena ada dua nyawa di dalamnya.

Sampai di apartemen, kedua orang tua itu disambut sosok anak mereka yang berlarian mengejar anjing peliharaan nya.

"Baba! Bagaimana keadaan adik?"

"Kenapa tanya baba? Tanya appa sana, appa yang membawa."

"Tidak mau, apa garang."

"Apa kau bilang?! Appa garang?"

"Baba... Appa marah."

"Jinseok, sudah. Tunjukkan foto USG nya dan terangkan pelan-pelan. Kenapa kau tidak bisa akur dengan Jimin sekali saja."

"Dia yang mulai Joon."

"Appa duluan! Jimin kan bertanya baik-baik."

"Ck! Sini."

Dan bergeser lah tubuh berperut besar itu dan mempersilahkan anaknya untuk duduk di sampingnya.

"Ini adalah tangannya, kaki nya, kepalanya. Kau lihat? Mereka sudah memiliki telinga."

"Benar! Wah, lucu sekali."

"Mereka berdua laki-laki, jadi kau memiliki teman untuk bermain bersama."

"Tapi kan masih bayi, jadi tidak bisa bermain bersama."

"Bisa, Jimin kan masih main mobil kan? Tapi adik yang naik, Jimin yang dorong."

"Tidak asik. Tapi appa—
Bagaimana bisa dokternya tahu kalau adik laki-laki?"

"Kalau itu.... Apa juga tidak tahu."

"Dokternya hebat, bisa tahu apa yang kita semua tidak tahu! Nanti Jimin mau jadi dokter saja!"

"Eh? Bukannya kemarin Jimin menulis kalau ingin jadi polisi?"

"Tidak jadi, lebih keren dokter. Nanti kalau Yugi sakit, Jimin bisa sembuhkan Yugi."

"Anak pintar."

"Appa, baba dimana?"

"Kau tidak lihat baba mu ketiduran di lantai?"

"Wah, baba keren."

"Apanya yang keren astaga jimin! Kenapa kau sangat memuja baba mu!"

"Karena baba keren!"

"Apanya?! Dari mana!"

"Dari suara mendengkur nya!"

"..."

"..."

"..."

"Appa?"

"Bwahahahahahaha..."

"................." -namjoon.

Love [Namjin Drabble] On HoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang