Helo, aku tepatin janjiku. Jadi ramaikan lagi ya, kalau bisa lebih ramai dari kemarin. 💜
___
Akhir tahun membuat udara semakin dingin, dengan beberapa butiran salju yang turun yang membuat udara dingin bertambah berkali lipat dari kemarin. Disaat seperti ini, yang diinginkan banyak orang adalah berdiam diri didalam rumah dengan penghangat ruangan yang menyala, beserta selimut yangt melekat ditubuh atau satu gelas coklat atau teh panas ditangan. Menatap keluar jendela menikmati proses turunnya salju.
Iya, itu juga yang Irene harapkan. Namun pada faktanya tak seperti itu, dia masih harus tetap menjalani aktivitasnya karena ini bukanlah hari libur untuknya. Pagi ini dia harus pergi bersama Yoongi membantunya untuk bekerja. Dia harus meninggalkan Jia bersama kekasih Yoongi dirumah karena Taehyung bahkan tak menghubunginya seperti biasa untuk mengatakan ingin bersama dan membawa Jia.
Irene juga sebenarnya merasa aneh dengan Taehyung sejak kemarin itu. Jia bahkan mengatakan Taehyung langsung tiba-tiba pergi setelah mengantarnya bahkan tak membantunya membuka pintu. Dan setelahnya pun Taehyung tak ada menghubunginya, padahal biasanya dia akan menghubungi hanya untuk sekedar menanyakan Jia. Tapi sampai saat ini sama sekali tak ada notifikasi yang masuk pada ponsel Irene.
"Sedang mengkhawatirkan sesuatu? Atau masih memikirkan soal kemarin?" Tanya Yoongi yang duduk disampingnya, dibalik kemudi untuk menjalankan mobil yang sedang mereka tumpangi. Membuat kesadaran Irene untuk berpikir seorang diri itu buyar seketika.
Irene menggeleng perlahan, matanya beralih menatap jalanan yang ada didepannya. "Untuk yang kemarin, memang aku masih sedikit ragu."
"Lalu? Apa itu masih sangat mengganggumu?"
"Tidak juga. Hanya saja aku terpikirkan hal lain." Jawab Irene, dengan kepala yang sudah menoleh pada Yoongi disampingnya. "Hari ini, hari ulang tahun Taehyung"
Yoongi menoleh sejenak pada Irene, dengan satu alis yang terangkat. "Lalu kenapa? Apa masalahnya?"
"Tidak ada masalahnya juga, yoon. Tapi, haruskah aku mengucapkannya dan memberi hadiah untuknya?" Tanya Irene dengan wajah yang benar-benar terlihat keseriusan disana.
Bukannya jawaban yang Irene dapatkan, gelak tawa yang malah terdengar ditelinganya. Yoongi benar-benar tertawa mendengar pertanyaan Irene barusan, Pria min itu terbahak dengan pertanyaan yang terdengar konyol untuknya.
"Apa? Kenapa kau malah tertawa?" Kebingungan, Irene benar-benar tak mengerti kenapa pria itu malah tertawa seperti itu. Dia bahkan sama sekali tidak mengatakan hal yang lucu atau apapun itu yang bisa membuat nya tertawa. Dia bahkan bertanya dengan wajah serius tapi malah dibalas dengan tertawaan seakan meledeknya.
"Demi tuhan, aku tidak menyangka kau sebodoh ini kalau menyangkut tentang percintaan. Bahkan dalam hal sepele seperti ini kau masih bertanya?" Yoongi yang sudah menghentikan tawanya mulai berbicara. Namun masih disertai dengan kekehan disela pembicaraannya, masih merasa lucu dengan tingkah Irene.
"Aku kan hanya bertanya. Sudah lama aku tidak mengucapkan untuknya, akan terasa aneh kalau aku mengatakannya sekarang bukan? Aku baru saja mengatakannya padamu kalau aku memang sudah membuat keputusan, hanya saja aku masih sedikit ragu. Dan itu juga menjadi alasan kenapa aku juga ragu apakah harus mengucapkan padanya atau tidak, begitu. Mengerti kan maksudku?"
Yoongi kembali fokus pada jalanan, tanpa menjawab ataupun merespon apa yang Irene katakan. Pria Min itu malah membelokan mobil yang ia kemudikan, menepi di pinggir jalan yang tak terlalu ramai. "Turunlah."
Irene mengerutkan keningnya kebingungan. Memangnya dia melakukan kesalahan sampai harus diturunkan dijalanan seperti itu?
"Yoongi, tak lucu. Kantor masih jauh."
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA [END]
FanfictionMenikah di usia muda bukanlah hal yang tepat. Pasalnya, menikah muda tidak semudah itu, tidak seperti dalam cerita indah tentang cinta yang selalu berakhir bahagia. Nyatanya dua sahabat itu, Taehyung dan Irene, menikah muda karena kesalahan keduany...