METANOIA - 21

1.1K 177 104
                                    

Sebelumnya terimakasih banyak buat yang sudah vote dan komentar💜 Rajin-rajin kaya gitu ya biar aku rajin juga up nya hehe

____

Jika harus membahas lagi apa yang sudah terjadi bisa saja airmata itu kembali mengalir tak ada habisnya. Terlalu pilu bahkan hanya untuk sekedar mengingatnya. Entah itu Irene ataupun Taehyung, mereka sama-sama memiliki kesedihannya sendiri masing-masing. Tidak bisa mereda hanya karena bisa kembali bersama seperti saat ini, berpelukan begitu erat dengan ranjang besar yang menjadi alas mereka. Ranjang berukuran besar yang ada diruangan Taehyung sebelumnya, kamar pribadi milik Taehyung jika dia harus menginap semalaman dikantornya karena pekerjaan ataupun karena sedang tak ingin pulang seperti semalam.

Tidak ada pergumulan panas yang terjadi sebelumnya seperti yang dibayangkan jika melihat keadaan mereka yang tengah berpelukan diatas ranjang seperti itu. Kecuali pagutan singkat saat mereka masih menangis bersama didepan pintu sebelumnya. Sebelum akhirnya Irene menyuruh Taehyung untuk membersihkan dirinya, melihat bagiamana berantakan nya pria Kim itu hanya membuatnya terlihat semakin menyedihkan.

Kaos putih tipis dengan celana bahan panjang berwarna hitam kini Taehyung kenakan. Ingin mengenakan pakaian yang lebih nyaman seperti celana pendek yang biasa ia kenakan saat berada didalam rumah, tetapi dia tidak memiliki nya disini. Mengingat bagaimanpun ini adalah tempat kerjanya, yang ada hanya pakaian formal yang biasa dia kenakan untuk bekerja. Ada kaus itu saja sudah bersyukur.

"Jadi minggu depan pernikahanmu dengan Joy?" Tanya Irene , dengan tangan yang sudah mengusap kepala Taehyung yang berada dalam pelukannya. Posisi dimana Taehyung yang tak sejajar dengan tubuhnya membuat mereka saling memeluk dengan kepala Taehyung yang sudah membenamkan kepalanya diantara leher dan dada Irene.

Sebuah anggukan menjadi jawaban dari Taehyung. Jujur saja hal itu sedikit membuat Irene kecewa. Tapi bahkan dia sendiri tak mengerti alasannya, yang dia tahu saat ini adalah dirinya masih menyimpan rasa benci pada Taehyung.

"Jia benar-benar anakku?" Taehyung bertanya dengan lembut, seakan tengah berhati-hati.

Kini giliran Irene yang menjawab dengan anggukan.

"Sudah ku duga sejak pertama kali melihatnya. Dia terlihat cantik sama sepertimu, tapi ada ketampananku yang juga menurun padanya." Keduanya terkekeh bersamaan, Kim Taehyung sudah kembali kalau seperti ini.

"Tapi, aku lebih merasakan ketertarikan luar biasa padanya.Eumm seperti, mungkin itu yang dimaksud ikatan batin seorang ayah pada anaknya? Entahlah, aku juga tidak mengerti dengan jelas. Dan setelah pertemuan itu, semalam aku jadi kembali teringat. Dulu sekali, sebelum kita menjalin hubungan aku pernah mengatakan padamu ingin memberi nama anakku nanti dengan nama Ji Ah. Dan disitulah aku sadar kalau Jia benar-benar anakku, kau memberinya nama itu. Walaupun sejak awal aku sudah yakin."

"Ji Ah. aku memberi nya nama tanpa marga. Karena aku berpikir tidak apa-apa karena dia bahkan dilahirkan diluar korea. Tapi, akhir-akhir ini setelah kita kembali ke korea Jia sering dibicarakan orang lain kalau dia tidak memiliki ayah karena dia tidak memiliki marga ayahnya. Aku memberikannya marga ku tapi Jia menolak, menangis. Sampai akhirnya kami memutuskan untuk memberikan nama Min didepannya, marga yang dimiliki Yoongi."

Taehyung mendongak , menatap wajah Irene. "Jadi, Yoongi hyung?"

"Terlalu panjang untuk ku jelaskan."

"Kalau begitu persingkat saja.Dia bukan suamimu, apa dia kekasihmu? Calon suamimu? Apa berarti kita benar-benar seperti orang yang sedang berselingkuh? Ah kalau aku tidak berselingkuh, aku bahkan sama sekali tidak mencintai Joy."

Satu pukulan berhasil mendarat pada lengan Taehyung, membuatnya meringis.

"Tidak seperti itu."

METANOIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang