Irene baru saja selesai dengan beberapa masakan yang sengaja ia siapkan untuk ibunya yang berniat datang sore ini . Tentu saja dengan Taehyung yang ikut membantunya , tak ikut membantu memasak sebenarnya hanya saja membantu menyiapkan dan beberapa hal lain seperti mencuci beberapa peralatan yang sebelumnya Irene gunakan misalnya . Seperti saat ini, Taehyung tengah berkutat dengan cucian di wastafel . Bukannya beristirahat dan duduk setelah menyelesaikan masakannya , Irene malah menghampiri Taehyung , memeluknya dari belakang . Hal yang biasanya Taehyung lakukan padanya jika dia sedang memasak . Sekarang gantian.
"Duduk dan beristirahatlah , bukankah kau lelah ?" Ucap Taehyung sembari tersenyum dengan tangan yang masih sibuk mencuci .
Irene menyandarkan kepalanya pada punggung Taehyung dan menggeleng . "Ini aku sedang beristirahat . Mengisi bateraiku "
Taehyung terkekeh . "Baiklah , isi sampai penuh setelah itu aku yang ingin mengisi bateraiku"
"Ingat tidak Tae dulu aku yang menyukaimu lebih dulu sebelum akhirnya kau juga membalas perasaanku ?"
Taehyung mengangguk . "Tentu saja ingat . Kau menyatakan perasaanmu padaku dihari ulangtahunku yang ke 19 . Aku benar benar bingung harus menjawab apa saat itu , Soalnya yang kutahu aku hanya menyayangimu seperti aku menyayangi Jimin untuk itu aku menolakmu "
"Benar , dulu kau sepolos itu . " Ucap Irene yang kini sudah terkekeh .
"Sekarang juga aku masih polos "
Irene menepuk punggung Taehyung , membuat sang pemilik punggung itu mengaduh .
"Polos apanya , kau tak ingat siapa yang membuatku mengandung diusia muda seperti ini ? Aku takut setengah mati saat kau mengajakku tidur bersama . Dan benar saja akhirnya aku mendapatkan dua garis merah ditestpack yang aku beli beberapa minggu setelahnya ."
Taehyung berbalik , namun tangan Irene masih memeluknya . Sang istri mendongak menatap Taehyung . "Maafkan aku , aku membawamu kejalan ini . Pasti berat untukmu melaluinya . Kau harus berhenti sementara dari kuliahmu . Pasti berat karena mengandung anakku dan menjadi istriku " Wajah Taehyung kini berubah serius , sedikit menunduk untuk menatap wajah istrinya yang jauh lebih pendek darinya .
"Anakmu ? Hei , jangan lupakan ini juga anakku . Aku tak suka jika kau mengatakan hal seperti itu , seolah hanya aku yang menderita . Tae yang menjalani ini adalah kau dan aku , bukan hanya kau ataupun hanya aku . Lagipula dari awal kan memang kita melakukannya sesuai kesepakatan kita , tak ada paksaan ataupun itu . Dan lagi aku senang bisa menjadi istrimu , kau tahu ? Aku bangga sekali bisa menikah dengan pria sebaik kau . Aku percaya kau pria terbaik kedua setelah ayahku " Jelas Irene.
Taehyung hening, rasanya perkataan Irene yang diakhir sangat pantas untuk dibantah. Tak pantas untuk dikatakan pada Taehyung. Tapi Taehyung tak bisa mengatakannya, beberapa kata itu seperti tercekat dilehernya.
Hingga akhirnya Taehyung lebih memilih untuk tak mengatakan apapun , hanya mencium kening Irene .
____
Sudah lebih dari satu jam terlewat dari waktu yang seharusnya ibu Irene datang , tapi masih belum ada tanda tanda jika sang ibu itu datang kerumahnya. Bahkan tak ada telpon yang masuk , juga tak ada jawaban saat Irene yang menghubunginya lebih dulu. Khawatir tentu saja , takut terjadi hal yang diinginkan pada ibunya. Membuat wanita dengan perut yang membuncit itu mondar mandir didepan rumahnya , berkali kali memeriksa gerbang yang tak kunjung terbuka.
"Masih tak ada kabar dari ibumu?" Tanya Taehyung menghampiri Irene.
Irene mengangguk, mengiyakan. "Sudah kutelfon berkali kali tetap tidak ada jawaban." Ucapnya sembari menoleh pada Taehyung yang sudah berdiri di sampingnya. "Kau baik-baik saja ?"

KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA [END]
FanfictionMenikah di usia muda bukanlah hal yang tepat. Pasalnya, menikah muda tidak semudah itu, tidak seperti dalam cerita indah tentang cinta yang selalu berakhir bahagia. Nyatanya dua sahabat itu, Taehyung dan Irene, menikah muda karena kesalahan keduany...