METANOIA - 03

1.5K 209 33
                                    

 "Jadi kapan kalian pindah ?" Tanya Jimin pada Taehyung yang sedang berdiri dihadapannya .

"Mungkin minggu depan ." Taehyung berbalik , kembali duduk dikursi yang berada disamping Jimin . Keduanya menatap kedepan , sebenarnya tak ada aapapun yang menangkap perhatian mereka didepan sana , hanya beberapa tumbuhan yang memang sudah ada disana . "Jim, mau tinggal denganku ?"

"Bersama kalian berdua ?" Tanya Jimin dengan heran .

Taehyung mengangguk , mengiyakan .

Jimin tertawa , pasalnya pertanyaan Taehyung itu memang terdengar lucu . "Gila kau Tae"

"Jim , aku serius . " Taehyung menatap pada Jimin , sama sekali tak ada senyuman atau tawa disana , menandakan jika Taehyung memang tak sedamng bercanda.

"Jelaskan dulu maksudmu " Jimin yang benar benar tak mengerti akan maksud Taehyung meminta penjelasan . Ya orang gila mana yang sudah menikah bukannya tinggal berdua dengan istrinya malah mengajak sahabatnya juga untuk tinggal bersama .

Taehyung menolehkan kepalanya kebelakang , memastikan jika tak ada orang lain disana termasuk Irene yang sedang tertidur dikamar Jimin ataupun Joy yang baru saja pergi dengan mobilnya .

"Aku tidak yakin akan selalu dirumah bersama Irene . Aku khawatir jika dia sendirian "

"Tunggu , Tae apa maksudmu ? " Potong Jimin . "Tae , jangan bilang kau .."

"Iya ." Kini Taehyung yang memotong Jimin dengan cepat , sudah mengerti yang akan ditanyakan oleh Jimin .

"Gila , Kim Taehyung " Jimin bangkit dari duduknya , terlalu terkejut dengan jawaban Taehyung . "Aku akan cari cara lain , kau ini gila ? Tae sebentar lagi kau akan menjadi ayah , Irene sedang mengandung anakmu . Kenapa kau harus kembali seperti ini ? Kau gila ? " Jimin mengepalkan tangannya , kesal . Tak habis pikir dengan sohibnya itu , terlalu tak bisa diterima dengan akalnya .

"Jim , aku juga sudah menahannya selama ini . Tapi tidak bisa . Aku membutuhkan nya , aku merasa seperti aku selalu membutuhkannya . Kau tidak tahu rasanya "

"Tapi tetap saja kau tahu itu salah .Salah besar Tae! Bagaimana jika Irene tahu ?"

"Maka dari itu , kumohon jangan sampai ada yang tahu . Dan aku ingin kau tinggal bersama kami , setidaknya aku tidak ingin Irene sendiri saat aku pergi . Hanya kau yang bisa kupercaya saat ini . Aku berjanji , aku juga sedang berusaha untuk mencari cara lain . Tapi untuk saat ini , biarkan aku dulu "

Jimin mengacak rambutnya kesal , rasanya kepalanya ingin meledak saat itu juga . Ini terlalu membingungkan untuknya , ini seperti membuatnya haruss memilih diantara dua sahabatnya itu . Yang jelas membuatnya tak bisa bahkan sekedar untuk memilih , keduanya terlalu berharga untuknya . Keduanya sama sama berarti untuknya .

"Sudah coba bertemu dengannya lagi ?" Suara Jimin mulai melembut kembali setelah diam beberapa saat . Mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Belum , tidak bisa dihubungi lagi "

"Lalu ? Mau mencoba nya dengan yang lain ? " Tanya Jimin hati-hati .

Taehyung menggedikkan bahunya . "Aku juga bingung , karna itu lah aku tidak bisa apa-apa saat ini . "

"Kemarin , kau berbohong pada Irene ?"

Taehyung mengangguk  perlahan , kemudian menundukan kepalanya . Bagaimanapun dia juga merasa sangat bersalah pada Irene , tak sepantasnya dia berbohong pada wanita Bae itu .

Jimin memperhatikan Taehyung , hatinya seakan ikut tersentuh . "Baiklah , aku setuju untuk tinggal bersama kalian . Tapi kau yang berikan alasan yang bagus pada Irene . Dan satu hal lagi , berjanjilah untuk berhenti secepatnya " Jimin menghela nafasnya dalam , hanya ini yang bisa dia lakukan untuk saat ini .

"Taehyung "

"Ya ?"

"Setidaknya pikirkan juga bayimu"

_____

Rumah besar berlantai dua itu akhirnya benar-benar ditinggali mereka bertiga . Dengan alasan jika Taehyung tak ingin rumah sebesar itu hanya diisi mereka berdua membuat Irene mengiyakan dengan mudah . Irene sama sekali tak menaruh curiga , yang ia pikirkan hanya keseruan jika mereka tinggal bersama , walaupun Joy tak bisa ikut bergabung . Benar , bicara tentang Joy dia sempat marah dan tidak terima . Selain hanya dia yang tidak bergabung untuk tinggal bersama , tetapi juga dia harus tinggal seorang diri dirumahnya ya walaupun ada beberapa penjaga dan pelayan disana . tapi tetap saja .

Bersyukur Jimin memiliki mulut yang manis , bisa dengan mudah merayu adikknya dengan berbagai alasan hingga akhirnya Joy setuju .  Jimin saja sebenarnya tak ingin ikut jika bukan permintaan dari Taehyung , ini sama saja dengan mencampuri urusan rumah tangga antara Taehyung dan Irene . Tapi bagaimana lagi , dia tak tega dengan keduanya . Ya yang Jimin harapkan hanya semuanya baik baik saja , tak ada yang harus terluka atau semacamnya . Khusus nya Irene yang tengah mengandung .

"Jimin , kau pilih saja kamarmu sendiri . Kamarku dan Irene ada dilantai atas " Ucap Irene pada Jimin yang baru saja datang dengan beberapa barang bawaan nya .

"Aku pilih kamar yang lantai bawah saja kalau begitu "

"Tidak ingin melihat lihat dulu kamarnya ? satu lagi kamar diatas lebih luas " Tanya Irene

Jimin menggelengkan kepalanya . "Tidak usah , nanti bisa bisa aku mendengar suara suara aneh " ucap Jimin sembari terkekeh .

Irene mengernyit bingung , tak paham dengan apa yang dimaksud Jimin . "Suara aneh ? Aku dan Taehyung sudah dua malam disini dan tak ada suara aneh disini"

Satu sentilan didahi Irene mendarat dengan mulus . "Astaga , kau ini memang polos atau lemot . Bisa bisanya kau dan Taehyung melakukannya hingga menghasilkan tapi perkataanku saja tak mengerti "

Irene membuka mulutnya terkejut , dengan satu tangan yang mengusap dahinya sendiri "Sialan , Jimin kau . Aku sedang berbicara serius agar kau memilih kamar , mana aku tahu kalau yang kau maksud hal itu . Otakmu itu kotor , perlu kubawa ke laundry untuk dicuci "

Jimin malah tertawa mendengar ocehan Irene . "Bilang saja bodoh . Lagipula sejak kapan ada pembicaraan serius diantara kau dan aku ."

Benar , yang dikatakan Jimin itu tepat sekali . Jimin dan Irene ini tak pernah berbicara dengan serius , tak ada pembahasan serius yang mereka lakukan . Jikapun ada mungkin hanya di awal , kemudian berakhir kembali dengan candaan atau semacamnya . Bukannya tak ingin , tapi jika mereka membahas sesuatu berdua memang rasanya selalu bisa dicairkan dengan candaan . Terlalu aneh jika mereka membahas sesuatu dengan serius tanpa ada candaan sedikitpun .

"Disini kan kamarnya ?" Tanya Jimin saat dia sampai didepan pintu kamar yang tak jauh dari tempatnya dan Irene tadi .

"Iya , kamarnya sudah dibereskan sebelumnya . Jadi tinggal bereskan saja barang barangmu sendiri . Ah iya  , kalau sudah selesai bantu Taehyung dihalaman . Dia perlu mengangkat beberapa tanaman yang belum dibereskan "

"Bae , lihat barang ku banyak . Mana sempat aku membantu Taehyung juga " Protes Jimin . "Bae Irene" Ucapnya lagi . Kini dia memanggil nama Irene dengan nada yang berbeda , sedikit diayunkan seperti nada manja .

"Apa hah ?" Irene tahu , jika sudah seperti itu ada maunya .

"Nona Bae Irene yang cantik , yang selalu baik hati tanpa terkecuali . Sepertinya barang barangku akan cepat beres jika ada yang membantu . ya ya ? Mau kan nona Bae yang cantik ini membantuku , mau kan ? mau kan ?" Sekarang Jimin bertingkah imut .

"Jimin , menjijikan . Hentikan dan belikan makanan , lalu aku akan membantu ."

"Setuju "

Sebenarnya tanpa diminta juga Irene berniat membantu , karena suaminya juga butuh bantuan disana . Tapi tak ada salahnya untuk memanfaat kan keadaan bukan ? apalagi memanfaat kan Park Jimin , sangat diwajibkan .

.

.

.

Hayo kira kira ada apa sama Taehyung ?

Jangan lupa vote dan komentarnya ya . Dan pendapat kalian soal cerita ini .

METANOIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang