METANOIA - 24

1K 157 83
                                    

Wanita Bae dengan pakaian kasual nya itu berjalan dengan malas, kakinya enggan untuk melangkah namun tetap dipaksakan untuk berjalan seakan terseret oleh wanita dengan perawakan tinggi dihadapannya. Sebenarnya sama sekali tidak ada niat ataupun semacamnya sebelum itu untuk bertemu dengan wanita itu. Hanya saja entah mungkin keberuntungan tengah tidak memihaknya saat ini sehingga dia harus bertemu dengannya. Ketidak beruntungan pertama saja sudah membuatnya kalut, dimana dia harus menggantikan Yoongi untuk menjemput Jia dirumah dua temannya- iya sebut saja begitu, setidaknya mereka sudah menyelesaikan kesalah pahaman selama ini. Yang mana sebenarnya dua orang itu sedang berusaha dia hindari untuk bertemu, bagaimana pun dia masih memerlukan waktu untuk mencerna dan menerima semuanya dengan baik.

Dan sekarang malah bertambah ketidak beruntungan lain dimana dia harus bertemu dengan Joy yang juga ingin dia hindari. Wanita Park yang entah sengaja ataupun tidak itu menghadang taksi yang dia tumpangi dengan mobilnya. Berakhir dengan dia yang terpaksa ikut karena Joy memang memaksanya untuk ikut dan berbicara dengannya disebuah kedai tak begitu jauh dari rumah dimana Jia berada disana.

"Jangan berbasa-basi, katakan apa yang akan kau katakan. Sudah malam dan aku harus segera menjemput Jia." Ucap Irene tepat saat tubuh mereka berdua baru saja duduk dikursi yang berhadapan.

Wanita dengan rambut yang terikat dengan rapih dan juga lipstick merah yang menempel dibibirnya itu mendecih, tersenyum miring dengan kepala yang menunduk. Namun Irene bisa melihat jelas bagaimana senyuman yang terlihat seakan merendahkannya itu. "Mau pamer kalau kau sudah bisa mendekati lagi kakakku dan juga Taehyung dengan memanfaatkan anakmu itu?"

Kini Joy menegakkan kepalanya, menatap Irene dengan tatapan yang jelas didominasi dengan rasa ketidak sukaannya pada wanita Bae itu.

Irene memutar bola matanya malas, kedua tangannya sudah dia silangkan didepan dada. Memperlihatkan dia sama sekali tak takut atau merasa terintimadsi dengan tatapan Joy yang terlihat mengancam. "Hanya katakan saja apa alasanmu mengajakku berbicara seperti ini, jangan membahas hal yang baru saja terlintas diotakmu itu."

Joy terlihat mengeraskan rahangnya, giginya sudah mengatup dengan rapat jelas semakin terlihat tak suka dengan Irene. Iya, perasaan yang sama sejak dulu. Perasaan yang berusaha ia tahan sampai muak, semua perasaan yang tercampur mengacak didalam benaknya. Rasa iri, marah, tak suka, dan berbagai hal lainnya.

"Berhenti berakting didepan kakak ku dan juga Taehyung. Kau itu busuk, berhenti sok seperti malaikat, bahkan anakmu sama menjijikannya denganmu. Atau kau bahkan mengajarkannya menggoda bukan? Sampai alasan dia sekarang dirumah itu karena kau mengajarkan menggoda, lalu kau bisa bergabung dan menggoda juga?"

Suara tamparan terdengar dengan jelas disana. Tangan yang sedari tadi melipat didepan dada itu sudah terangkat dan berhasil menyentuh dengan kasar pipi wanita yang tengah mengaduh kesakitan karena pipinya kini dipastikan sudah memerah. Raut kemarahan tercetak jelas diantaranya, dua pasang mata itu saling menatap dengan sengit. Seakan perang baru saja dinyatakan lewat tatapan mata mereka masing-masing.

"Lihat! Kau itu busuk, setan!" Joy yang masih memegang pipinya yang masih terasa perih buka suara, mungkin yang lebih terdengar seperti jeritan.

Tak ada yang berani melerai, karena memang tempat itu tak begitu ramai. Hanya ada sang pemilik kedai dengan dua orang pengunjung wanita lainnya yang hanya menonton tak berani untuk memisahkan. Tak ingin ikut campur.

Irene sedikit terkekeh dengan tubuh yang sudah ia bangkitkan dari duduknya, bersiap meninggalkan Joy. "Kalau aku setan, kau ini apa? Iblis? Ratunya? Penjaga neraka? Atau bahkan kau adalah nerakanya?!"

Sebuah senyuman miring Irene tunjukan. Sungguh dia tidak ingin bersikap seperti ini, hanya saja Joy lagi-lagi sudah keterlaluan sampai harus membawa nama anaknya yang bahkan tak tahu apa-apa. Dia ini sudah seperti membangunkan sisi Irene yang seperti ini, sisi yang hanya dia tunjukan pada orang-orang tak beretika dan kurang ajar seperti Joy.

METANOIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang