METANOIA - 25

1.1K 167 56
                                    

Waktu itu tetap terus berjalan, tak akan pernah berhenti kecuali jika memang memiliki kekuatan super yang bisa menghentikannya. Namun jelas, itu adalah hal yang mustahil adanya. Tak ada yang namanya kekuatan super, setidaknya itu yang Irene percaya. Lagipula sekalipun memang ada hal seperti itu, ia tak mau menggunakannya. Apalagi disaat seperti ini, yang ada hanyalah ingin mempercepat waktu, bukan malah menghentikan waktu. Terlalu malu.

Baju yang dikenakan wanita Bae itu sudah tak karuan, bahkan ada bagian yang sedikit robek mengingat baju yang ia kenakan tak begitu tebal. Rambutnya yang tergerai itu sudah jauh dari kata rapi, dan belum lagi beberapa luka dibagian tubuhnya. Jelas ini bersangkutan dengan apa yang terjadi sebelumnya, perseteruan sengit antara dirinya dan juga Park Joy. Iya, sebuah tarikan kasar dirambutnya dari Joy menjadikan mereka saling melayangkan jambakan dan juga beberapa cakaran satu sama lain. Hal yang biasa dilakukan wanita ketika tengah bertengkar dan mengadu kekuatan. 

"Pakai ini." Pria yang membawa Irene itu nampak menyodorkan coat yang ia gunakan pada Irene.

Tentu tak menolak, Irene lebih memilih mengambilnya dan menggunakannya. Dia tahu robekan di bajunya terlihat sangat mengganggu, jadi tak ada alasan untuk menolak menerimanya.

Keduanya memasuki mobil bersamaan, masih saling terdiam. Irene terlalu malu bahkan untuk berbicara disaat keadaan nya seperti ini, berantakan. Belum lagi alasannya seperti ini. Tak terlalu menjadi masalah saat disana tak ada yang mengenali dirinya, karena yang menjadi masalah adalah pria disampingnya, pria yang tengah fokus dengan kemudinya.

"Jia sedang tidur, dia tadi menunggumu sampai akhirnya tertidur."

"Ah begitu. J-jadi Jia bersama siapa?" Gugup jelas dirasakan Irene hingga dia terbata saat bicara, selain malu tentu saja dia juga merasa gugup. Yang bersamanya adalah pria yang menjadi salah satu alasan dia dan Joy berkelahi dengan sengit barusan. Kim Taehyung.

"Dia bersama Jimin. Tadinya Jimin yang akan kemari, tapi aku menahannya. Aku menyuruhnya menjaga Jia dan akhirnya aku yang menjemputmu." Ucap Taehyung, masih dengan kepala yang tak menoleh sedikitpun, fokus pada jalanan.

"Kenapa kau malah membawaku, bukan Joy?" Tanya Irene pada akhirnya. Sebenarnya sejak awal pria itu datang dia kebingungan, bagaiaman bisa dia ada disana lalu malah membawanya, bukan membawa Joy. Malah membiarkan Joy pergi dengan sendirinya.

Dan Irene akui memang salahnya sendiri sampai harus meladeni Joy yang memancing keributan sejak awal. Sampai mereka harus berkelahi, hingga Irene tak menyadari ponsel miliknya terjatuh dan diambil salah satu penonton perkelahian mereka. Yang entah bagaimana bisa membuat Taehyung tiba-tiba datang dan menarik Irene saat keduanya sudah dipisahkan oleh orang-orang, namun masih memberontak untuk dilepaskan dan bisa melanjutkan apa yang tengah dilakukan.

"Karena aku memilihmu." Jawab Taehyung dengan santai, lagi-lagi sama sekali tak menoleh sedikitpun pada Irene yang menatapnya kebingungan.

"Dia calon istrimu Tae."

"Bae, kurasa aku sudah mengatakannya padamu bukan? Pernikahanku dengannya itu dibatalkan. Aku tidak akan menikah dengannya, dan aku hanya ingin bersamamu." Suara Taehyung melembut, kali ini dia menoleh beberapa saat pada Irene. Ingin menunjukan kalau dia serius. Berharap Irene dapat melihat matanya.

Kali ini Irene diam, tak menjawab dan lebih memilih menolehkan wajahnya pada sisi lain, melihat kearah jendela mobil disampingnya. Memperhatikan apapun yang dilewati mereka. Meskipun pikiran dan hatinya memikirkan hal lain, melalang buana entah kemana.

Keheningan kembali menyelimuti setelah beberapa saat.

"Tapi bahkan Joy meng-"

"Aku beli obat dulu, tunggu disini. Kau terluka." Taehyung yang menhentikan mobilnya saat menyadari ada luka ditubuh wanita Bae itu bahkan sama sekali tak berniat mendengar Irene yang baru mulai berbicara lagi.

METANOIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang