Apa hidup Irene bagaikan sebuah acara pesta ulang tahun ? Rasanya terlalu banyak kejutan yang harus ia dapatkan. Kejutan yang bahkan tak ada hentinya sejak awal , sekalipun mereda akan diganti dengan kejutan lainnya. Tak ada yang bisa dilakukannya selain menghadapi , walaupun sebenarnya ada dua pilihan yang bisa dipilih salah satunya. Selain menghadapi , Irene juga bisa kabur, melarikan diri dari kejutan yang tak sehat untuk jantungnya seperti ini. Iya , pergi melarikan diri seperti saat penghianatan dua sahabatnya yang mana salah satunya adalah orang yang ia sebut dengan suami dan ayah dari anak yang dikandungnya saat itu.
Taehyung menjelaskan semuanya, tanpa terkecuali. Pria itu juga benar benar berusaha dengan keras saat mengatakannya. Bayangkan , rahasia yang berniat ia simpan sampai mati harus dikatakan saat ini, rasanya seperti jika ini adalah hari terakhirnya untuk dapat tinggal didunia dia siap , sangat siap. Dia bahkan tidak mampu hanya sekedar bertatap mata dengan Irene , wanita yang jelas sangat ia rindukan sekalipun dia sudah ada didepan matanya.
Irene sama tak siapnya jika harus menatap Taehyung , maka sedari tadi yang ia lakukan adalah menunduk , atau bahkan memalingkan wajah saat tak sengaja melihat Taehyung yang sesekali meliriknya. Rasa bersalah tentu bisa dia rasakan, namun bukan berarti dia juga memaafkan Taehyung dan berhenti membencinya. Bagaimanapun pria itu pasti tahu sekalipun dia mengatakan semua kebenaran tentang ini , Irene masih akan tetap membencinya. Hanya alasan yang berubah mengapa dia membencinya.
"D-dimana anak kita ?" Tanya Taehyung , memberanikan diri untuk bertanya setelah diam berpikir keras selama beberapa menit lalu. Wajahnya sudah mendongak , melihat Irene yang juga langsung melihat kearahnya.
Satu sudut bibir Irene tertarik. Tersenyum sedikit meremehkan pertanyaan Taehyung. Seketika Irene menyadarkan dirinya sendiri , bahwa dia bagaimanapun tetap membenci Taehyung. Tak akan luluh! "Aku harus kembali , Yoongi pasti menungguku. Ah , jangan berpikir aku memaafkanmu setelah kau mengatakan semuanya. Kecuali untuk kenyataan bahwa kau tak berselingkuh , aku menerima itu. Tapi untuk yang lain, tidak. Sama sekali tidak. Kau pasti jelas tahu jika aku membenci pria sepertimu. Kau , bahkan tak pantas untuk mengatakan anakku sebagai anakmu juga." Irene menekankan kalimat terakhirnya , mempertegas pada Taehyung selagi dirinya bangkit dari duduknya.
Tubuhnya masih terasa tak begitu kuat untuk berdiri setelah mendapatkan kejutan ini. Namun , tetap berusaha keras untuk segera pergi dari tempat ini. Sungguh , dia tak bisa lebih lama lagi berada diruangan yang sama dengan Taehyung bahkan hanya berdua seperti ini, tak bisa.
Baru beberapa langkah bahkan masih terlalu jauh untuk menjangkau pintu, tubuh Irene sudah tertarik. Begitu cepat hingga kini tubuhnya sudah terdesak ke tembok . Dengan tubuh Taehyung yang sudah memeluknya , begitu erat.
"Aku tidak ingin meminta maaf karena aku tahu kau tak akan memaafkanku , dan akupun merasa tak pantas menerima maaf darimu. Tapi kumohon , biarkan seperti ini dulu. Aku merindukanmu. Sangat." Suara Taehyung terdengar begit berat , seperti menahan tangisnya hingga tenggorokannya seakan tercekat. Irene tahu itu.
"Kumohon , biarkan seperti ini beberapa saat saja. Aku merindukanmu. Aku merindukan semua yang ada dalam dirimu. Aku bahkan masih mencintaimu , dengan teramat." Lanjutnya. Bahkan pelukannya semakin erat saat merasakan Irene yang masih memberontak. Dia ingin egois, dia hanya benar benar merindukan wanita yang selalu mengisi kepalanya ini, tak perduli dengan Irene yang meronta meminta dilepaskan. Tak perduli dengan rasa sakit yang dirasakan karena wanita Bae itu sudah memukuli tubuhnya, Taehyung sadar rasa sakit yang dirasakannya saat dipkuli seperti ini sangat tak sebanding dengan rasa kecewa yang Irene rasakan.
"Brengsek. Bajingan. pembual. Penipu. Penghianat." Irene merapalkan nya berkali kali , dengan tangan yang masih tetap memukuli setiap tubuh Taehyung yang bisa dia jangkau. Yang mungkin lebih banyak memukul dibagian punggung Taehyung karena posisinya yang memeluk Irene. Sekilas memang terlihat seperti Irene membalas pelukannya , namun tidak seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA [END]
Fiksi PenggemarMenikah di usia muda bukanlah hal yang tepat. Pasalnya, menikah muda tidak semudah itu, tidak seperti dalam cerita indah tentang cinta yang selalu berakhir bahagia. Nyatanya dua sahabat itu, Taehyung dan Irene, menikah muda karena kesalahan keduany...