Satu tarikan kasar yang Taehyung lakukan untuk menarik dasi yang sejak pagi ia kenakan hingga sore hari ini membuatnya menghela nafas bersamaan dengan tubuhnya yang ia sandarkan pada kursi diruangannya. Seakan terlepas dari rasa sesak karena dasi yang bagaikan mencekik lehernya. Namun jelas bukan sepenuhnya karena hal itu. Memang kesibukannya hari ini untuk bertemu beberapa klien dan beberapa rapat penting yang ia lakukan membuat lelah hingga merasa sesak. Tapi fakta bahwa dia kembali merindukan wanita yang tiga hari lalu baru saja dia temui dan kembali dibiarkan pergi justru tak kalah menyesakan dadanya. Kepalanya saja seperti terbagi antara pekerjaan dan Bae Irene, saling mendesak dikepala sampai rasanya mau membuat pecah kepala.
Satu tangan Taehyng memijat pangkal hidungnya sendiri , mencoba mereda kan rasa pusing dikepala. Yang sebenarnya rasanya percuma , karena bukan itu yang saat ini dia butuhkan. Ada dua hal yang sebenarnya sangat dia butuhkan disaat seperti ini. Pertama Bae Irene , kedua heroin. Dan jelas keduanya tak mungkin bisa dia dapatkan, entah itu Irene atau obat sialan itu keduanya tak bisa Taehyung dapatkan lagi. Terlebih soal benda haram itu, dia sudah mati matian hingga benar benar nyaris mati demi menghindarinya. Sakau beberapa kali diwaktu yang sungguh memakan waktu lama, membuat nya harus merasakan sakit tak terkira hingga rasanya sedang diujung nyawanya.
Kembali membayangkan bagaimana ngilu yang dirasakan tubuhnya saat itu membuat Taehyung menyadarkan dirinya secepat kilat. Kepala nya menggeleng berusaha menyadarkan diri, tak ingin kembali mengingat kenangan pahit itu. Tak kalah pahit dari hatinya yang kosong karena tak ada lagi Irene dihidupnya. Sekali lagi, entah Irene atau Heroin. Taehyung tak akan lagi mendapatkan keduanya. Pasti. Walaupun tetap bayangan Irene tak akan hilang sepenuhnya dari dirinya, tak seperti obat yang sudah Taehyung lupakan dan buang jauh jauh sampai tak ingin lagi disentuh. Berbeda dengan Irene , yang selalu ia harapkan bisa kembali disentuh.
"Taehyung." Suara yang terdengar setelah ketukan pintu itu terdengar sebelumnya membuat mata Taehyung yang sempat terpejam memikirkan berbagai macam hal tadi terbuka begitu saja. Menoleh pada asal suara dan melihat siapa yang datang.
"Ada apa?" Taehyung membenarkan posisi duduknya. Menatap datar menunggu jawaban.
"Malam ini , Kau tidak lupa kan?"
"Joy, serius. Jangan bilang Kau kemari hanya untuk bertanya hal itu." Tebak Taehyung , matanya tak lepas dari Joy yang berdiri didepannya. Masih dengan datar
"Tentu saja tidak. Aku kemari karena ingin mengajakmu untuk berangkat bersama." Wajah yang seolah membanggakan diri itu tersenyum lebar , terkesan antusias.
"Lebih baik kembali dan berangkat sendiri, aku harus kembali kerumah terlebih dulu untuk bersiap siap." Taehyung bangkit dari duduknya, berusaha menghindar walaupun dia mengatakan yang sejujurnya.
"Aku bisa menunggu." Tak menyerah, itu yang kini sedang dilakukan Joy.
"Tak perlu." Taehyung meraih ponselnya yang sebelumnya ia letakkan dimeja kerjanya , kemudian melangkah melewati Joy yang masih berdiri. "Ayo , setidaknya kita harus keluar bersama agar tidak menimbulkan gosip jika aku meninggalkanmu." Jelas Taehyung , walaupun sebenarnya memang sempat bermaksud seperti itu , meninggalkan Joy terlebih dulu.
"Berhenti menghindariku Kim Taehyung! Tidak bisakah setidaknya bersikap seperti sebelum perjodohan ini terjadi ? Apa karena kau masih belum bisa melupakan Irene? Begitu berarti kah dia untukmu? Wanita itu sudah tak pantas lagi untukmu , dia bahkan menghilang meninggalkan kita semua. Dia mungkin sudah bersama pria lain. Tak salah aku sempat menganggapnya wanita penggoda, sejak awal dia menggoda kakaku sampai hampir tergila gila lalu tiba tiba dia berkencan denganmu dan hamil begitu saja. Seperti wanita murahan."
Langkah Taehyung yang sempat terhenti mendengar ocehan Joy kini sudah menarik nafas. Mencoba menahan diri bahkan dengan tangan yang sudah terkepal kuat. Ingin menampar wanita yang menyandang status sebagai calon istrinya itu tapi berusaha menahan diri , tak ingin lagi mengeluarkan sifat kasarnya yang selalu dia pendam sejak kehilangan Irene. Maka langkah nya kembali ia lanjutkan dan berusaha mengabaikan jeritan Joy yang kembali memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA [END]
FanfictionMenikah di usia muda bukanlah hal yang tepat. Pasalnya, menikah muda tidak semudah itu, tidak seperti dalam cerita indah tentang cinta yang selalu berakhir bahagia. Nyatanya dua sahabat itu, Taehyung dan Irene, menikah muda karena kesalahan keduany...