METANOIA- 09

1.1K 202 69
                                    

"Bae , apa yang kau lakukan disini ?"

Irene mengepalkan tangannya , ia bahkan menggertakan giginya didalam sana. Pertanyaan bodoh yang dilontarkan Taehyung membuatnya semakin ingin mengacak seisi rumah ini. Bukankah biasanya yang dikatakan seorang pria pertama kali dikondisi seperti ini adalah meminta maaf dan berusaha menjelaskan ? memohon?

Irene berbalik , tak menjawab. Berhenti sejenak dihadapan wanita yang sedari tadi menyimak dengan wajah yang bahkan terlihat sangat menjijikan bagi Irene walaupun memang dia memiliki wajah yang cantik. "Jalang!"

"Bae , tunggu! Noona , tunggu disini biar aku berbicara dengannya dulu." Ucap Taehyung pada wanita yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi, namun mengangguk menuruti perkataan Taehyung barusan. Membiarkan Taehyung keluar mengejar Irene dan menutup pintunya.

"Bae Irene!" Taehyung yang setengah berlari berhasil menarik lengan Irene , menariknya untuk menghentikan langkah kakinya.

"Apa ? Park Jimin bergender wanita itu menunggumu . Urusan penting kalian belum selesai bukan? Lanjutkan , sampai selesai." Ucap Irene penuh penekanan. Suaranya sedikit bergetar , disaat menahan tangisnya memang selalu seperti itu .

"Kau mengikutiku ? Bae , apasih yang kau lakukan. Aku menyuruhmu diam dirumah , bukannya membuntutiku!" Taehyung melepas lengan Irene dengan kasar , tangannya beralih mengusap wajahnya kasar. Hingga mengacak rambutnya sendiri.

"Aku yang seharusnya bertanya ! Aku! Apa yang kau lakukan Kim Taehyung ? Aku istrimu , Kau sudah memiliki istri. tak lagi melajang dan seenaknya tidur dengan wanita lain." Teriak Irene. Sungguh , rasanya sesak sekali. Jantungnya seperti diremat dengan kuat sampai beresiko tercabik cabik. Sakit sekali . Lagi lagi pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut suaminya , bukan permintaan maaf seperti yang diharapkan.

"Sialan!" Taehyung kembali mengacak rambutnya . Tangannya sudah mengepal, keringat yang memang sudah mengalir ditubuhnya sejak didalam rumah wanita itu bertambah. Tubuhnya bergerak tak karuan. "Kau , pulang sekarang. Kita bicarakan dirumah nanti. Kucarikan taksi untukmu."

Irene menatap Taehyung , tak percaya dengan yang barusan dikatakan pria dihadapannya itu. Semudah itu ? Menyuruhnya pulang begitu saja ? Bahkan tanpa berniat mengantar. Sebenarnya sebrengsek apa pria yang dinikahinya itu ?

"Gila kau Tae. Brengsek. Kau lebih memilih kembali pada si jalang itu daripada mengantar istrimu yang sedang mengandung anakmu ini? Brengsek . Kalau tahu akan seperti ini lebih baik waktu itu aku menuruti perkataan Jimin saja."

Satu tamparan mendarat dipipi Irene , cukup kuat sampai membuat wanita itu akhinya berkaca kaca. Sakit fisik dan juga batinnya. Lengkap sekali . Sudah dipastikan pipi Irene akan lebam setelahnya , belum lagi sudut bibirnya yang sudah berdarah.

"Kubilang pulang! Turuti perintahku. Dan jaga mulutmu itu." Mata Taehyung sudah sama merahnyaa , tangannya bahkan sudah kembali mengepal. "Pulang sekarang! Sebelum aku kembali memukulmu!." Kali ini tanpa basa basi berniat mencarikan Irene taksi , Kim Taehyung itu berbalik menuju pintu yang tertutup.

"Jika kau kembali padanya , aku tak akan memaafkanmu." Suara Irene kembali bergetar . Rasa perih dipipinya bahkan tak sebanding dengan rasa sakit didalam hatinya. Sakit , perih , hancur secara bersamaan.

Tubuh Taehyung terlihat gelisah, bahkan keringat semakin membanjiri tubuhnya. Tangannya terlihat gemetar. Tetap seperti itu , sampai pada akhirnya tubuh itu menghilang. Kembali masuk kedalam rumah tanpa menoleh sedikitpun , bahkan menutup pintu dengan kasar .

_____

Tak perlu bertanya bagimana sakit hatinya Irene , sakit luar biasa sampai membuatnya menangis sepanjang perjalanan. Pipinya terasa sangat perih , tapi hatinya lebih lagi. Ditambah rasa nyeri yang berasal dari perutnya , seperti memebri kode jika bayinya didalam sana ikut merasakan sakit yang dirasakan ibunya karena begitu brengseknya sang ayah.

METANOIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang