Jangan lupa like dan komentar nya yaa ♡
____
Irene menghela nafasnya sembari memasukan buku buku itu kedalam tas nya , ternyata benar menjadi seorang ibu itu tak mudah . Bahkan saat masih mengandung saja sudah sesusah ini , untuk belajar saja rasanya melelahkan bagi Irene . Belum lagi perubahan hormon yang membuatnya lebih sensitif dari sebelumnya . Bicara soal itu Irene jadi teringat semalam , merasa tak enak pada Taehyung karena membuatnya khawatiir .
"Ayo , Jimin dan Joy sudah menunggu" Pria yang baru saja ia pikirkan itu sudah muncul didepannya , meraih tas milik Irene untuk ia bawa .
"Kelasmu sudah selesai ?" Tanya Irene yang berdiri dengan perlahan . Tubuhnya terasa lemas untuk berdiri dengan semangat seperti biasanya .
"Sudah , makannya aku menjemputmu kemari ." Satu tangan Taehyung menarik tangan Irene kedalam genggamannya . Pemandangan yang sudah biasa dilihat semua orang dikampus ini , tak hanya mereka berdua sebenarnya , satu lagi pria busan juga selalu seperti itu pada Irene . Membuat Iri .
"Tae , rasanya lelah sekali " Ucap Irene sembari menyandarkan kepalanya pada lengan Taehyung . Satu lagi hal yang membuat iri khusus nya para pria disana . Hanya Kim Taehyung dan Park Jimin pria yang bisa mendapat perlakuan manja Irene , si gadis yang selalu terlihat acuh bagi orang lain .
Taehyung mengelus kepala Irene dengan lembut . "Nanti bisa beristirahat dirumah Jimin"
Satu anggukan mengiyakan perkataan Taehyung . Sebenarnya bisa saja Taehyung dan Irene pulang dan beristirahat , hanya saja hari ini ayah Taehyung sedang ada dirumah . Membuat Taehyung malas bertemu dengan ayahnya lebih cepat .
Mobil mewah yang dikendarai Taehyung sendiri itu yang membawa mereka kerumah Jimin dan Joy . Biasanya ada supir yang mengantar jemput , tapi sekarang Taehyung lebih memilih mengendarai nya senddiri , lebih leluasa tanpa harus dipantau si ibu tiri yang merasa sok berkuasa .
Irene dan Taehyung langsung memasuki rumah dua Park bersaudara itu setelah disambut salah satu penjaga rumah yang sudah hapal betul dengan mereka berdua . Taehyung sebenarnya iri dengan mereka , bisa dengan bebas berada dirumah tanpa ada orangtua . Ya , orangtua dua Park itu lebih memilih tinggal di luar negri . Tidak seperti Taehyung yang harus tinggal dengan Ayahnya yang terkadang pulang dengan sering , dan juga si istri muda yang selalu berada dirumah terkecuali jika sedang berfoya foya diluar sana .
"Ah kalian sudah datang . Jimin Oppa ada didapur" Joy yang bertemu mereka ditangga menjawab tanpa harus ditanyakan . Seakan sudah tahu kalau mereka mencari Jimin . "Kalian tunggu diatas saja , biar aku dan Jimin oppa yang menyiapkan " Lanjut Joy sembari berjalan menuruni tangga , berlawanan dengan Taehyung dan Irene .
"Biar kubantu mereka , kau duluan saja . Kau bilang tadi ingin beristirahat "
Irene mengiyakan , Tubuhnya terlalu lemas untuk membantu . Irene melanjutkan jalannya untuk menaiki tangga sedangkan Taehyung berbalik , mengikuti Joy yang berjalan menuju dapur dimana JImin berada .
Irene lebih memilih membuka pintu yang tertutup dan membukanya . Kamar Jimin . Sudah biasa baginya untuk keluar masuk kamar itu dengan bebas , mereka bertiga sudah terbiasa berbagi kamar seperti itu , tak ada privasi . Sebenarnya sudah cukup lama Irene kembali berada dikamar Jimin , belakangan ini mereka lebih sering menghabiskan waktu diluar daripada didalam rumah . Irene membaringkan tubuhnya diranjang besar milik Jimin , matanya melihat kesekeliling . Tak ada yang berubah , kamar Jimin selalu rapi . Nuansa putih yang mendominasi ruangan ini , beberapa foto terpajang di dinding kamar Jimin . Foto keluarga ataupun foto bersama Irene dan Taehyung .
Jimin itu pria yang manis , apalagi jika menyangkut tentang keluarga ataupun shabat - sahabatnya . Tak pernah main main dengan rasa sayangnya terhadap mereka . Betapa beruntungnya orang yang akan menjadi kekasih Jimin nanti .
Belum lima menit Irene memejamkan matanya , perutnya terasa mual . Membuatnya harus terpaksa terbangun dan berlari menuju kamar mandi milik Jimin . Tak ada yang keluar selain cairan putih disana , tapi perutnya benar-benar mual seperti ingin memuntahkan seluruh isi perutnya .
"Irene , kau baik-baik saja ?" Jimin yang sempat mendengar suara Irene segera menyimpan makanan yang berada ditangannya diruangan disebelah kamarnya . sedikit berlari memasuki kamarnya dan menghampiri Irene yang berada didalam kamar mandinya yang tak tertutup .
"Tidak apa-apa , hanya mual . Sudah biasa " Jawab Irene yang sudah menyeka sekitar mulutnya dengan air .
Jimin dengan sikap manisnya . Dia menyeka air disekitar mulut Irene dengan baju lengan panjang yang ia gunakan . Tak ada rasa jijik , daripada mencari handuk bersih yang entah ia simpan dimana , ia lebih memilih bajunya sendiri . Lebih cepat. "Mau kubelikan obat ? atau kupanggil dokter saja ?" Tanya Jimin dengan raut khawatirnya .
"Tidak usah Jim, sudah biasa untuk wanita hamil seperti ini ."
"Sungguh ? benar benar baik baik saja ?"
Irene mengangguk dan berjalan dengan Jimin yang merangkulnya . "Hanya saja rasanya aku ingin memakan sesuatu yang manis "
"Diluar ada buah-buahan . Mau kuambilkan ?"
"Ayo keluar saja . Joy dan Taehyung juga sudah selesai bukan ?"
Jimin mengiyakan , mereka berjalan keluar kamar dengan Jimin yang tak lepas merangkul Irene , terlalu khawatir jika saja Irene kembali melemas .
"Bae , kenapa ?" Taehyung yang sedang sibuk merapikan beberapa makanan itu segera berdiri dan menghampiri keduanya .
"Mual lagi ." Jawab Irene
"Sebentar , biar kuambilkan obatmu dimobil ." Taehyung segera berlari .
"Duduklah eonni , astaga kau bakan terlihat pucat sekali "
Irene memilih duduk dilantai beralaskan karpet berbulu lembut disana dan bersandar pada sofa yang ada dibelakangnya . "Tidak apa apa , memang sudah terbiasa seperti ini . Kalian jangan khawatir "
"Bagaimana aku tidak khawatir , Taehyung yang selama ini tahu saja panik seperti itu kan ? bagaimana dengan aku ?" Jimin duduk disamping Irene , memberi minum dan mengambil buah buahan yang kebetulan sudah dipotong potong didalam mangkuk .
"Taehyung juga baru tahu " Jelas Irene sembari menyimpan gelas yang selesai ia minum , kemudian membuka mulut saat Jimin menyuapi buah yang ada ditangannya . "Ah segar sekali rasanya "
"Bagaimana mungkin Taehyung tidak tahu?"
"Benar , eonni menyembunyikan nya atau bagaimana ?"
Irene menggeleng , kembali memakan buah yang disodorkan Jimin padanya . "Kan kita tinggal bersama baru dua hari ini"
"Sebelum itu ?"
"Setelah tahu aku hamil , aku hanya mengatakan itu . Jadi Taehyung baru tahu semalam juga , dia melihat aku meminum obat mualku dari dokter "
"Ini , minumlah ." Taehyung yang kembali dengan obat ditangannya duduk disamping Jimin menghadap Irene . Memberikan obat yang sudah dibuka pada Irene , sedangkan Joy dengan sigap memberi minum nya pada Irene . Tak tertinggal Jimin yang membantu Irene duduk dengan tegap .
Jika saat ini mereka sedang berkompetisi sebagai tim mungkin mereka akan menjadi pemenangnya , kerja sama yang kompak . Irene bahkan bisa tersenyum ditengah rasa mualnya , merasa bersyukur pada Tuhan yang berbaik hati padanya memberikan orang orang yang begitu peduli padanya . 'Kuharap kau juga bisa menemukan orang orang yang peduli terhadapmu seperti mereka nak ' ucap Irene dalam hatinya sembari mengelus perutnya sendiri .
"Bahagia sekali rasanya " Irene tersenyum lebar , sedangkan tiga orang disampingnya hanya menatap heran , tak lepas dari rasa khawatirnya .
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA [END]
FanfictionMenikah di usia muda bukanlah hal yang tepat. Pasalnya, menikah muda tidak semudah itu, tidak seperti dalam cerita indah tentang cinta yang selalu berakhir bahagia. Nyatanya dua sahabat itu, Taehyung dan Irene, menikah muda karena kesalahan keduany...