METANOIA - 02

1.8K 247 21
                                        

Jangan lupa like dan komentar nya yaa

____

 Irene menghela nafasnya sembari memasukan buku buku itu kedalam tas nya , ternyata benar menjadi seorang ibu itu tak mudah . Bahkan saat masih mengandung saja sudah sesusah ini , untuk belajar saja rasanya melelahkan bagi Irene . Belum lagi perubahan hormon yang membuatnya lebih sensitif dari sebelumnya . Bicara soal itu Irene jadi teringat semalam , merasa tak enak pada Taehyung karena membuatnya khawatiir .

"Ayo , Jimin dan Joy sudah menunggu" Pria yang baru saja ia pikirkan itu sudah muncul didepannya , meraih tas milik Irene untuk ia bawa .

"Kelasmu sudah selesai ?" Tanya Irene yang berdiri dengan perlahan . Tubuhnya terasa lemas untuk berdiri dengan semangat seperti biasanya .

"Sudah , makannya aku menjemputmu kemari ." Satu tangan Taehyung menarik tangan Irene kedalam genggamannya . Pemandangan yang sudah biasa dilihat semua orang dikampus ini , tak hanya mereka berdua sebenarnya , satu lagi pria busan juga selalu seperti itu pada Irene . Membuat Iri .

"Tae , rasanya lelah sekali " Ucap Irene sembari menyandarkan kepalanya pada lengan Taehyung . Satu lagi hal yang membuat iri khusus nya para pria disana . Hanya Kim Taehyung dan Park Jimin pria yang bisa mendapat perlakuan manja Irene , si gadis yang selalu terlihat acuh bagi orang lain .

Taehyung mengelus kepala Irene  dengan lembut . "Nanti bisa beristirahat dirumah Jimin"

Satu anggukan mengiyakan perkataan Taehyung . Sebenarnya bisa saja Taehyung dan Irene pulang dan beristirahat , hanya saja hari ini ayah Taehyung sedang ada dirumah . Membuat Taehyung malas bertemu dengan ayahnya lebih cepat .

Mobil mewah yang dikendarai Taehyung sendiri itu yang membawa mereka kerumah Jimin dan Joy . Biasanya ada supir yang mengantar jemput , tapi sekarang Taehyung lebih memilih mengendarai nya senddiri , lebih leluasa tanpa harus dipantau si ibu tiri yang merasa sok berkuasa .

Irene dan Taehyung langsung memasuki rumah dua Park bersaudara itu setelah disambut salah satu penjaga rumah yang sudah hapal betul dengan mereka berdua . Taehyung sebenarnya iri dengan mereka , bisa dengan bebas berada dirumah tanpa ada orangtua . Ya , orangtua dua Park itu lebih memilih tinggal di luar negri . Tidak seperti Taehyung yang harus tinggal dengan Ayahnya yang terkadang pulang dengan sering , dan juga si istri muda yang selalu berada dirumah terkecuali jika sedang berfoya foya diluar sana .

"Ah kalian sudah datang . Jimin Oppa ada didapur" Joy yang bertemu mereka ditangga menjawab tanpa harus ditanyakan . Seakan sudah tahu kalau mereka mencari Jimin . "Kalian tunggu diatas saja , biar aku dan Jimin oppa yang menyiapkan " Lanjut Joy sembari berjalan menuruni tangga , berlawanan dengan Taehyung dan Irene .

"Biar kubantu mereka , kau duluan saja . Kau bilang tadi ingin beristirahat "

Irene mengiyakan , Tubuhnya terlalu lemas untuk membantu . Irene melanjutkan jalannya untuk menaiki tangga sedangkan Taehyung berbalik , mengikuti Joy yang berjalan menuju dapur dimana JImin berada .

Irene lebih memilih membuka pintu yang tertutup dan membukanya . Kamar Jimin . Sudah biasa baginya untuk keluar masuk kamar itu dengan bebas , mereka bertiga sudah terbiasa berbagi kamar seperti itu , tak ada privasi . Sebenarnya sudah cukup lama Irene kembali berada dikamar Jimin , belakangan ini mereka lebih sering menghabiskan waktu diluar daripada didalam rumah . Irene membaringkan tubuhnya diranjang besar milik Jimin , matanya melihat kesekeliling . Tak ada yang berubah , kamar Jimin selalu rapi . Nuansa putih yang mendominasi ruangan ini , beberapa foto terpajang di dinding kamar Jimin . Foto keluarga ataupun foto bersama Irene dan Taehyung .

Jimin itu pria yang manis , apalagi jika menyangkut tentang keluarga ataupun shabat - sahabatnya . Tak pernah main main dengan rasa sayangnya terhadap mereka . Betapa beruntungnya orang yang akan menjadi kekasih Jimin nanti . 

Belum lima menit Irene memejamkan matanya , perutnya terasa mual . Membuatnya harus terpaksa terbangun dan berlari menuju kamar mandi milik Jimin . Tak ada yang keluar selain cairan putih disana , tapi perutnya benar-benar mual seperti ingin memuntahkan seluruh isi perutnya .

"Irene , kau baik-baik saja ?" Jimin yang sempat mendengar suara Irene segera menyimpan makanan yang berada ditangannya diruangan disebelah kamarnya . sedikit berlari memasuki kamarnya dan menghampiri Irene yang berada didalam kamar mandinya yang tak tertutup .

"Tidak apa-apa , hanya mual . Sudah biasa " Jawab Irene yang sudah menyeka sekitar mulutnya dengan air .

Jimin dengan sikap manisnya . Dia menyeka  air disekitar mulut Irene dengan baju lengan panjang yang ia gunakan . Tak ada rasa jijik , daripada mencari handuk bersih yang entah ia simpan dimana , ia lebih memilih bajunya sendiri . Lebih cepat. "Mau kubelikan obat ? atau kupanggil dokter saja ?" Tanya Jimin dengan raut khawatirnya .

"Tidak usah Jim, sudah biasa untuk wanita hamil seperti ini ."

"Sungguh ? benar benar baik baik saja ?"

Irene mengangguk dan berjalan dengan Jimin yang merangkulnya . "Hanya saja rasanya aku ingin memakan sesuatu yang manis "

"Diluar ada buah-buahan . Mau kuambilkan ?"

"Ayo keluar saja . Joy dan Taehyung juga sudah selesai bukan ?"

Jimin mengiyakan , mereka berjalan keluar kamar dengan Jimin yang tak lepas merangkul Irene , terlalu khawatir jika saja Irene kembali melemas .

"Bae , kenapa ?" Taehyung yang sedang sibuk merapikan beberapa makanan itu segera berdiri dan menghampiri keduanya .

"Mual lagi ." Jawab Irene

"Sebentar , biar kuambilkan obatmu dimobil ." Taehyung segera berlari .

"Duduklah eonni , astaga kau bakan terlihat pucat sekali " 

Irene memilih duduk dilantai beralaskan karpet berbulu lembut disana dan bersandar pada sofa yang ada dibelakangnya . "Tidak apa apa , memang sudah terbiasa seperti ini . Kalian jangan khawatir "

"Bagaimana aku tidak khawatir , Taehyung yang selama ini tahu saja panik seperti itu kan ? bagaimana dengan aku ?" Jimin duduk disamping Irene , memberi minum dan mengambil buah buahan yang kebetulan sudah dipotong potong didalam mangkuk .

"Taehyung juga baru tahu " Jelas Irene sembari menyimpan gelas yang selesai ia minum , kemudian membuka mulut saat Jimin menyuapi buah yang ada ditangannya . "Ah segar sekali rasanya "

"Bagaimana mungkin Taehyung tidak tahu?"

"Benar , eonni menyembunyikan nya atau bagaimana ?"

Irene menggeleng , kembali memakan buah yang disodorkan Jimin padanya . "Kan kita tinggal bersama baru dua hari ini"

"Sebelum itu ?"

"Setelah tahu aku hamil , aku hanya mengatakan itu . Jadi Taehyung baru tahu semalam juga , dia melihat aku meminum obat mualku dari dokter "

"Ini , minumlah ." Taehyung yang kembali dengan obat ditangannya duduk disamping Jimin menghadap Irene . Memberikan obat yang sudah dibuka pada Irene , sedangkan Joy dengan sigap memberi minum nya pada Irene . Tak tertinggal Jimin yang membantu Irene duduk dengan tegap .

Jika saat ini mereka sedang berkompetisi sebagai tim mungkin mereka akan menjadi pemenangnya , kerja sama yang kompak . Irene bahkan bisa tersenyum ditengah rasa mualnya , merasa bersyukur pada Tuhan yang berbaik hati padanya memberikan orang orang yang begitu peduli padanya . 'Kuharap kau juga bisa menemukan orang orang yang peduli terhadapmu seperti mereka nak ' ucap Irene dalam hatinya sembari mengelus perutnya sendiri .

"Bahagia sekali rasanya " Irene tersenyum lebar , sedangkan tiga orang disampingnya hanya menatap heran , tak lepas dari rasa khawatirnya .

.

.

.

METANOIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang