Ketakutan yang selama ini dikhawatirkan benar-benar terjadi. Ketakutan yang melibatkan hubungan baik menyangkut persahabatan mereka . Ditambah dengan hubungan pernikahan yang bahkan masih bisa dikatakan baru, belum lama.
Hanya dengan melihat wajah Taehyung dan Jimin yang sudah mendapatkan beberapa luka saja sudah bisa menjelaskan bagimana kacaunya. Ah iya , jangan lupakan juga wanita yang terus menangis dengan pipi yang masih terlihat lebam dan sudut bibirnya yang kembali terluka. Benar benar kacau .
Karena pada akhirnya sebagaimanapun berusahanya mempertahankan semua agar tetap baik , tetap saja akhirnya akan seperti ini. Apalagi jika sudah diawali kebohongan. Sama halnya jika kita membangun rumah , tanpa pondasi yang kuat cepat atau lambat rumah itu juga akan hancur. Hubungan mereka seperti itu , cepat atau lambat akan terjadi kekacauan seperti ini. Yang sayangnya kekacauan itu datang terlalu cepat.
"Dengar, Aku tak berniat ikut campur urusanmu dengan Irene. Tapi jika kau menggunakan fisikmu seperti ini aku tak bisa tinggal diam. Kau tidak ingin disamakan dengan ayahmu tapi kau sendiri melakukan hal yang sama dengannya. Bahkan lebih buruk." Jimin melepaskan cengkraman tangannya pada Taehyung yang sudah kelelahan, tergeletak lemas. Kemudian bangkit dan menghampiri Irene , membantunya berdiri. "Ayo , Kau tidak bisa disini terus saat si brengsek itu masih tak bisa menyadari kesalahannya. Egonya bahkan jauh lebih besar daripada otaknya sekarang."
Irene menurut , mengikuti langkah Jimin untuk pergi darisana, meninggalkan Taehyung yang masih terlentang dilantai tak menghalangi mereka sama sekali. Berjalan keluar dari rumah yang mereka tempati bersama. Kepala Irene seperti kosong , hanya bisa menurut tanpa bisa berbicara apapun lagi, dengan tangan yang digenggam Jimin. Bahkan tubuhnya terasa seperti tak bisa dia kendalikan sendiri. Sampai dia merasa jika dirinya tak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya lagi. Membuat Jimin menangkapnya dengan sigap , menariknya kedalam gendongan Jimin , sebelum semuanya menggelap begitu saja. Sama gelapnya dengan hatinya akibat ulah Kim Taehyung.
_____
Sudah dikatakan bukan , bahwasanya pernikahan tak bisa dilakukan begitu saja. Pernikahan itu tak main main , bukan soal tinggal bersama dan selesai begitu saja seperti dalam dongeng. Bahagia selamanya.
Nyatanya tidak , tak ada kata selesai hanya dengan pernikahan. Bahkan setelah kematian pun masih ada yang terjadi setelahnya, dimana dipilihkannya surga atau neraka lalu bagaimana menjalani nya diantara dua itu. Maka pernikahan pun sama seperti itu, tak jauh berbeda. Malah persis sama.
Sekali lagi , pernikahan itu membutuhkan kesiapan yang sempurna. Dalam hal apapun . Agar ikatan itu bertahan selama mungkin.
"Permisi , pasien atas nama Irene yang semalam dibawa kemari dan ditempatkan diruangan itu kemana ya ? Apakah dipindahkan keruangan yang lain?" Tanya Joy dengan sang kakak yang berada disampingnya. Tangannya menunjuk pada ruangan yang tak jauh dari sana.
"Atas nama siapa tadi?" Tanya sang receptionist yang baru saja diajak berbicara dengan dua saudara yang ada didepannya.
"Bae Irene. Sedang hamil , usianya lima bulan. Dibawa kemari semalam karena kehilangan kesadaran. Semalam ditempat kan diruangan yang itu." Jelas Jimin serinci mungkin.
"Ah tunggu sebentar." Wanita dibalik meja receptionist itu menggerakan jemarinya diatas tombol dan hurup keyboard yang ada didepannya . Dengan mata yang fokus menatap layar monitor , tak perlu ditebak jelas dia tengah memeriksa dan mencari data dari penjelasan yang didapatkan dari Park Jimin.
Tak butuh waktu lama , hanya selang beberapa menit data yang dicari bisa didapatkannya . "Ah nona Bae Irene sudah dibawa pulang sekitar pukul empat tadi pagi oleh walinya , orangtuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA [END]
FanfictionMenikah di usia muda bukanlah hal yang tepat. Pasalnya, menikah muda tidak semudah itu, tidak seperti dalam cerita indah tentang cinta yang selalu berakhir bahagia. Nyatanya dua sahabat itu, Taehyung dan Irene, menikah muda karena kesalahan keduany...