23 | myeongdong

58 12 1
                                    

Mau tahu, berapa lama Thalita menyiapkan penampilannya yang berubah drastis sejak dirinya sampai di Seoul 12 jam yang lalu?

Hampir 4 jam dia berkutik di kamar mandi motel tempat dia bersinggah di distrik Myeongdong. Perempuan itu mengubah model potongan rambutnya. Dia membuat poni ala artis-artis Korea yang sedang hits, kemudian mencat rambutnya dengan warna ash brown lalu merias wajahnya dengan make up ala Korean look. Dan itu sangat menyita waktunya.

Alis yang biasa dia buat tebal dan tajam ala Kylie Jenner, tiba-tiba banting setir menjadi tipis ala anak remaja yang imut-imut. Eyeshadow yang biasa dia pakai adalah smoky eyes, tiba-tiba berubah menjadi eyeshadow yang tipis tapi glamor. Eyeliner pun yang biasa dia pakai full dan tajam, tiba-tiba sekarang dia hanya menggunakan di ujung matanya saja. Blush on pun tidak lupa. Dia menabur blush di pipi sampai di hidungnya. Padahal biasanya dia hanya menggunakannya di tulang pipi saja.

Terakhir lipstick. Thalita itu ciri khasnya adalah bibir merah marun yang besar dan penuh. Bukan bibir tipis dengan warna soft dan ombre warna pink gelap di bibir bagian dalam. Tapi karena dia tidak mau penyamarannya gagal, mengingat jika dia diam-diam datang dengan paspornya sendiri dan uangnya sendiri. Maka dia harus maksimal. Dia tidak mau dipecat sebelum pria brengsek itu menikahinya.

Iya, sekedar info Thalita sudah mantap akan menerima Bang Chan. Tapi mengingat jika status pria itu yang tercoreng, membuat Thalita berpikir akan kawin lari jika dia berhasil bertemu dengan pria itu dalam kurun waktu 3 hari. Jika lebih dari itu, terpaksa Thalita kembali ke Indonesia tanpa mendapatkan apapun. Cintanya dan juga sahabatnya.

Persetan dengan semuanya. Sekarang lihat, Thalita Desyanta yang kini ada di depan cermin, bukan Thalita yang perempuan itu kenal. Ini sungguh sangat bukan dirinya.

Tapi bodo amat!

Nasi sudah menjadi bubur. Alhasil Thalita meraih mantelnya dan tasnya. Berniat untuk keluar malam ini menuju beberapa titik yang dia asumsikan sebagai tempat di mana dia bisa menemukan Bang Chan.

Perempuan itu mengunjungi sebuah kedai soju yang terletak di pinggiran distrik Myeongdong. Thalita dan Bang Chan pernah mengunjungi kedai itu dulu. Tidak banyak perubahan yang ada pada tempat minum tersebut, mungkin hanya tata letak dan furniture yang sedikit berbeda. Tempatnya cukup ramai dengan lampu jalanan yang terkesan remang-remang. Thalita duduk di kursi pojok seraya berpura-pura memainkan ponselnya. Perempuan itu mulai meneliti ke sekeliling kedai.

Kebanyakan pengunjung adalah anak-anak muda. Mereka duduk berkelompok sambil bersanda gurau. Lalu ada juga sepasang kekasih yang duduk tak jauh di sampingnya, bercakap-cakap kemudian saling tertawa. Tipikal orang yang sedang mabuk kasmaran.

Lalu di depan sepasang kekasih itu terdapat 3 orang bapak-bapak yang sedang berbincang seraya meneguk beberapa gelas soju. Ada satu hal yang aneh, mereka berbincang menggunakan bahasa Inggris dengan logat Korea. Hal itu membuat Thalita penasaran dan menajamkan pendengarannya.

"Gunakan bahasa Inggris saja." Seorang pria yang menggunakan beani memulai pembicaraan.

"Memang apa yang ingin kau katakan?" sahut pria yang memiliki kepala plontos. Pria beani itu mencondongkan tubuhnya agak ke depan. "That rumor is true."

"Rumor apa?" tanya Pria berambut cepak. Pria itu meneguk segelas sojunya dan menatap si pria beani itu dengan sebelah alis yang terangkat.

"Pria itu. Cucu pertama keluarga Bang."

"Mwo? Jinjaro?!" tanya si kepala plontos. "Bukankah dia dikabarkan telah tewas sejak 13 tahun yang lalu?" lanjutnya.

Pria beani itu menggeleng. "Aku melihatnya sendiri. Dia sekarang berada di mansion utama di Gangnam."

yang jahat belum tentu jahat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang