33 | ganjang chiken

56 14 2
                                    

Salah satu kursi di ruangan itu diseret dan dibawa ke depan papan kaca yang terdapat banyak kertas berisikan note serta benang-benang merah yang saling terhubung dari satu kertas ke kertas lainnya. Seorang pria bertubuh tegap itu mendaratkan bokongnya di kursi tersebut dan meneguk sodanya seraya mengamati papan yang ada di hadapannya.

"Bagaimana dengan informan milikmu itu?" tanya seorang wanita berambut pendek dengan pakain casual yang tengah berdiri di samping papan kaca.

"Sedang dalam perjalanan."

"Kalau aku boleh tahu ... siapa dia?"

Rasya melirik wanita berdarah Korea yang merupakan salah satu agen NIS yang kebetulan bekerja sama dengannya kali ini. "Kau akan tahu nanti."

Wanita itu menaikkan salah satu alisnya. "Aku jadi penasaran," gumamnya.

Rasya mengangguk-anggukan kepalanya. "Itu terserahmu. Tapi dia sudah beristri, anyway."

"Ya! Aku sudah memiliki tunangan, Rasya-ssi!" ucap wanita itu seraya mendesis dan menatap garang pria tersebut.

"Aku tidak peduli." Rasya mengangkat bahunya acuh tak acuh.

"Kau tahu? Kelompok mereka sangat misterius. Pemerintah di negara kami tidak pernah main-main dengan mereka."

"Itu lumrah terjadi. Tapi kali ini presiden negaraku ingin mengungkap kasus tersebut."

"Terserah. Tapi aku hanya memperingatkan." Wanita yang bernama Kim Jungmi itu menghela napasnya. "Ini tidak mudah," lanjutnya.

"Aku tahu, Jungmi."

Kreek ....

Suara pintu terdengar, refleks membuat Rasya dan Jungmi menoleh dan mendapati Bang Chan bersama Dewata dan Nanda masuk ke dalam ruangan. Mereka bertiga datang seraya membawa sekantung plastik. Rasya mengernyit kala melihat Bang Chan dengan santai menarik kursi dari meja dan membawanya ke samping tempat dia sedang duduk.

"Mau ngapain lo?" tanya Rasya.

Jungmi sedikit tersentak kala melihat wajah pria itu. Namun beberapa detik kemudian, dia mengatur kembali ekspresinya.

"Lo bilang butuh bantuan gue, gimana sih?!" Bang Chan mendengkus. Dia menaruh kresek hitam yang dia pegang ke bawah kakinya, kemudian mengambil cemilan snack yang baru saja dia beli di minimarket dan memakannya dengan santai.

Jungmi terkekeh sarkas seraya menatap Bang Chan. Wanita itu menoleh ke arah Rasya dengan tatapan seakan-akan mengatakan, 'Are you freaking sure bout' this?'

"Ada apa dengan mu?" tanya Bang Chan seakan paham dengan tatapan Jungmi. "Ah! Aku paham. Perkenalkan, aku Chris. Kau mungkin kaget melihat wajahku yang mirip dengan Bang Chan Stray Kids. Aku tahu ini aneh, tapi memang kenyataannya seperti itu."

"Najis betul! Tinggal di Korea lo jadi makin narsis!" cibir Rasya.

Bang Chan mendengkus dan memilih lanjut menyantap snacknya. "Orang kenyataan. Gak percaya? Silahkan cek sendiri."

Nanda yang mendengar penuturan Bang Chan pun langsung inisiatif membuka ponselnya dan mencari mengenai boy band Stray Kids di laman pencarian. Dan selang satu menit kemudian, perempuan itu menutup mulunya seraya melotot ke arah Bang Chan yang ternyata telah mengamati perempuan itu sejak tadi.

Alhasil, Bang Chan mengedipkan sebelah matanya lalu kembali memasukan makanan ke dalam mulutnya. "See? Semirip itu, kan? Bedanya gue lebih ganteng dan gue lebih laki."

"Gak ada yang nanya pendapat lo, Kampret!" ucap Rasya ketus. Pria itu mendengkus kesal seraya meremukkan kaleng sodanya yang sudah habis dengan sekali teguk.

yang jahat belum tentu jahat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang