Kabar menghilangnya Bang Chan di pertengahan pesta, membuat beberapa tamu undangan bertanya-tanya. Seojun mengeraskan rahangnya seraya mengepalkan tangannya kuat-kuat. Kala beberapa orang yang bertugas mengawasi sepupunya itu melapor dan mengatakan jika Bang Chan berhasil kabur bersama seorang perempuan berperawakan Asia tenggara. Seojun sudah yakin, pasti itu Thalita.
"Lacak chip-nya, dasar bodoh!" maki Seojun. Pria itu terpaksa meninggalkan pesta lebih cepat.
"Di mana posisinya sekarang?!" tanya pria itu lagi kepada bawahannya.
"Dia di Myeongdong, Tuan."
Seojun memejamkan matanya dan dalam sedetik kemudian pria itu mengeluarkan pistolnya dari balik jasnya dan menembaki bawahannya itu tepat di kepalanya. Membuat bercak darahnya sedikit mengenai wajahnya.
Seojun menatap dua orang yang tersisa. Mereka menundukkan kepalanya dengan tubuh yang bergetar.
"Bawa sepupuku itu ke hadapanku secepatnya!!" teriaknya memerintahkan mereka.
"Baik, Tuan!"
Seojun mengelap noda darah di wajahnya dengan lengannya. "Dan bunuh perempuan itu. Jangan sampai biarkan dia hidup!" lanjutnya. "Atau kalian akan berakhir seperti dia." Seojun menatap pria yang tergeletak tak bernyawa dengan darah segar yang merembes keluar dari kepalanya.
"Baik, Tuan!" Mereka pun mengangguk cepat kemudian membungkukkan tubuhnya 90 derajat memberi hormat kepada pria itu. Seojun pun pergi meninggalkan mereka.
"Dasar cecunguk sialan!" umpat Seojun.
Jika saja dia bisa dengan mudah membunuh Bang Chan, pasti semua ini tidak akan rumit. Bang Chan bukan hanya sekedar sepupu kandungnya yang tersisa setelah Hyeji. Lupakan Hyeji, anak itu masih kecil, Seojun terlalu menyayanginya hingga tidak tega membunuhnya seperti apa yang telah dia lakukan kepada sepupunya Charles—adik pertama Bang Chan—beserta ayah dan ibunya.
Mengapa? Alasannya karena Bang Chan adalah kunci dari rencana rahasianya.
Sepupu sialannya itu, memiliki dan memegang sesuatu yang tidak dimiliki olehnya. Kakeknya, Bang Tae Jung—yang sekarang sudah sekarat dan berada di rumah sakit akibat penyakit kanker yang telah menggerogoti tubuhnya—tidak mau memberikan hak yang sama kepada dirinya seperti Bang Chan.
Menurut Bang Tae Jung, Seojun tidak memiliki jiwa kepemimpinan sebaik Bang Chan. Dan memilih memberikan semua harta warisannya kepada cucu pertamanya itu. Dan sialnya, Seojun tidak tahu letak harta—yang rumornya terdapat di tempat entah berantah—itu berada. Keluarga Bang bukanlah keluarga pengusaha biasa. Mereka cukup terkenal di sepenjuru dunia. Tentunya, harta itu sangatlah penting dan tak terhitung jumlahnya.
Meminta langsung kepada kakeknya pun, rasanya mustahil. Karena pria tua itu sebentar lagi menuju maut dan memiliki masalah dengan ingatannya. Jadi, solusi terakhirnya adalah memintanya langsung kepada Bang Chan secara baik-baik. Walau sebenarnya dia memaksanya dengan cara yang tidak baik-baik.
Sebenarnya, Seojun tidak peduli jika Bang Chan lebih memilih negaranya ketimbang keluarganya yang faktanya telah memberikan dirinya sebuah warisan dan amanah. Tapi Seojun sadar, dia membutuhkan sepupunya untuk merebut semuanya.
Tinggal selangkah lagi, Seojun akan mendapatkan apa yang dia inginkan.
* * *
Saat usia Bang Chan masih berumur 25 tahun, pria itu pernah memberikan sesuatu kepada Thalita, bertepatan dengan ulang tahun perempuan itu yang ke-24.
Selama bersahabat dengan Thalita, Bang Chan tidak pernah memberikan kejutan seperti ala-ala film remaja. Pria itu cukup memberikan apa adanya. Ucapan 'selamat ulang tahun tepat' jam 12 malam kemudian dengan hadiah di keesokkan harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
yang jahat belum tentu jahat
RomanceSesuci-sucinya manusia pada umumnya, pasti ada sedikit kotoran di hatinya walau itu hanya setitik. Jadi, menurut gue gak ada langkah benar atau langkah yang salah. Bad guy or good guy, that's not important at all. * Note: • ganti judul yang tadinya...