25 | kwitiaw goreng

67 14 2
                                    

warning : biasalah

*

Sebenarnya, pria yang bernama Park Woon Jun—pria yang diculik ke motel Thalita—masih berada di dalam kamarnya. Duduk diikat dan dilakban.

Saat Bang Chan sampai dan masuk ke dalam kamar motel perempuan itu, Woonjun langsung membelalakkan matanya tak percaya kala melihat sosok calon tuan mudanya berada di satu ruangan dengannya. Bang Chan terdiam sejenak sedangkan Thalita membuka kopernya dan mencari pouch berisi obat-obatan.

"Are you insane?" tanya Bang Chan kepada Thalita seraya menunjuk Woonjun.

"Gue ini orangnya nekat, okay?!" ucap Thalita setelah mendapatkan benda yang dia cari di dalam kopernya.

Perempuan itu menarik tangan Bang Chan untuk duduk di pinggir ranjang, melupakan sejenak Woonjun yang menonton mereka seraya berteriak tertahan lakban untuk minta dilepaskan.

Thalita mengeluarkan alkohol dan menuangkannya ke kapas dan mengusapkannya ke luka jahitan di belakang telinga Bang Chan. Pria itu meringis seraya meremas lututnya kala rasa sakit kembali terasa. Beberapa detik kemudian, Thalita memborehkan obat merah.

"Lo buang ke mana chip-nya?" tanya Bang Chan, kala perempuan itu kelar dengan kegiatannya dan sedang menutup botol obat merah.

"Ke tas anak sekolahan tadi di depan motel," jawabnya.

Bang Chan hanya mengangguk, kemudian menatap ke arah Woonjun. "Hey, Sir. Please just—just don't look me like that!" katanya.

Thalita terkekeh, perempuan itu meraih gaun tidurnya dan masuk ke dalam kamar mandi. Membiarkan Bang Chan berdua dengan pria itu.

"Well, aku tahu kau terkejut." Bang Chan alih-alih berdiri dan menghampiri Woonjun. Pria itu mengulurkan tangannya untuk melepas lakban di mulut Woonjun.

"Ah! Sial!! Bagaimana bisa kau sangat mirip dengan idola anakku?!" Yang pertama kali keluar dari mulut pria itu sukses membuat Bang Chan mengernyit.

"Kau telah dibekap oleh lakban hingga berjam-jam. Tapi kalimat itu yang keluar pertama kali dari mulutmu?" tanya Bang Chan seraya berkacak pinggang.

"Aku—aku masih tidak percaya dapat melihatmu sedekat ini."

"Ck!" Bang Chan berdecak. "Kau bekerja di bagian apa?"

"Kau bertanya kepada ku?" tanya Woonjun. Terkesan seperti orang tolol.

"Apa kau bodoh?! Siapa lagi manusia yang ada di depanku ini?!" tanya Bang Chan tersulut emosi.

"Maaf. Aku masih belum bisa percaya. A—aku bekerja di bagian logistik," jawab Woonjun. Pria itu menatap Bang Chan yang terdiam sejenak. "Tapi kalau aku boleh tahu, kenapa kau kemari? Bukankah pesta penyambutan dirimu sedang—" Ucapan Woonjun terhenti kala Thalita keluar dari kamar mandi dengan rambut yang terurai. Perempuan itu baru saja menghapus make up-nya dan mencuci muka. Dia menoleh ke arah Bang Chan yang terdiam menatap dirinya tanpa berkutik.

"Apa lo liat-liat?! Ngomongin gue ya, lo?" tuduh Thalita.

Bang Chan tertawa kecil. Pria itu tidak menjawab dan kembali menoleh ke arah Woonjun. "Kau tahu, istriku itu sangat posesif. Dia ingin aku cepat-cepat pergi meninggalkan pesta tersebut," kata Bang Chan seraya menyeringai jahil.

Woonjun terdiam. "Di—dia istrimu?" tanya Woonjun, sedikit ketakutan.

"Kenapa? Apa dia kasar padamu?" tanya Bang Chan.

Woonjun hanya terdiam, seketika teringat kejadian tadi pagi saat dia tersadar dari tidurnya dan tiba-tiba saja sudah diikat di kursi, lalu dia teringat bagaimana kejamnya perempuan itu saat mengintrogasinya, hingga dia tidak bisa berkutik.

yang jahat belum tentu jahat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang