warning : ciuman bentar
*
Sekitar pukul 7 malam, setelah menjemput Hyeji di salah satu restoran cepat saji yang telah Raka janjikan, mereka segera bertolak menuju apartemen mereka. Hyeji asik duduk di kursi belakang seraya memakan es krimnya. Sedangkan Thalita sibuk melihat-lihat berita terkini di ponselnya, dan Bang Chan terdiam seraya fokus mengemudi.
"Kita pindah. Malem ini juga." Bang Chan tiba-tiba berkata, membuat Thalita menolehkan kepalanya terkejut.
"Maksud lo, pindah apartemen?" tanya Thalita memastikan.
Bang Chan mengangguk. "Iya. Sekarang juga."
"HEH!!" Thalita menoyor kepala sahabatnya itu. "Apa-apaan maksud lo? Tiba-tiba pindah mendadak!"
"Di sana udah gak aman, Tal!" ucap Bang Chan. Thalita terdiam sejenak. Seketika ucapan Weng Lihan mengenai keluarga Bang yang ternyata diam-diam mengamati sahabatnya itu terlintas di pikirannya.
"Tapi—"
BRAKK!
Ucapan Thalita terhenti kala sebuah dorongan kuat menghantam bagian belakang mobil hingga membuat Hyeji—yang kebetulan tidak mengenakan sabuk pengaman—terhuyung ke depan dan menumpahkan es krimnya yang belum habis. Tangan Bang Chan dan Thalita refleks langsung menahan tubuh Hyeji.
Hyeji yang kaget, sontak menangis. Thalita pun menoleh ke arah belakang, melihat sebuah mobil hitam yang menabrak mereka barusan.
"Siapa—" Bang Chan mau protes, namun lagi-lagi terpotong kala sebuah truk besar melaju dengan kencang dari depan. Seketika Bang Chan mengganti tuas gigi dan membelokkan mobilnya menjauhi truk tersebut. "Bangsat! Siapa mereka?!"
Thalita yang panik, karena di dalam mobil terdapat anak kecil, lantas menyuruh Hyeji untuk menunduk dan bersembunyi di bawah kursi penumpang. "Eonni ... aku takut!" ucapnya seraya masih menangis.
"Tenang. Jangan takut, ada Eonni sama Oppa. Kamu diem di situ!" kata Thalita. Bang Chan masih sibuk menyetir, kala truk tersebut memutar arah dan balik mengejar mereka. Pria itu menekan pedal gas makin dalam dan menyalip beberapa kendaraan yang memenuhi jalan raya.
TIN!
BRAK!
Bang Chan membanting setir kemudi secara tiba-tiba, hampir menyerempet mobil yang hendak melaju di sampingnya. Pria itu memarkirkan mobilnya di sebuah club malam yang cukup sepi, dan mengambil sesuatu dari belakang kursi. Pria itu melemparkan jaket miliknya yang bewarna merah kepada Thalita. Perempuan itu langsung mengerti dan langsung mengenakannya. Bang Chan pun ikut mengenakan jaket hitamnya serta topi baseball miliknya. Setelahnya pria itu mengangkat tubuh Hyeji dan keluar dari dalam mobil. Disusul oleh Thalita.
Mereka berjalan dengan cepat keluar dari club menuju jalan raya dan menghentikan bus kopaja yang kebetulan sedang lewat, kemudian masuk dan duduk di tempat kosong. Meninggalkan mobilnya yang terparkir di club tersebut bersama para orang-orang misterius yang mengejar mereka barusan.
Selama perjalanan, Thalita maupun Bang Chan tidak mengucapkan sepatah katapun. Hingga akhirnya Hyeji yang duduk di pangkuan Thalita menarik lengan jaket Bang Chan. "Oppa ...."
Bang Chan menoleh. "Mwo?"
"Aku jadi tidur sama kalian berdua, kan? Aku takut ...."
Thalita mengernyit, lantas menoleh ke arah pria itu. Bang Chan menghela napasnya dan membalas menatap Thalita. "Lo mau? Sekali aja, tolong?" pinta pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
yang jahat belum tentu jahat
RomantikSesuci-sucinya manusia pada umumnya, pasti ada sedikit kotoran di hatinya walau itu hanya setitik. Jadi, menurut gue gak ada langkah benar atau langkah yang salah. Bad guy or good guy, that's not important at all. * Note: • ganti judul yang tadinya...