Guratan takdir yang mulai terlihat nyata dan menjadi kebenaran mulai menggetarkan Sigrad. Finale, yang notabene merupakan wilayah kekuasaan Sigrad mulai digegerkan dengan adanya sosok lelaki dengan sebutan Black Slayers yang menjadi buah bibir di seluruh familia.
Sigrad memang tidak begitu memperdulikan permasalahan ini, karena ia sedang berfokus untuk melaksanakan gelaran turnamen Zero dan pernikahannya yang sudah mendekati waktunya. Ia memerintahkan Ba-Mukang untuk mengumpulkan informasi tentang kegaduhan yang terjadi dan sosok Black Slayers yang dibicarakan ini.
"Mukang, apa benar pedang yang dijaga Dragnil telah menemukan tuannya?" tanya Sigrad yang tengah mengamati pasukannya berlatih di pelataran istana.
"Iya, Yang Mulia. Berita itu benar adanya, informan yang saya kirim tengah mengumpulkan informasi lanjutannya" ucap Mukang yang berdiri dibelakang Sigrad.
"Siapa orang yang bisa mencabut benda itu? Bahkan aku sekalipun cukup kesulitan untuk mengambil benda itu" ujar Sigrad dengan nada agak kesal.
"Dari yang kudengar, orang yang mengambilnya bahkan tidak memiliki familia sama sekali, Yang Mulia" jawab Mukang berusaha memenuhi semua informasi yang diinginkan Sigrad.
"Apa? Tidak memiliki familia?" Sigrad tampak terheran-heran mendengar ucapan Mukang.
"Ya, dia tidak memiliki familia dan asal-usulnya juga masih menjadi pertanyaan, Yang Mulia" ucap Mukang.
"Oh, jadi dia Unspoken?" tanya Sigrad.
"Saya tidak tahu pasti, tapi sepertinya begitu" jawab Mukang.
"Lalu, ada berita apalagi?"
"Kemarin sebuah berita baru saja diterima yang menyebutkan jika Yifrig dari familia Yunari baru saja terbunuh dan kepalanya dikirimkan ke hadapan ayahnya sendiri" jelas Mukang.
"Yunari? Maksudmu familia yang sedang berselisih dengan familia Tinari?"
"Benar tuan, kematian Yifrig ini sangat memukul Riichhard, sebagai pemimpin Yunari. Kematian Yifrig juga menyulut kemarahan calon isteri anda, Rura" jelas Mukang.
"Memangnya ada apa dengan Rura?" tanya Sigrad.
"Yifrig sudah seperti saudara untuk Rura, sehingga kematiannya membuat Rura sungguh terpukul dan ingin membalas perlakuan pembunuhnya ini"
"Begitu ya" jawab Sigrad singkat.
Sigrad memetik sebuah bunga yang merah merekah dan memberikannya pada Mukang. Ekspresi Ba-Mukang tampak sangat tercengang, ia merasa Sigrad akan melakukan sesuatu yang kejam. Sama dengan arti bunga yang Sigrad berikan padanya, sebuah bunga yang melambangkan kematian, Higanbana.
"Kumpulkan informasi tentang pemilik pedang itu, jika bisa bawa dia kehadapanku" titah Sigrad pada Ba-Mukang.
"Baik, Yang Mulia" jawab Mukang mematuhi.
***
Sebuah bangunan tua menyerupai sebuah kastil menjadi tujuan Jangki yang membawa Ior bersamanya. Kastil yang tak berpenghuni dan tampak sudah lama ditinggalkan oleh orang yang meninggalinya itu ternyata adalah tempat perjanjian antara Jangki dan sosok yang memintanya untuk membawa Ior.
"Hei, keluarlah!" teriak Jangki seolah sudah tahu jika ada orang yang menunggunya.
Dari kegelapan muncullah sesosok wanita dengan sorot mata tajamnya menghampiri Jangki yang tengah memangku Ior yang tak sadarkan diri.
"Disitu kau rupanya, aku sudah membawa orang yang kau sebutkan ini. Sekarang aku ingin melihat hadiah yang kau janjikan padaku" ucap Jangki seolah sudah tak sabar dengan imbalan yang dijanjikan oleh wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
7' STARS of THE UNIVERSE
FantasíaSetelah terbangun dari tidur siangnya ia terbangun di tempat yang sama sekali tidak ia ketahui. Ior, seorang pemuda biasa yang polos dan tidak memiliki kelebihan apapun, terjebak dan terbangun di dunia yang disebut "Finale" yang terbentuk dari tujuh...