18. An Opening for The Seven Sin War

16 5 7
                                    

"Melangkah adalah bagian paling kecil dari proses menghadapi suatu keinginan. Seberapa besar impian yang kau ingin gapai, tanpa melangkah, kau hanya mendengar aba-aba" 

 Seberapa besar impian yang kau ingin gapai, tanpa melangkah, kau hanya mendengar aba-aba" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Hei kau mau membawaku kemana Kakek?" Ior memerhatikan bahu yang sudah rapuh didepannya, berjalan menuntunnya melewati reruntuhan bangunan yang terlihat sangat kuno. 

"Berhenti memanggilku Kakek, usiaku baru 212 tahun" seloroh Dragnil, si penjaga Orthopus. 

"Itu sudah sangat tua, bahkan harusnya aku memanggilmu kakek buyut" sela Ior dengan nada meledek. "Lagipula, kau harus menjelaskan dulu, sebenarnya aku sedang berada dimana?" 

"Kau kan sudah tahu, kau sedang di Orthopus" jawab Dragnil. 

"Bukan begitu, tapi aku bukan orang yang berasal dari sini. Disini banyak hal aneh yang tidak aku jumpai di duniaku" jelas Ior. 

"Oh, maksudmu kau merasa asing dengan Finale?" tanya Dragnil sembari menolehkan pandangannya ke wajah Ior yang mengamati sekelilingnya. 

"Ya tentu saja. Di duniaku tidak ada hal-hal penuh ilusi seperti di hutan Lunar tadi" jawab Ior dengan nada cemas. 

Langkah Dragnil terhenti didepan sebuah air terjun tinggi yang sangat indah. Kesejukan merasuki seluruh tubuh Ior, harum dedaunan dan alam sekitar membuat pandangan Ior segar kembali. "Tempat apa ini Kakek?" Ior dengan spontan menanyakan hal itu pada Dragnil, Ior benar-benar terkesima dengan apa yang ia lihat.

"Bagus bukan?" tanya Dragnil singkat. 

Ior mengangguk acuh, ia teralihkan oleh indahnya air terjun yang ia dapati di hadapannya. 

"Ini adalah Urania. Tempat para leluhur yang mendirikan peradaban besar Finale" jelas Dragnil.

"Urania?" wajah polos Ior menggambarkan kekagumannya akan hal yang Dragnil jelaskan. 

"Kau mungkin kebingungan dengan apa yang sedang kau alami ini. Tapi semua sudah sesuai dengan ketetapannya, Ior" 

"Darimana kau tahu namaku, Kakek?" Ior terkejut tatkala Dragnil mengucapkan namanya. 

"Sudah kubilang, semua sudah sesuai dengan ketetapannya. Kedatanganmu ke Finale adalah salah satu tanda peperangan besar ini akan segera berlangsung" 

"Maksudmu, kau sudah tahu aku akan datang kesini?"

"Tentu saja. Bukankah kau sudah bertemu dengan laki-laki arogan itu? "

"Laki-laki arogan? Siapa yang kau maksud?" Ior tak memahami penjelasan Dragnil. 

Dragnil tersenyum, kemudian ia berjalan menuju sebuah telaga yang dipenuhi air yang mengalir deras dari Urania. Sementara Ior hanya melihatnya tanpa melakukan apa-apa. 

"Kau juga" ucap Dragnil halus. 

Ior pun membuka sepatu yang ia kenakan, melipat celananya dan melepas pakaiannya. Ia berjalan dengan perlahan menuju telaga Urania bersama dengan Dragnil. 

7' STARS of THE UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang