25. Chasing the Mistery

19 6 6
                                    

Pagi hari yang begitu tenang berubah menjadi sangat mencekam untuk Qina dan Ior yang sudah dikerumuni oleh segerombolan orang yang memasang wajah menyeramkan dengan senjata yang bermacam-macam di genggaman tangannya. 

Mereka seakan sudah menunggu Ior dan Qina keluar dari dalam gubuk yang mereka tempati untuk bermalam kemarin. Qina yang sudah merasa aman dan diselamatkan oleh lelaki yang memperbolehkannya bermalam di gubuknya itu, kini menyesali dirinya sendiri yang terlalu mudah mempercayai ucapan orang lain. 

Lelaki yang mengizinkannya bermalam kini berdiri tepat di depan hadapan Qina yang terlihat begitu takut dengan kerumunan orang yang berniat menyerang dirinya dan Ior. 

"A-- ada apa ini? Kenapa kalian membawa senjata-senjata itu?" ucap Qina dengan terbata-bata. 

Orang-orang hanya membalas ucapan Qina dengan tatapan yang muak dan kesal. 

"Apa yang kalian rencanakan? Hei kau, bukankah kau bilang tempat ini aman untuk kami singgahi?" tanya Qina merujuk pada lelaki yang memberinya izin untuk memakai gubuk tua itu. 

"Jangan banyak bertanya, serahkan laki-laki yang ada padamu kepada kami sekarang!" ucap lelaki itu dengan mata yang berapi-api. 

"Memangnya kenapa dengan laki-laki itu?" Qina berbalik  bertanya. 

"Kau tidak perlu banyak mengeluarkan pertanyaan. Kita disini tidak sedang berdiskusi, cepat serahkan, dan kami akan mengizinkanmu untuk hidup dan pergi dari sini" ancam lelaki itu pada Qina. 

Qina tak berkutik, ia menelan ludahnya sendiri. 

Kemudian Qina melirik kedalam gubuk itu, Ior masih tertidur pulas dan sangat tenang. Qina tidak ingin membangunkannya. 

"Aku tidak mau" jawab Qina singkat. 

"Sudah kubilang, ini bukan negosiasi. Aku sedang memberikanmu kesempatan hidup. Serahkan dia sekarang, atau kau akan kubunuh" ucap lelaki itu kejam. 

"Sudah kukatakan, aku tidak mau" jawab Qina sembari menghalangi pintu gubuk itu agar  tak dimasuki orang-orang yang sudah berhasrat membawa Ior. 

"Kau ini tidak bisa mengerti perkataan orang lain ya" lelaki itu tampak mengarahkan tangannya kelangit. 

Qina memerhatikan tindakan yang sedang dilakukan oleh lelaki itu. Kecurigaan Qina mulai muncul saat laki-laki itu seakan membentuk gestur yang sangat dikenali oleh Qina. 

"Apa yang sedang kau lakukan?!" Qina berteriak sembari berlari kearah lelaki itu. 

"Tampaknya kau tahu apa yang sedang kulakukan, benar bukan?" 

Tangan yang mengarah kelangit itu perlahan mulai mengepal dan membuat awan diatasnya berkumpul dan membentuk sebuah mendung yang teramat mendung. 

"Kau tahu? Sedari pertama aku melihatmu, aku sudah tahu jika kau adalah seorang Nurana" ucap lelaki itu. 

"Kau .. hentikan apa yang sedang kau lakukan. Apa kau ingin membunuh semua orang disini?!" Qina tampak semakin kesal dengan apa yang sedang laki-laki itu lakukan. Qina mengerti jika lelaki itu akan melakukan sesuatu yang membahayakan keselamatan semua orang. 

"Aku tidak perduli, biarkan semua orang mati. Aku hanya ingin mengambil lelaki itu dan mendapatkan harta yang sudah kudamba-dambakan" ucap lelaki itu semakin membuat Qina penasaran. 

"Apa yang sedari tadi kau bicarakan? Harta apa yang kau dapat dengan mengambil lelaki ini dariku?" ucap Qina. 

"Sudah jangan banyak bertanya, aku akan membunuhmu sekarang!" 

Saat awan mendung itu sudah berkumpul dalam satu kesatuan, lelaki itu merapalkan sebuah mantra pada bibirnya. Seakan memberikan isyarat jika ia akan melakukan sesuatu yang dapat merenggut nyawa dari setiap orang disana. 

7' STARS of THE UNIVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang