Happy reading ❤❤
"Ayo,bangkit bersaman" ucap Doni
Mereka bangkit bersama sama sama menguat kan diri mereka tak lupa panjatan doa yang mereka panjat kan pada sang ilahi
Mereka menunggu di ruang oprasi, hampir dua jam mereka menunggu tapi tak ada tanda tanda bahwa oprasi akan selesai
"Halo,kerumah sakit pelita sekarang,bunda kecelakaan "ucap Afgan tanpa meberikan seseorang di sebrang sana esemppatan untuk berbicara
Ia langsung menutup sambungan nya
Tak lama kemuadian Rafi dan Elang datang demgan raut wajah panik dan nafas terengah engah
"Bang?" Ucap Rafi menatap Afgan sendu
"Kenapa bisa " tanya Rafi dengan lemas
"Tabrak lari" jawan Afgan
Rafi langsung jatuh terduduk
" berdoa aja buat keselamatan dan kesembuhan bunda ,bunda kalian keritis" ucap Doni
Membuat Rafi mengangkat kepala nya menatap sang ayah
Rafi bisa melihat di sana ada pancaran kesedihan,juga ketakutan di mata sang ayah
Semua nya nyata,tak ada yang berbohong,semua benar benar terjadi.
Rafi merasakan ngilu di hatinya,lelaki yang biasa nya tampak gagah walau pun sudah termakan usia,kini terlihat kacau,di pipi nya masih terlihat bekas air mata
Elang memperhatika ayah nya,Afgan serta Rafa mereka sama sama kacau
"Lili mana?" Tanya Elang
" Ada di ruang VVIV kamboja,tadi pingsan"jawa Rafa
"Gue temenin Lili "ucap Elang
Langsung berjalan meningal kan mereka,bukan berjalan ke ruang VVIV ia malah masuk toilet
"Apa lagi tuhan" ucap nya sambil menarik rambut nya frustasi
"Bahkan kami baru menemukan kebahagiaan" ucap Elang
Perlahan mata nya mengeluar kan cairan bening
Bukan karna dia lelaki,namun siapa pun jika di hadap kan dengan kondisi seperti ini,pasti akan menangis.
Elang memang Lelaki,tapi ia juga manusia berhak mengelurkan kesedihan yang di rasa nya
Kesedihan terus melingkupi hatinya,dada nya sesak mata nya serta wajah nya memerah
Ia menangis,mengeluar kan segala rasa cemas yang mendera nya
Setelah hampir dua puluh menit ia habis kan di dalam toilet,kini ia membasuh wajah nya
Agar tak terlihat jika dirinya sehabis menangis.
Menyisakan hudung bangir dan mata indah itu saja yang memerah
Lalu ia berjaln menuju rungan Liliana
Melihat adik nya di pasnag infus sedang berbaring tak berdaya
Wajah nya terlihat pucat.
Elang duduk di sebelah berangkar
Mengusap kepala sang adik penuh kasih sayang
" bang" ucap Liliana pelan
"Apa sayang" jawab Elang
"Mau bunda" suara Liliana kini melirih
Elang bisa mersakan kesedihan nya. Sama, mereka semua sama-sama sedih
Lagi pula anak mana yang tidal sedih melihat atau pun mendengar ibu nya di antara mati dan hidup

KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Teen Fiction[ bebepara part di private,folow akun aku! ] ( squel dari liliana ) Dia yang kehilangan sinar nya Seperti Romeo yang kehilangan Julietnya Seperti Raja yang kehilangan Ratunya Seperti Alpha yang kehilangan lunanya Dia begitu dingin setelah kehilan...